Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Cystitis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Nyeri perut bawah dan panas atau nyeri saat kencing dapat mengindikasikan cystitis. Kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa ingin kencing yang tidak tuntas. Pelajari lebih lanjut tentang penyakit kandung kemih ini melalui artikel ini!

Apa Itu Cystitis?

Cystitis adalah peradangan pada kandung kemih yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini juga dikenal sebagai infeksi saluran kemih (ISK). Saat cystitis terjadi, bakteri menyebabkan bengkak dan peradangan pada kandung kemih, yang menyebabkan seseorang merasa ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya.

Cystitis juga dapat terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri alami di dalam tubuh. Biasanya, kandung kemih tidak mengandung bakteri (steril), dan urine juga tidak mengandung bakteri. Namun, jika bakteri dari kulit, vagina, atau anus masuk ke saluran kemih, ini dapat menyebabkan infeksi.

Meskipun cystitis dapat terjadi pada laki-laki, wanita lebih rentan terhadap kondisi ini karena uretra wanita lebih pendek dan berdekatan dengan vagina.

Gejala Cystitis

Gejala cystitis bervariasi pada setiap individu, tetapi berikut adalah beberapa gejala umum yang sering terjadi pada orang dewasa:

  • Sensasi terbakar saat buang air kecil
  • Sering buang air kecil
  • Darah dalam urine (hematuria)
  • Urine memiliki aroma yang menyengat
  • Ketidaknyamanan panggul
  • Perasaan tertekan di perut bagian bawah
  • Demam ringan

Jika cystitis terjadi pada anak-anak, mengompol di siang hari bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih. Namun, jika mengompol pada malam hari, ini tidak terkait dengan infeksi.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari bantuan medis jika Anda memiliki tanda dan gejala umum infeksi ginjal, seperti:

  • Nyeri punggung
  • Demam dan menggigil
  • Mual dan muntah

Jika Anda mengalami dorongan buang air kecil yang tak tertahankan, sering buang air kecil, nyeri yang berlangsung beberapa jam, atau darah dalam urine, segera hubungi dokter. Konsultasikan juga dengan dokter jika Anda pernah didiagnosis mengalami ISK sebelumnya dan mengalami gejala serupa setelah mengonsumsi antibiotik.

Penyebab Cystitis

Penyebab umum cystitis adalah bakteri E. coli. Bakteri ini biasanya ditemukan di kulit dan usus manusia tanpa menyebabkan masalah. Namun, jika bakteri masuk ke dalam uretra, mereka dapat mencapai kandung kemih dan menyebabkan infeksi.

Berikut adalah beberapa kondisi yang jarang terjadi namun bisa menyebabkan cystitis:

  • Bahan kimia dalam produk perawatan tubuh seperti sabun dan spermisida
  • Obat kemoterapi
  • Kerusakan akibat operasi kandung kemih atau penggunaan kateter
  • Radiasi untuk mengobati kanker di sekitar panggul

Beberapa orang juga memiliki kondisi yang disebut interstitial cystitis, di mana kandung kemih terus-menerus mengalami pembengkakan. Penyebab pasti kondisi ini belum diketahui dan lebih sulit diobati dibandingkan dengan cystitis biasa.

Faktor Risiko

Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan infeksi kandung kemih, terutama karena faktor anatomi. Wanita yang memiliki uretra pendek memiliki risiko yang lebih tinggi karena jarak yang lebih pendek yang harus ditempuh bakteri hingga mencapai kandung kemih.

Berikut adalah beberapa faktor risiko untuk cystitis pada wanita:

  • Aktif secara seksual. Hubungan seksual dapat mendorong bakteri ke uretra.
  • Menggunakan kontrasepsi tertentu. Wanita yang menggunakan diafragma memiliki risiko lebih tinggi mengalami cystitis karena metode ini mengandung zat yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
  • Sedang hamil. Perubahan hormon selama kehamilan dapat meningkatkan risiko cystitis.
  • Tingkat hormon setelah menopause. Perubahan kadar hormon pada wanita setelah menopause sering dikaitkan dengan cystitis.

Beberapa faktor risiko pada pria dan wanita termasuk:

  • Gangguan aliran urine. Kondisi ini dapat terjadi jika ada batu di kandung kemih atau pembesaran prostat pada pria.
  • Perubahan sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini terjadi pada penderita diabetes, infeksi HIV, dan penerima pengobatan kanker.
  • Penggunaan kateter kandung kemih dalam jangka waktu lama. Penggunaan kateter mungkin diperlukan untuk pasien dengan kondisi kronis atau orang dewasa yang lebih tua. Penggunaan kateter dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri dan kerusakan jaringan kandung kemih.

