Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

12 Cara Mengatasi Masalah pada Kulit yang Luka

Myles Bannister

Berbagai Cara Mengatasi Masalah pada Kulit

Meski beberapa faktor dapat diidentifikasi, mengatasi masalah kulit membutuhkan penanganan yang berbeda. Ini karena tidak semua masalah dapat diatasi dengan salep luka basah. Berikut penjelasannya:

1. Tidak semua penyakit kulit menggunakan salep yang sama

Ada berbagai penyakit kulit dengan berbagai penyebab. Beberapa di antaranya disebabkan oleh faktor eksternal, seperti luka. Ada luka lecet, luka serut, luka sayat, luka terbuka, luka tusuk, luka akibat gigitan, dan luka bakar.

Perawatan luka bergantung pada jenisnya. Luka dangkal dapat ditangani sendiri, sementara luka yang lebih dalam biasanya membutuhkan tindakan penjahitan dan perawatan khusus.

Bila luka yang dirawat mengalami masalah, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah merawat luka dari awal. Bersihkan luka dari kotoran dan kulit yang terkelupas atau terkoyak.

Jika luka cukup dalam, setelah dibersihkan, luka perlu dibasuh dengan cairan peroksida yang dapat dibeli di apotek. Cairan ini berguna untuk menghilangkan kuman tetanus yang menempel pada luka. Cairan ini menghasilkan busa yang membentuk suasana asam dalam luka yang tidak disukai oleh bakteri tetanus.

2. Tidak semua luka perlu ditutup rapat

Sebaliknya, menutup luka secara ketat dan rapat akan menghambat proses penyembuhan. Luka akan tetap basah dan jaringan kulit yang baru akan kesulitan berkembang, sehingga luka akan membutuhkan waktu lama untuk kering.

Jika luka terinfeksi, biasanya akan menjadi basah dan bernanah. Luka seperti ini sebaiknya tidak ditutup lagi atau diberi salep luka basah. Sebaliknya, kompres luka dengan Rivanol selama beberapa hari.

Ganti kompres setiap kali kompres mengering. Salep atau krim antibiotik dapat diberikan kembali setelah luka kering. Luka yang terus diberi salep atau krim akan sembuh dengan lambat. Begitu juga dengan luka yang sudah mengering, tidak perlu lagi dikompres.

3. Pemberian suntikan tetanus

Hanya luka terbuka akibat kecelakaan di jalan yang terkena pasir atau tanah kotor, tertusuk benda tajam, atau bahan logam besi yang memerlukan suntikan tetanus. Bakteri yang menyebabkan tetanus dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka untuk berkembang biak dan menghasilkan racun yang dapat menempel pada ujung serat saraf.

Terdapat dua jenis suntikan, yaitu jenis serum dan jenis toksoid. Jika sudah pernah mendapat suntikan antitetanus atau imunisasi beberapa tahun sebelumnya atau saat masih kecil, cukup diberikan serum ATS. Jika belum pernah disuntik tetanus selain ATS, dokter akan mempertimbangkan untuk memberikan suntikan Toksoid Tetanus untuk membentuk zat anti-tetanus.

Jika luka masih basah dan tampak cairan kuning seperti nanah, kemungkinan luka sudah terinfeksi. Jika sudah demikian, antisepsis saja tidak cukup. Tambahkan salep atau krim antibiotik. Jika tidak, luka akan semakin meradang. Selain memperlambat proses penyembuhan, ini juga dapat meninggalkan bekas atau jaringan parut pada kulit.

Luka yang dirawat dengan benar akan mengering, menngecil, tidak basah, tidak meradang, dan tidak terasa nyeri dalam beberapa hari. Sementara luka yang semakin terinfeksi akan mengganggu proses penyembuhan dan biasanya tetap basah, bengkak, dan nyeri.

4. Jangan menggunakan odol untuk luka bakar

Tindakan berbahaya yang sering dilakukan untuk mengatasi luka adalah menggunakan odol. Luka bakar perlu dirawat secara steril untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Penggunaan odol tidak memberikan manfaat dan malah dapat memberikan efek buruk. Odol tidak efektif dalam mengatasi virus dan bakteri, sehingga penyakit masih dapat masuk ke dalam luka.

