Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Diare saat Puasa: Penyebab dan Cara Mengatasi

Myles Bannister

Diare saat puasa adalah kondisi yang sulit dihadapi. Dalam beberapa kasus, kondisi ini memaksa pembatalan puasa sampai gejalanya membaik. Dalam tulisan ini, kami akan menjelaskan penyebab dan cara mengatasi diare saat berpuasa.

Apa itu Diare?

Diare adalah kondisi ketika makanan dan nutrisi yang melewati saluran pencernaan bergerak terlalu cepat dan dikeluarkan dari tubuh tanpa diserap. Kondisi ini membuat penderitanya sering mengalami buang air besar yang encer, dehidrasi, dan kekurangan gizi makanan.

Diare dapat menyebabkan stres dan masalah kesehatan saat puasa. Hal ini terjadi karena saat berpuasa, tubuh sudah dalam keadaan lelah, pusing, dan mual. Gejala-gejala ini dapat memburuk jika ada diare.

Bahkan, bagi beberapa orang, diare saat puasa dapat menyebabkan dehidrasi berat. Oleh karena itu, disarankan untuk membatalkan puasa sampai kondisi membaik.

Gejala Diare saat Puasa

Diare adalah proses alami tubuh untuk mengeluarkan racun dan bahan beracun dari usus. Tetapi, diare yang disertai lendir atau darah bisa menjadi tanda masalah serius seperti infeksi virus, bakteri, atau amoeba.

Gejala-gejala diare saat puasa dapat mencakup:

  • Pusing.
  • Mual.
  • Lemas.
  • Kram.
  • Kekurangan gizi.
  • Malabsorpsi.

Jika mengalami gejala-gejala berikut ini saat diare saat puasa, segera batalkan puasa:

  • Pusing.
  • Nyeri dada.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit perut.
  • Lemas atau hilang kesadaran.

Waktu yang Tepat untuk Mencari Pertolongan Medis

Sebelum memulai atau saat mengalami masalah kesehatan saat berpuasa, termasuk diare, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Diare dapat menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi biasanya tidak membahayakan nyawa. Namun, segera dapatkan pertolongan medis jika mengalami beberapa gejala berikut bersamaan dengan diare:

  • Gejala diare disertai darah.
  • Merasa sakit saat buang air besar.
  • Mengalami pembengkakan di sekitar usus.

Penyebab Diare saat Puasa

Diare dapat terjadi karena kelebihan produksi atau pengeluaran garam dan air ke saluran pencernaan akibat konsumsi minuman berkafein tinggi. Konsumsi jus buah dan smoothie dalam jumlah besar yang mengandung fruktosa juga dapat menyebabkan diare dan kembung pada beberapa orang.

Meskipun puasa tidak secara langsung menyebabkan diare, makanan yang dikonsumsi saat berbuka puasa dapat mempengaruhi pergerakan usus karena kebiasaan yang tidak sehat.

Berikut adalah beberapa penyebab umum diare saat berpuasa:

1. Makan Berlebihan saat Berbuka Puasa

Makan terlalu banyak saat berbuka puasa dapat menyebabkan keasaman, ketidaknyamanan perut, dan gastritis. Dalam banyak kasus, makan berlebihan saat berpuasa dapat memberikan tekanan pada perut, menyebabkan mulas, dan masalah pencernaan lainnya.

Makan berlebihan juga dapat mengganggu proses pencernaan dan menyebabkan ketidaknyamanan karena kadar enzim pencernaan yang terbatas saat puasa.

2. Langsung Makan Besar saat Berbuka Puasa

Sangat penting untuk menghindari diare saat puasa dengan tidak langsung makan makanan dalam porsi besar saat berbuka puasa. Sebaiknya, makan dilakukan bertahap dengan porsi kecil agar sistem pencernaan memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan diri dan berfungsi dengan baik. Setelah Salat Magrib, Anda dapat mengonsumsi makanan utama.

3. Konsumsi Makanan Berlemak, Pedas, dan Minuman Berkafein

Makan makanan tinggi lemak dapat memperlambat pencernaan dan meningkatkan produksi asam lambung. Makanan pedas juga dapat merangsang iritasi pada lambung. Dalam beberapa kasus, makanan berlemak bisa menyebabkan mual atau diare.

Konsumsi minuman berkafein seperti kopi dan teh juga bisa menjadi pemicu diare saat puasa.

4. Penyebab Lainnya

Selain penyebab diare yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa penyebab umum lainnya, termasuk intoleransi laktosa, kekurangan mineral, reaksi alergi, infeksi, penyakit Crohn, Irritable Bowel Syndrome with Diarrhea (IBS-D), dan pola makan yang buruk.

Diagnosis Diare saat Berpuasa

Pada awal pemeriksaan, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, obat yang dikonsumsi, melakukan pemeriksaan fisik, dan mungkin melakukan tes untuk menentukan penyebab diare.

Berikut beberapa tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis diare saat puasa:

  • Tes darah: Tes hitung darah lengkap dapat membantu menentukan penyebab diare. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, jumlah leukosit dapat meningkat dan demam bisa terjadi. Tes Widal atau tes antibodi Salmonella juga dapat menjadi positif jika diare disebabkan oleh demam tifoid atau bakteri Salmonella typhi.
  • Tes tinja: Dokter mungkin akan merekomendasikan tes tinja untuk melihat apakah bakteri atau parasit yang menyebabkan diare.
  • Pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan fisik untuk menilai tingkat dehidrasi.

Cara Mengatasi Diare saat Puasa

Perawatan diare saat puasa tergantung pada penyebabnya. Perawatannya bervariasi dan dapat mencakup perubahan pola makan, obat-obatan, dan membatalkan puasa.

1. Perubahan Pola Makan

Cara mengatasi diare saat puasa dapat melibatkan perubahan pola makan, antara lain:

  • Minum banyak air.
  • Menghindari minuman manis dan berkafein.
  • Meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi serat larut.
  • Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung kalium dan garam.
  • Minum jus dan minuman elektrolit seperti air kelapa, susu murni, dan yoghurt rendah lemak.

2. Obat-Obatan

Jika perubahan pola makan tidak efektif, mengonsumsi obat-obatan mungkin dapat membantu mengatasi diare. Beberapa obat yang mungkin direkomendasikan termasuk bismuth subsalicylate dan loperamide.

3. Membatalkan Puasa karena Diare

Jika mengalami diare saat berpuasa, membatalkan puasa dapat menjadi pilihan. Saat membatalkan puasa karena diare, sebaiknya mengikuti diet BRAT. Diet ini adalah singkatan dari pisang (banana), nasi (rice), saus apel (apple sauce), dan roti panggang (toast).

Dengan menjalani diet ini, makanan yang dikonsumsi cenderung hambar, berkadar serat rendah, dan membantu mengontrol diare serta mengganti nutrisi yang hilang.

Di samping itu, perlu juga mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, menghindari makanan digoreng, dan makanan yang menyebabkan gas seperti kacang-kacangan dan brokoli.

Komplikasi Diare

Diare dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa mengancam nyawa jika tidak segera diobati. Terutama, dehidrasi merupakan kondisi yang berbahaya bagi anak-anak, lansia, dan mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Segera cari bantuan medis jika mengalami tanda-tanda dehidrasi serius berikut:

Tanda-tanda dehidrasi pada orang dewasa meliputi:

  • Merasa lemah, pusing, atau pingsan.
  • Merasa lelah.
  • Sangat haus.
  • Mulut dan kulit kering.
  • Buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali.
  • Urine berwarna gelap.

Tanda-tanda dehidrasi pada bayi dan anak-anak meliputi:

  • Mulut dan lidah kering.
  • Popok tidak basah selama tiga jam atau lebih.
  • Menangis tanpa air mata.
  • Demam dengan suhu di atas 39°C.
  • Mengantuk, tidak responsif, atau rewel terus-menerus.
  • Penampilan perut, mata, atau pipi yang cekung.

Mencegah Diare saat Puasa

Untuk mencegah diare saat berpuasa, hindari penyebab yang telah dijelaskan sebelumnya.

Beberapa langkah pencegahan dan perubahan kebiasaan yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Mencuci tangan sebelum makan.
  • Menjaga kebersihan alat makan.
  • Memastikan sumber air yang digunakan untuk mencuci dan memasak adalah bersih.
  • Mengonsumsi makanan dalam porsi secukupnya dan secara bertahap saat berbuka puasa.
  • Menghindari makanan berlemak, digoreng, pedas, dan minuman berkafein seperti kopi dan teh.
  • Memenuhi kebutuhan elektrolit dan mineral tubuh.
  • Menghindari makanan yang menyebabkan alergi.
  • Menghindari makanan yang sudah tidak segar dan berisiko terkontaminasi bakteri atau jamur.
  • Mengikuti pola makan yang sehat.

Referensi

  1. Anonim. 2020. Causes and Treatment for Diarrhea During Ramadan. https://www.imodium-me.com/causes-and-treatment-diarrhea-during-ramadan. (Diakses pada 13 Mei 2020).
  2. Anonim 2019. Diarrhea. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diarrhea/symptoms-causes/syc-20352241. (Diakses pada 13 Mei 2020).
  3. Snyder, Alex. 2019. Diarrhea During Fasting and Other Side Effects. https://www.healthline.com/health/diarrhea-during-fasting. (Diakses pada 13 Mei 2020).

About The Author

7 Cara Meningkatkan Kemampuan Otak

Penyakit Tuli: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati