Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Dislipidemia: Penyebab, Gejala, dan Lainnya

Myles Bannister

Membaca terus untuk mengetahui lebih banyak tentang dislipidemia. Cari tahu apa itu dislipidemia. Temukan beberapa gejala dislipidemia. Dan temukan penyebab dislipidemia. Informasi penting lainnya seperti jenis-jenis dislipidemia, cara mengatasi dislipidemia, dan lainnya bisa Anda temukan di bawah ini.

Apa itu dislipidemia?

Dislipidemia adalah kondisi medis dengan perubahan kadar lipid darah menjadi tidak normal. Lipid darah adalah zat lemak dalam darah seperti trigliserida, kolesterol HDL, kolesterol LDL, atau kombinasi lipid

Kondisi dislipidemia bisa berupa tingginya kadar trigliserida dan kolesterol LDL di arteri atau rendahnya kadar kolesterol HDL di arteri. Informasi tentang jenis lipid darah yang mengalami perubahan ini penting untuk mengetahui jenis dislipidemia dan cara mengobatinya.

Jenis-jenis dislipidemia

Jenis-jenis dislipidemia tergantung pada jenis kadar lipid darah yang tidak normal. Jenis-jenis dislipidemia juga dibagi berdasarkan penyebabnya. Ada dua jenis dislipidemia berdasarkan penyebabnya.

1. Dislipidemia primer

Dislipidemia primer adalah jenis dislipidemia yang disebabkan oleh faktor genetik. Jenis dislipidemia primer dapat diturunkan secara genetik. Salah satu contoh kondisi dislipidemia primer yang sering muncul adalah hiperlipidemia.

1.1 Hiperlipidemia

Hiperlipidemia adalah kondisi dislipidemia primer dengan kadar trigliserida atau kadar kolesterol LDL yang tinggi. Orang-orang dengan masalah dislipidemia primer memiliki risiko penyakit arteri koroner dini.

1.2 Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia juga merupakan kondisi lain dari dislipidemia primer. Hiperkolesterolemia terbagi menjadi hiperkolesterolemia familial dan hiperkolesterolemia poligenik.

Kedua kondisi hiperkolesterolemia baik familial maupun poligenik adalah kondisi dislipidemia primer dengan kadar kolesterol total yang tinggi. Kolesterol total adalah akumulasi kadar kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan setengah kadar trigliserida.

Kadar kolesterol total di atas 200 mg/ dL darah bisa didiagnosis sebagai hiperkolesterolemia. Kadar kolesterol total di bawah 200 mg/dL dianggap normal dan tidak didiagnosis memiliki hiperkolesterolemia.

1.3 Hiperapobetalipoproteinemia

Kondisi lain dari dislipidemia primer adalah hiperapobetalipoproteinemia. Hiperapobetalipoproteinemia adalah kondisi dislipidemia primer dengan mutasi pada lipoprotein LDL atau apolipoprotein.

Kadar apolipoprotein B di darah menjadi tinggi. Kondisi hiperapobetalipoproteinemia juga bisa menjadi jenis dislipidemia sekunder. Orang-orang dengan hiperapobetalipoproteinemia akan kesulitan memecah trigliserida dan kolesterol LDL.

Hal ini bisa menyebabkan kondisi dislipidemia primer lainnya, seperti hipertrigliseridemia dan hiperkolesterolemia poligenik. Kedua kondisi ini terjadi karena tubuh sulit memecah trigliserida dan kolesterol LDL.

2. Dislipidemia sekunder

Dislipidemia sekunder disebabkan oleh faktor lain selain genetik. Penyebab yang paling umum dari dislipidemia sekunder adalah kondisi medis dan gaya hidup. Beberapa contoh kondisi medis yang bisa menyebabkan dislipidemia adalah:

  • obesitas
  • infeksi berat
  • hipotiroidisme
  • sindrom Cushing
  • penyakit diabetes
  • sindrom metabolik
  • penyakit radang usus
  • sindrom ovarium polikistik
  • konsumsi alkohol berlebihan

Gejala dislipidemia

Beberapa kasus dislipidemia kadang-kadang terjadi tanpa disadari. Dalam kasus seperti ini, tes darah atau tes lainnya diperlukan. Namun, seringkali dislipidemia memiliki beberapa gejala. Gejala dislipidemia adalah informasi penting agar Anda dapat mengenali kondisi tersebut dengan cepat.