Luka bakar ringan yang hanya berwarna kemerahan tanpa ada daerah yang mengelupas, cukup diolesi salep levertran dan tidak perlu ditutup. Sementara itu, luka bakar yang membentuk gelembung sebaiknya tidak dipecahkan. Biarkan gelembung tersebut pecah sendiri.

Setelah gelembung pecah, lindungi luka dari paparan air karena kulit di dalam gelembung masih muda dan rentan terhadap infeksi. Perawatan dengan antisepsis tetap diperlukan dengan menambahkan salep levertran. Saat ini juga ada jenis salep lain yang dapat membantu pertumbuhan jaringan kulit baru.

Luka gelembung yang luas membutuhkan perawatan di rumah sakit. Demikian pula dengan luka bakar berat yang menyebabkan kulit terkelupas hingga dalam, tidak dapat dirawat sendiri di rumah.

5. Buka jahitan luka jika perlu

Jika luka dijahit, jangan lupa untuk membuka jahitannya. Seringkali, pasien tidak kembali ke dokter untuk melihat perkembangan proses penyembuhan luka atau membuka jahitan luka. Biasanya, jahitan dibuka sekitar seminggu kemudian atau lebih awal jika terjadi infeksi.

Luka yang dijahit dapat terinfeksi. Selain bengkak dan nyeri, kemungkinan ada bagian kulit yang mengelupas atau jahitan yang lepas. Jika hal ini terjadi, jahitan perlu diperbaiki kembali. Jika tidak dikoreksi, luka akan meninggalkan bekas yang tidak baik pada kulit.

Jahitan luka tidak selalu harus dibuka jika menggunakan cara klem atau dengan benang yang dapat diserap oleh kulit. Namun, jika menggunakan benang yang tidak dapat diserap oleh kulit, jahitan harus dibuka lagi oleh dokter. Jika jahitan tidak dibuka, benang tersebut akan menjadi benda asing bagi kulit dan dapat menjadi sumber infeksi.

Penyembuhan luka mungkin tidak sempurna dan benang akan menyatu dengan jaringan kulit baru. Oleh karena itu, saat dokter menyarankan untuk memeriksa jahitan luka, penting untuk datang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh dokter.

6. Jangan menggaruk keropeng luka

Luka yang telah mengering dan membentuk keropeng sebaiknya tidak digaruk. Keropeng luka yang sudah kering biasanya menyebabkan rasa gatal. Ini adalah hal yang normal. Biarkan campuran kulit, darah, dan nanah yang telah mengering terlepas dengan sendirinya.

Menggaruk keropeng luka berarti menghilangkan lapisan kulit yang masih muda. Kulit yang masih muda belum siap untuk terpapar lingkungan luar dan belum cukup kuat untuk melawan infeksi. Biarkan proses alami ini terjadi. Ketika kulit muda sudah matang, ia akan mendorong keropeng di atasnya untuk terlepas dengan sendirinya.

Pelepasan keropeng yang tidak disengaja sering kali mengeluarkan darah, yang menunjukkan bahwa kulit masih rentan. Dalam keadaan seperti ini, oleskan salep antibiotik untuk melindungi kulit agar tidak terinfeksi dan luka tidak basah lagi.

7. Kulit eksim tidak membutuhkan obat jamur

Banyak penyakit kulit yang tampak serupa, tetapi sebenarnya berbeda, seperti eksim. Eksim sering kali disalahartikan sebagai infeksi jamur sehingga banyak orang menggunakan obat jamur. Pemberian obat yang salah tidak akan menyembuhkan penyakit kulit Anda.

Setiap penyakit kulit memiliki obat yang spesifik. Jika obatnya tidak tepat, kelainan kulitnya akan semakin parah dan rumit. Banyak salep kulit dijual, tetapi tidak semua salep cocok untuk semua penyakit atau kelainan kulit.

Jika obat yang dipilih tidak tepat, penyakit kulit dapat semakin parah. Penyakit kulit yang sudah parah lebih sulit untuk disembuhkan.

8. Tidak menggunakan salep untuk penyakit kulit basah

Penyakit kulit yang tidak dirawat dengan benar seringkali berkembang menjadi infeksi kulit. Kondisi ini menyebabkan kulit menjadi basah. Gangguan seperti ini sering disebut sebagai eksim basah.

Eksim yang tergaruk akan menjadi luka dan basah. Dalam kondisi ini, salep luka basah tidak membantu. Penyakit kulit basah harus diatasi dengan menjaga kelembaban kulit, yaitu dengan mengompresnya secara berkala setiap beberapa jam ketika kompres mengering. Tujuan kompres adalah untuk menghilangkan cairan yang membasahi. Setelah kulit kering, baru diberikan obat eksim.

Eksim sering terinfeksi oleh bakteri atau jamur. Eksim yang terinfeksi tidak sembuh hanya dengan obat eksim, tetapi membutuhkan antibiotik dan antijamur.

9. Jangan melanjutkan pemakaian obat jika tidak sembuh

Salah satu pertanyaan umum yang sering diajukan oleh mereka yang memiliki luka kulit adalah bagaimana tanda bahwa luka sudah sembuh? Sering kali orang berpikir bahwa penyakit kulit umumnya berlangsung lama sehingga mereka terus menggunakan obat meskipun penyakitnya tidak sembuh.

Kudis adalah penyakit kulit yang sering tidak terdiagnosis. Gejala kulit kudis tidak spesifik. Keluhan utama adalah munculnya bintik merah kecil, biasanya di bagian kulit yang tipis dan lembut, seperti antara jari tangan, pergelangan tangan, perut, dan pantat.

Kudis dapat menular kepada anggota keluarga melalui kontak kulit, benda yang terkontaminasi, atau hubungan seksual. Kutu kudis hidup di lapisan kulit, keluar di malam hari, dan menyebabkan gatal yang parah.

10. Reaksi alergi kulit tidak selalu membutuhkan salep atau krim

Seringkali kulit mengalami reaksi alergi. Gejala ringan mungkin hanya muncul ruam atau gatal pada beberapa bagian tubuh. Sementara gejala yang parah dapat menyebabkan pengelupasan kulit, munculnya gelembung berisi cairan di seluruh tubuh.

Obat alergi kulit umumnya adalah antialergi. Jika gejalanya parah, mungkin diperlukan suntikan antihistamin. Kulit juga bisa diberikan bedak antiprurigo jika gejalanya parah dan menyebabkan pengelupasan kulit. Reaksi alergi kulit yang hebat dan berbekas terjadi pada alergi terhadap antibiotik golongan sulfonamid.

Orang yang rentan terhadap alergi perlu berhati-hati jika diberikan antibiotik golongan sulfonamid. Gejala yang mungkin muncul adalah pembengkakan bibir, gatal, dan munculnya ruam mirip cacar di sekitar bibir yang dapat meninggalkan bekas seumur hidup.

11. Hindari infeksi untuk mencegah bekas pada kulit

Sebisa mungkin, hindari infeksi jika Anda memiliki luka atau penyakit kulit. Tingkat keparahan luka atau penyakit kulit tergantung pada seberapa dalam kulit yang terkena. Semakin dalam kelainan kulit, semakin besar kemungkinan meninggalkan bekas setelah penyembuhan.

Untuk mencegah bekas luka, rawat luka dengan benar sejak awal. Jika luka atau penyakit kulit terinfeksi karena perawatan yang buruk, luka yang bekas sulit ditangani.

12. Beri tahu dokter jika Anda memiliki keloid

Bagi Anda yang memiliki keloid, pertanyaan tentang salep untuk merangsang pertumbuhan jaringan kulit baru mungkin sulit dijawab. Mengapa sulit? Pada beberapa kasus, ada orang yang memiliki kecenderungan untuk membentuk keloid, di mana benjolan akan muncul di sekitar bekas luka seperti daging tumbuh.

Resiko keloid dapat dicegah dengan memberikan suntikan khusus selama perawatan luka. Jika Anda akan menjalani operasi, dokter perlu tahu bahwa Anda rentan terhadap keloid sehingga dapat memberikan obat khusus untuk mencegah keloid terbentuk pada bekas luka operasi.

Keloid yang sudah terbentuk dapat disuntik berkali-kali untuk mengempiskan benjolannya, tetapi tidak mungkin membuat kulit kembali mulus seperti semula.

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Stephanie Pangestian

About The Author

Nyeri Payudara: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

15 Manfaat Bunga Tulip yang Jarang Disadari