Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mengenal Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)

Myles Bannister

Ductal carcinoma in situ atau intraductal cancer merujuk pada sel kanker yang terbentuk dalam saluran dan belum menyebar. Saluran menjadi tersumbat dan membesar seiring dengan pertumbuhan sel kanker di dalamnya. Kalsium cenderung terkumpul dalam saluran yang tersumbat dan terlihat dalam mamografi sebagai kalsifikasi terkluster atau tak beraturan atau kalsifikasi mikro pada hasil mammogram seorang wanita tanpa gejala kanker.

DCIS bisa menyebabkan keluarnya cairan puting atau munculnya massa yang terlihat atau dirasakan, dan terlihat pada mamografi. DCIS kadang ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan biopsy tumor jinak. Sekitar 20%-30% kasus kanker payudara ditemukan saat mamografi. Jika diabaikan, DCIS bisa berkembang menjadi kanker invasif dengan potensi penyebaran ke seluruh tubuh.

DCIS muncul dalam dua tipe sel yang berbeda, di mana salah satu sel cenderung lebih invasif dari tipe satunya. Tipe pertama, dengan perkembangan lebih lambat, terlihat lebih kecil dibandingkan sel normal. Sel ini disebut solid, papillary, atau cribiform. Tipe kedua, disebut comedeonecrosis, sering bersifat progresif di awal perkembangannya, terlihat sebagai sel yang lebih besar dengan bentuk tak beraturan. Karena berkembang dengan cepat, sel ini cenderung membutuhkan gula dan oksigen yang lebih banyak.

Meski tidak dikategorikan sebagai kanker karena masih bersifat in situ, bila kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, kemungkinan penyebaran bisa terjadi, dan akhirnya menjadi kanker-invasif sejati. Kita tidak dapat memprediksi kapan hal tersebut terjadi. Karenanya, penanganan DCIS haruslah sangat cermat, tepat, dan baik, agar menghasilkan hasil yang baik juga, khususnya untuk mencegah timbulnya kanker payudara invasif.

Diagnosis

Seiring semakin dikenalnya mamografi, DCIS lebih sering ditemukan dibandingkan di masa lalu. Semakin jarang wanita yang didiagnosis DCIS setelah mereka menemukan benjolan atau perubahan lain pada payudara seperti keluarnya cairan dari puting.

DCIS sering terlihat sebagai satu pola kalsifikasi mikro dalam hasil mamogram. Meski bentuk dan ukuran kalsifikasi yang ada diduga sebagai DCIS oleh ahli radiologi, pemeriksaan lebih lanjut masih diperlukan. Biasanya dokter akan menyarankan pasien melakukan core needle biopsy, dengan mengambil sedikit jaringan dengan jarum, di bawah pengaruh bius lokal. Contoh jaringan tersebut kemudian dikirim ke ahli patologi. Diagnosis juga dapat dilakukan dengan biopsy operasi terbuka.

Pengobatan DCIS bergantung pada kondisi masing-masing wanita. Penanganan yang sering dilakukan adalah mengangkat area DCIS dengan sedikit jaringan di sekitarnya yang belum terkena. Selanjutnya, pengobatan secara radiologi disarankan untuk mematikan sel kanker yang diduga masih ada. Namun, terapi radiasi ini memiliki efek samping yang harus dipahami oleh setiap pasien sebelum melakukannya.

Setelah operasi pengangkatan berhasil dilakukan, dengan atau tanpa terapi radiasi, tetap ada risiko timbulnya kembali DCIS. Kadang tetap bersifat in situ, namun tidak jarang justru menjadi kanker payudara yang bersifat invasif (menyebar ke jaringan di luar saluran susu).

Untuk beberapa wanita, dokter menganjurkan untuk menjalani mastektomi (pengangkatan payudara yang terkena DCIS). Setelah mastektomi, tidak perlu penanganan lebih lanjut, dan risiko terkena kanker payudara di masa depan hanya sekitar satu persen. Payudara yang sehat harus diperiksa secara teratur dengan mamografi dan pemeriksaan fisik.

Tindak lanjut

Setelah Anda menjalani pengobatan DCIS, Anda mungkin akan disarankan untuk lebih sering melakukan mamogram dan pemeriksaan fisik secara teratur daripada sebelumnya. Dokter juga akan menyarankan Anda untuk lebih memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada payudara.

Terapi tamoxifen akan disarankan setelah DCIS terdiagnosis dan diobati. Tablet ini harus dikonsumsi selama 5 tahun. Tamoxifen telah terbukti memiliki peran dalam menangani kanker payudara invasif, dan sekarang ada uji klinis yang mengindikasikan tamoxifen dapat mengobati DCIS.

Terapi pengganti hormon

Wanita yang didiagnosis mengidap DCIS mungkin juga harus mempertimbangkan terapi pengganti hormon atau hormone replacement therapy (HRT), jika mereka mendapat DCIS saat menopause. Meski risikonya belum jelas, manfaat HRT bisa dirasakan oleh wanita yang menjalaninya. Jika Anda tertarik melakukan HRT, diskusikan kondisi Anda dengan dokter Anda. Terutama, bahas tentang dosis, durasi terapi, serta persiapan yang akan membantu mengatasi masalah yang muncul saat menopause.

Wanita yang didiagnosis mengidap DCIS mungkin juga harus mempertimbangkan terapi pengganti hormon atau hormone replacement therapy (HRT), jika mereka mendapat DCIS saat menopause. Meski risikonya belum jelas, manfaat HRT bisa dirasakan oleh wanita yang menjalaninya. Jika Anda tertarik melakukan HRT, diskusikan kondisi Anda dengan dokter Anda. Terutama, bahas tentang dosis, durasi terapi, serta persiapan yang akan membantu mengatasi masalah yang muncul saat menopause.

About The Author

10 Penyebab Benjolan di Kepala, dari yang Ringan hingga Berbahaya

Mengapa Kita Terkadang Ngiler Saat Tidur