Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Efek Hipogonadisme pada Tubuh dan Kemampuan Seksual

Myles Bannister

Gonad menghasilkan hormon dalam jumlah yang sesuai. Jika hormon yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh, kondisi hipogonadisme akan muncul dan menyebabkan beberapa masalah bagi tubuh secara umum dan kemampuan seksual pasangan.

Jenis hipogonadisme

Terdapat dua jenis hipogonadisme yang dapat dialami oleh pria atau wanita.

Hipogonadisme primer

Hipogonadisme primer terjadi ketika gonad tidak dapat menghasilkan hormon seks sesuai dengan kebutuhan. Otak sebenarnya sudah memberikan sinyal untuk melakukan produksi, namun organ tidak mampu melakukannya meski sinyal yang dikirimkan otak sudah diterima dengan baik.

Hipogonadisme pusat

Sementara itu, hipogonadisme jenis pusat terjadi karena otak tidak mampu mengirimkan sinyal pada organ untuk menghasilkan hormon, padahal gonad tidak mengalami masalah dan berfungsi dengan baik.

Penyebab hipogonadisme

Hipogonadisme pada pria dan wanita dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

  • Penyakit autoimun seperti penyakit Addison.
  • Penyakit yang mempengaruhi hati dan ginjal.
  • Gangguan pertumbuhan pada testis.
  • Penyakit genetik seperti sindrom Turner dan sindrom Klinefelter.
  • Tubuh menyerap zat besi yang berlebihan dari makanan dan minuman, yang menyebabkan kondisi hemochromatosis.
  • Paparan radiasi dalam jangka waktu yang lama secara tidak langsung.
  • Pernah menjalani operasi pada organ seksual.
  • Gangguan genetik seperti sindrom Kallmann.
  • Infeksi yang disebabkan oleh HIV.
  • Obesitas yang tidak terkendali dan tidak segera mendapatkan penanganan.
  • Kekurangan nutrisi terutama saat masa kecil.
  • Terkena operasi pada otak.
  • Adanya tumor pada kelenjar pituitary.
  • Peradangan yang disebabkan oleh TBC.
  • Penggunaan obat berbahaya seperti steroid untuk meningkatkan pertumbuhan otot.

Gejala hipogonadisme

Gejala hipogonadisme pada pria dan wanita memiliki perbedaan. Pada pria, gejala yang sering muncul meliputi:

  • Rambut rontok secara tidak normal, menyebabkan kebotakan parah.
  • Penurunan massa otot.
  • Pertumbuhan payudara yang tidak normal atau mengalami kondisi gynecomastia.
  • Gangguan pertumbuhan penis dan testis, terutama saat masa pubertas. Gangguan ini menyebabkan ukuran testis dan penis yang kecil.
  • Sering mengalami disfungsi ereksi karena tingkat hormon seks yang rendah.
  • Osteoporosis.
  • Penurunan gairah seksual.
  • Kemandulan.
  • Gangguan konsentrasi.

Sementara itu, gejala hipogonadisme pada wanita meliputi:

  • Menstruasi yang tidak teratur, wanita biasanya tidak mengalami menstruasi selama beberapa bulan.
  • Pertumbuhan payudara yang terhambat.
  • Tubuh terasa panas dan sering berkeringat di beberapa bagian tertentu.
  • Penurunan gairah seksual.
  • Kehilangan rambut secara perlahan.
  • Produksi cairan seperti susu dari payudara.

Efek hipogonadisme

Efek hipogonadisme pada pria dan wanita sangat signifikan. Secara umum, efek ini mempengaruhi pertumbuhan organ yang dipengaruhi oleh hormon seks. Ciri seksual primer dan sekunder pada pria dan wanita tidak akan terlihat dengan sempurna. Selain itu, kemungkinan kehidupan seksual pasangan juga akan mengalami penurunan.

Seperti yang terlihat dari gejala di atas, pria akan mengalami penurunan kemampuan ereksi. Penurunan ini membuat pria kesulitan melakukan hubungan seks dan pembuahan. Pada wanita, hipogonadisme dapat menghambat pertumbuhan organ seksual, sehingga kesempatan untuk hamil juga menurun.

Hipogonadisme dapat terjadi pada siapa saja dan penyembuhannya cukup sulit. Terapi hormon harus dilakukan untuk mengembalikan kemampuan seksual dan reproduksi pada pria maupun wanita.

Hipogonadisme dapat terjadi pada siapa saja dan penyembuhannya cukup sulit. Terapi hormon harus dilakukan untuk mengembalikan kemampuan seksual dan reproduksi pada pria maupun wanita.

About The Author

Apakah Sering Mengantuk Jadi Gejala Diabetes? Cek Faktanya

Bronkodilator: Manfaat, Jenis, Dosis, Interaksi Obat, Efek Samping, dll