Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Mengenal Air Ketuban dan Fungsinya bagi Janin

Myles Bannister

Cairan ketuban memiliki banyak fungsi penting untuk perkembangan janin yang sehat. Cairan ini mengelilingi bayi yang tumbuh di rahim dan jumlahnya akan semakin meningkat selama kehamilan. Berikut informasi seputar ketuban beserta fungsinya yang perlu Ibu ketahui.

Apa Itu Air Ketuban?

Air ketuban adalah cairan hangat yang melindungi bayi dalam kandungan. Pada tingkat tertinggi, air ketuban bisa mencapai 1 liter.

Pada usia kehamilan 36 minggu, kadar air ketuban dapat berkurang dan menjadi tanda persiapan kelahiran bayi Anda. Jumlah air ketuban yang masih mengelilingi bayi dapat diperkirakan melalui pemeriksaan USG.

Air ketuban diproduksi oleh tubuh ibu dan terdiri dari air, elektrolit, protein, karbohidrat, lipid, mineral, dan urea. Komposisi ini bisa berubah tergantung asupan nutrisi selama kehamilan. Setelah usia kehamilan 20 minggu, air ketuban didominasi oleh air seni janin.

Cairan ketuban seharusnya tidak berbau aneh, meskipun mengandung urin karena biasanya telah bercampur dengan cairan vagina dan bintik-bintik darah. Air ketuban yang normal harus jernih atau berwarna kekuningan. Ketuban yang terlihat hijau atau kecoklatan menandakan bahwa bayi telah buang air besar pertama kalinya (mekonium) saat dalam kandungan. Bayi umumnya buang air besar pertama setelah lahir.

Fungsi Air Ketuban

Beberapa fungsi air ketuban yang perlu diketahui adalah:

  • Melindungi janin dari tekanan luar dan sebagai peredam kejut.
  • Mengontrol suhu agar janin tetap hangat dan teratur.
  • Mencegah infeksi dengan kandungan antibodi di dalamnya.
  • Melatih pencernaan dan sistem pernapasan karena janin dapat bernapas dan menelan ketuban.
  • Membantu perkembangan otot dan tulang karena membiarkan janin bergerak dengan bebas.
  • Mencegah tubuh janin terjepit dan memastikan asupan makanan dan oksigen tetap terjaga.
  • Membersihkan zat-zat yang asing saat persalinan.
  • Membantu proses pembukaan serviks uteri saat persalinan.

Jumlah Air Ketuban Normal

Jumlah air ketuban biasanya meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Jumlah air ketuban terbanyak biasanya terjadi sekitar usia kehamilan 36 minggu. Berikut adalah jumlah air ketuban normal selama kehamilan:

  • Usia kehamilan 12 minggu: 60 mililiter
  • Usia kehamilan 16 minggu: 175 mililiter
  • Usia kehamilan 34-38 minggu: 400 hingga 1.200 mililiter

Jumlah air ketuban dapat diukur melalui pemeriksaan USG dengan menggunakan indeks cairan ketuban atau amniotic fluid index (AFI) serta kantung vertikal maksimum atau maximum vertical pocket (MVP). Jika AFI kurang dari 5 cm dan MVP kurang dari 2 cm, maka jumlah cairan ketuban dianggap terlalu rendah.

Kondisi Kekurangan atau Kelebihan Air Ketuban

Jumlah air ketuban di luar jumlah normal dapat menjadi indikasi kondisi yang perlu diwaspadai selama kehamilan. Berikut adalah dua kondisi yang mungkin terjadi:

1. Oligohidramnion

Oligohidramnion adalah kondisi ketuban terlalu sedikit. Kondisi ini terjadi jika AFI kurang dari 5 cm dan MVP kurang dari 2 cm. Oligohidramnion bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi kesehatan ibu seperti pertumbuhan terbatas, hipertensi kronis, preeklampsia, diabetes, lupus, atau masalah dengan plasenta. Oligohidramnion dapat terjadi pada usia kehamilan berapapun dan dapat menyebabkan risiko kelahiran prematur, cacat lahir, atau kematian neonatal.

2. Polihidramnion

Polihidramnion adalah kondisi terlalu banyaknya air ketuban. Kondisi ini terjadi jika AFI melebihi 25 cm dan MVP lebih dari 8 cm. Beberapa kelainan janin dapat memicu kondisi ini, seperti gangguan pencernaan, gangguan otak atau sistem saraf, gangguan pertumbuhan tulang, masalah denyut jantung janin, infeksi, kelainan paru, atau ketidakcocokan darah antara ibu dan anak. Polihidramnion dapat menyebabkan risiko komplikasi persalinan seperti persalinan prematur, ketuban pecah dini, atau kematian bayi.

Ciri-Ciri Air Ketuban Pecah

Agar dapat membedakan air ketuban pecah dan bukan cairan vagina atau urin, kenali ciri-ciri air ketuban:

  • Warna air ketuban adalah bening.
  • Air ketuban kadang keluar bersama lendir atau darah.
  • Air ketuban tidak berbau.
  • Air ketuban terkadang dapat meninggalkan noda putih di pakaian dalam.

Air ketuban bisa pecah lebih awal dari seharusnya dan berpotensi serius. Jika mengalami kebocoran atau pecahnya air ketuban, segera periksakan ke dokter untuk mengetahui apakah kondisi ini merupakan tanda kelahiran. Penting juga untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala ketuban rembes atau pecah.

Referensi

  1. Nall Rachel. 2023. Leaking Amniotic Fluid During Pregnancy: What Does It Feel Like?. [Online] Available at: https://www.healthline.com/health/pregnancy/leaking-amniotic-fluid. Accessed on 6 June 2023.
  2. Smith Lori. 2018. What’s to Know About Amniotic Fluid. [Online] Available at: https://www.medicalnewstoday.com/articles/307082. Accessed on 6 June 2023.
  3. Anonim. 2023. Polyhydramnios. [Online] Available at: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/polyhydramnios/symptoms-causes/syc-20368493. Accessed on 6 June 2023.
  4. Pratt Elizabeth. 2023. What Is Amniotic Fluid?. [Online] Available at: https://www.verywellhealth.com/amniotic-fluid-5120311. Accessed on 6 June 2023.
  5. Anonim. 2021. Labor and Delivery, Postpartum Care. [Online] Available at: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/water-breaking/art-20044142. Accessed on 6 June 2023.
  6. Leach Jenny. 2021. When Your Waters Break. [Online] Available at: https://www.babycentre.co.uk/a1053562/when-your-waters-break. Accessed on 6 June 2023.

About The Author

Kenali Bahaya Penggunaan Obat Aborsi tanpa Pengawasan Dokter

Lincomycin – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping