Timun banyak dikonsumsi sebagai lalapan atau acar pada berbagai hidangan Indonesia. Tidak hanya menyegarkan, timun juga memiliki manfaat bagi penderita diabetes. Cek faktanya dalam ulasan berikut ini.
Apakah Timun Bisa Turunkan Gula Darah Penderita Diabetes?
Penelitian dengan hewan menunjukkan bahwa kandungan fitonutrien dalam timun memiliki efek menurunkan gula darah pada tikus yang diabetes. Timun juga bisa digunakan secara efektif untuk pengobatan diabetes pada tikus. Namun, perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat timun dalam menurunkan gula darah pada manusia.
Manfaat Potensial Timun untuk Penderita Diabetes
Timun aman dikonsumsi oleh orang dengan diabetes. Vitamin, mineral, dan antioksidan dalam timun memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan. Beberapa manfaat timun untuk penderita diabetes, di antaranya:
1. Kaya Akan Antioksidan
Timun mengandung vitamin C, vitamin E, beta karoten, dan flavonoid yang memiliki sifat antioksidan untuk melindungi organ dari kerusakan akibat radikal bebas. Hal ini penting mengingat orang dengan diabetes rentan terhadap hiperglikemia dan radikal bebas berlebihan.
2. Mengandung Banyak Air
Timun mengandung 95% air sehingga memberikan hidrasi pada tubuh. Air memiliki peran penting dalam mengangkut nutrisi, pengaturan suhu tubuh, dan pembuangan zat berbahaya. Penderita diabetes memiliki risiko tinggi dehidrasi, sehingga penting untuk mengonsumsi banyak cairan.
3. Tinggi Serat
Timun kaya serat, yang membantu menjaga rasa kenyang lebih lama dan mengurangi lonjakan gula darah. Serat juga penting bagi sistem pencernaan dan pencegahan sembelit pada penderita diabetes.
4. Mendukung Sistem Pencernaan
Timun dapat membantu mencegah sembelit pada penderita diabetes karena kandungan seratnya meningkatkan kepadatan feses.
5. Indeks Glikemik Rendah
Timun memiliki indeks glikemik rendah, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah setelah dikonsumsi.
Timun memiliki banyak nutrisi dan aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Namun, sebaiknya konsultasikan perubahan pola makan dengan dokter atau ahli gizi sebelum melakukannya.
Referensi
- Frothingham, Scott. 2019. Is Cucumber Good for Diabetes?. https://www.healthline.com/health/is-cucumber-good-for-diabetes . (Diakses pada 20 Desember 2022).
- Heidari, Hilman, et al. 2016. Protective Mechanisms Of Cucumis sativus In Diabetes-Related Modelsof Oxidative Stress And Carbonyl Stress. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4916550/ . (Diakses pada 20 Desember 2022).
- Johnson, Evan C. 2017. Reduced Water Intake Deteriorates Glucose Regulation In Patients With Type 2 Diabetes . https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28739050/ . (Diakses pada 20 Desember 2022).
- Prasad, V.G.M. dan Philip Abraham. 2017. Management Of Chronic Constipation In Patients With Diabetes Mellitus . https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27987136/ . (Diakses pada 20 Desember 2022).