Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Efek Gigitan Kutu Caplak dan Cara Mencegahnya

Myles Bannister

Caplak adalah jenis kutu pengisap darah yang banyak ditemukan di hewan peliharaan seperti anjing atau kucing. Simak penjelasan tentang efek gigitan kutu caplak dan cara membasminya di bawah ini.

Infeksi Caplak pada Manusia

Tubuh manusia bukanlah pilihan utama bagi kutu karena manusia tidak menjadi inang yang baik. Manusia menjadi tempat bagi kutu dewasa lapar yang belum menemukan hewan peliharaan atau inang lain yang lebih cocok.

Caplak memiliki gigi yang disebut chelicerae untuk menyayat kulit inangnya dan memasukkan mulutnya. Bagian mulutnya mengandung hypostome yang berfungsi mengaitkan caplak di tubuh inangnya.

Darah inang dipompa oleh muscular pharynx, dan kelenjar saliva caplak memproduksi antikoagulan yang mencegah darah inang terkoagulasi selama caplak mengisap darah.

Kutu caplak dari genus Ixodes juga mensekresi immunosuppressive dan bahan anti inflammatory di area gigitan. Bahan-bahan tersebut memungkinkan caplak mengisap darah sebanyak mungkin tanpa disadari oleh inangnya.

Penyakit caplak dapat menularkan banyak patogen seperti bakteri, rickettsia, spirochete, protozoa, virus, nematoda, dan toksin. Satu gigitan bisa menularkan banyak patogen. Beberapa penyakit infeksi yang ditularkan oleh gigitan caplak adalah:

  • Lyme disease
  • Human granulocytic
  • Monocytic ehrlichiosis
  • Babesiosis
  • Relapsing fever
  • Rocky mountain spotted fever
  • Colorado tick fever
  • Q fever
  • Lumpuh caplak (tick paralysis)
  • Boutonneus fever
  • Tick borne encephalitis

Gejala yang Bisa Muncul

Pada banyak kasus, gigitan kutu tidak menimbulkan gejala yang nyata. Namun, pada individu yang memiliki alergi atau pada anak-anak, gigitan bisa menyebabkan reaksi seperti gatal dan pembengkakan.

Kulit juga bisa menjadi iritasi, ada rasa nyeri di sekitar gigitan, dan terkadang muncul ruam. Menggaruk area gigitan juga bisa menyebabkan infeksi sekunder.

Ada dua komplikasi utama dari infeksi caplak: reaksi alergi dan infeksi sekunder. Jika seseorang mengalami gejala berikut, penanganan medis harus segera dilakukan:

  • Sulit bernapas
  • Mual
  • Pembengkakan pada bibir atau wajah

Perawatan medis juga diperlukan jika terjadi pembengkakan kelenjar, rasa sakit yang luar biasa di sekitar gigitan, atau kemerahan yang berlebihan.

Kutu juga bisa membawa penyakit yang ditularkan melalui gigitan seperti flea-borne spotted fever, plague, tifus, dan cat scratch fever.

Cara Membasmi Kutu Caplak di Rumah

Faktor utama yang menyebabkan keberadaan kutu di dalam rumah adalah kehadiran hewan peliharaan. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara menghilangkan kutu di dalam rumah.

Berikut adalah hal-hal penting yang perlu diperhatikan:

1. Aspek Lingkungan

Agar kutu caplak tidak berkembang biak, perhatikan sanitasi rumah. Telur, larva, nimfa, dan sebagian caplak dewasa bisa bersembunyi di bawah seprai, karpet, tempat yang lembap, dan tempat tidur hewan peliharaan.

Bersihkan lantai rumah setiap hari, rutin ganti seprai dan kain lainnya, dan semprotkan cairan pestisida ke sudut-sudut ruangan. Selain itu, kendalikan populasi hewan liar seperti tikus karena mereka bisa menjadi inang caplak yang baik.

2. Aspek Individu

Jika Anda memiliki hewan peliharaan, lakukan perawatan rutin untuk mencegah kutu berkembang di tubuh mereka. Misalnya, bawa mereka ke salon hewan secara rutin atau gunakan obat anti kutu.

Referensi

  1. LaVoie, Laura. 2017. Everything you need to know about fleabites. https://www.medicalnewstoday.com/articles/311941. (Diakses pada 29 Desember 2021).
  2. Widiastuti, Dyah. 2008. Caplak, Tidak Hanya Membuat Gatal. https://media.neliti.com/media/publications-test/publications/57384-ID-none.pdf. (Diakses pada 29 Desember 2021).

About The Author

Retinopati Diabetik: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Kaya Nutrisi, Ini 7 Manfaat Konsumsi Belut untuk Ibu Hamil