Berikut adalah beberapa gejala dislipidemia yang perlu Anda kenali:

  • pusing
  • nyeri dada
  • sesak napas
  • keringat dingin
  • gangguan tidur
  • pingsan
  • masalah pencernaan
  • mual dan muntah
  • jantung berdebar
  • kelelahan
  • nyeri di kaki saat berdiri atau berjalan
  • bengkak di kaki

Diagnosis dislipidemia

Dislipidemia bisa didiagnosis oleh dokter melalui pemeriksaan darah sederhana. Pemeriksaan darah ini bertujuan untuk memeriksa kadar trigliserida, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL.

Kadar semua jenis lipid darah ini akan diperiksa untuk mengetahui jenis lipid mana yang tidak normal. Sebaiknya lakukan pemeriksaan darah ini setiap tahun secara rutin.

Hal ini karena kadar lipid darah biasanya berubah setiap tahun. Jika sedang menjalani terapi obat untuk mengatasi dislipidemia, maka pemeriksaan darah akan dilakukan lebih sering.

Penyebab dislipidemia

Dislipidemia tidak terjadi tanpa penyebab. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan dislipidemia. Penyebab dislipidemia membagi kondisi ini menjadi dua jenis, yaitu dislipidemia primer dan dislipidemia sekunder.

Berikut adalah beberapa penyebab dislipidemia:

1. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan penyebab dislipidemia yang umum terjadi. Penyebab ini menyebabkan seseorang diklasifikasikan memiliki dislipidemia primer. Seseorang dengan orang tua yang memiliki dislipidemia memiliki risiko lebih tinggi terhadap dislipidemia.

2. Masalah medis

Masalah medis adalah penyebab dislipidemia lainnya. Dislipidemia yang disebabkan oleh masalah medis dikategorikan sebagai dislipidemia sekunder. Beberapa masalah medis yang bisa menyebabkan dislipidemia, antara lain penyakit hati, diabetes, dan hipertiroid.

3. Gaya hidup yang tidak sehat

Gaya hidup yang tidak sehat adalah penyebab dislipidemia yang sering terlupakan. Gaya hidup yang sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan. Beberapa contoh gaya hidup yang bisa memicu dislipidemia meliputi merokok, minum alkohol, pola makan yang buruk, kurang olahraga, dan lainnya.

4. Faktor usia

Meskipun tidak dapat dihindari, bertambahnya usia menjadi penyebab dislipidemia. Orang yang semakin tua memiliki risiko tinggi terkena dislipidemia dengan kadar kolesterol LDL yang tinggi.

5. Terapi obat-obatan tertentu

Terapi obat tertentu dapat menyebabkan dislipidemia. Contoh obat-obatan yang dapat menyebabkan dislipidemia termasuk pil KB atau kontrasepsi oral, beta blocker, obat HIV, dan obat lainnya.

Cara mengobati dislipidemia

Ada beberapa cara untuk mengobati dislipidemia. Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat merupakan cara alami untuk mengobati dislipidemia. Dengan gaya hidup yang sehat, kadar kolesterol dan trigliserida bisa terkontrol dengan baik.

Mulailah dengan mengubah pola makan menjadi sehat dan teratur. Konsumsilah lebih banyak air putih, sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Hindari atau kurangi makanan berlemak jenuh dan gula rafinasi.

Hentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol yang tidak sehat. Lakukan olahraga harian secara teratur untuk menurunkan kadar kolesterol LDL.

Selain menjalani gaya hidup sehat, pengobatan dengan obat-obatan sering digunakan untuk mengobati dislipidemia. Statin adalah jenis obat yang sering digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol LDL. Statin menghambat produksi kolesterol di hati sehingga kadar kolesterol turun. Selain statin, ada juga obat nonstatin lainnya seperti ezetimibe, fibrat, niasin, lomitapid, dan inhibitor lainnya yang diresepkan oleh dokter.

Obat-obatan ini membantu mengurangi kadar kolesterol LDL. Statin menghambat produksi kolesterol di hati sehingga kadar kolesterol turun. Selain statin, ada juga obat nonstatin lainnya yang biasa digunakan sebagai tambahan seperti ezetimibe, fibrat, niasin, lomitapid, dan inhibitor tertentu.

About The Author

Sanmol Drop – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Mengenal Diet GOLO: Kelebihan dan Kekurangannya