Diagnosis Cystitis

Jika Anda mengalami gejala cystitis, segera konsultasikan ke dokter. Dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan beberapa tes, termasuk:

Analisis Urine

Analisis urin adalah tes sederhana dan relatif murah yang dapat memberikan informasi tentang infeksi saluran kemih. Pada orang dengan infeksi saluran kemih, tes ini mungkin menunjukkan peningkatan jumlah leukosit, bakteri, eritrosit, nitrit, dan leukosit esterase dalam urine.

Cystoscopy

Pada tes ini, dokter akan memasukkan endoskop tipis yang dilengkapi dengan cahaya dan kamera (cystoscope) melalui uretra ke dalam kandung kemih, untuk melihat saluran kemih dan mencari tanda-tanda penyakit.

Prosedur ini juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan kecil (biopsi) untuk dianalisis di laboratorium. Namun, tes ini mungkin tidak diperlukan jika ini adalah pertama kalinya Anda mengalami gejala cystitis.

Pencitraan

Tes pencitraan mungkin tidak diperlukan, tetapi dalam beberapa kasus, penebalan pada kandung kemih dapat terlihat pada pemeriksaan USG Abdomen.

Pengobatan Cystitis

Pilihan pengobatan untuk cystitis non-menular tergantung pada penyebabnya. Jika penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, pengobatan utama adalah dengan antibiotik. Berikut adalah beberapa langkah pengobatan yang dapat dilakukan:

Perawatan Mandiri

Perawatan mandiri di rumah dapat membantu meredakan ketidaknyamanan. Beberapa metode yang biasa dilakukan antara lain:

  • Tempatkan bantalan pemanas di perut atau punggung
  • Konsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen dan acetaminophen
  • Gunakan sitz bath untuk membersihkan area panggul
  • Minum banyak air putih dan kencing segera saat merasa perlu, jangan ditahan
  • Gunakan pakaian katun dan longgar
  • Hindari makanan atau minuman yang dapat memperburuk gejala

Obat-obatan

Antibiotik umumnya digunakan untuk mengobati cystitis bakteri. Pilihan obat tergantung pada penyebab infeksi.

Operasi

Pembedahan dapat dilakukan untuk mengobati cystitis, tetapi biasanya tidak menjadi pilihan utama yang direkomendasikan oleh dokter. Tindakan ini lebih umum dilakukan untuk kondisi kronis. Terkadang, pembedahan dapat memperbaiki masalah struktural.

Komplikasi Cystitis

Jika ditangani dengan cepat dan tepat, cystitis jarang menyebabkan komplikasi. Namun, jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan masalah yang serius. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi termasuk:

Infeksi Ginjal

Infeksi kandung kemih yang tidak diobati dapat menyebabkan infeksi ginjal, yang juga dikenal sebagai pielonefritis. Infeksi ginjal dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen. Anak-anak dan orang lanjut usia berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan ginjal akibat infeksi kandung kemih karena gejala sering diabaikan atau dikira sebagai kondisi lain.

Darah dalam Urine

Ketika diagnosa cystitis ditegakkan, mungkin terdapat darah dalam urine yang hanya terlihat melalui mikroskop. Biasanya, darah dalam urine sembuh dengan pengobatan. Namun, jika darah tetap ada setelah perawatan, Anda mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mengetahui penyebabnya. Kondisi ini sering disebabkan oleh kemoterapi atau radiasi.

Pencegahan Cystitis

Terlepas dari kurangnya penelitian yang pasti, beberapa tindakan pencegahan mandiri yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi kandung kemih yang berulang meliputi:

  • Minum banyak air putih. Minum banyak cairan sangat penting jika Anda menjalani kemoterapi atau terapi radiasi, terutama pada hari-hari perawatan.
  • Jangan menahan buang air kecil. Jika merasa ingin buang air kecil, segera pergi ke toilet.
  • Membersihkan anus dengan benar. Usap daerah anus dari depan ke belakang setelah buang air besar. Hal ini mencegah penyebaran bakteri dari daerah anus ke vagina dan uretra.
  • Mencuci kulit di sekitar vagina dan anus dengan lembut. Lakukan ini setiap hari, tetapi hindari penggunaan sabun yang keras atau mencuci dengan terlalu keras. Kulit sensitif di area ini dapat menjadi iritasi.
  • Mengosongkan kandung kemih sesegera mungkin setelah berhubungan intim.
  • Hindari penggunaan produk semprot deodoran atau produk-produk untuk daerah genital. Produk-produk ini dapat mengiritasi uretra dan kandung kemih.

Referensi

  1. Anonim. Cystitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cystitis/symptoms-causes/syc-20371306. (Diakses pada 22 April 2020).
  2. Fischer, Kristen. 2016. What Is Cystitis? https://www.healthline.com/health/cystitis. (Diakses pada 22 April 2020).
  3. Anonim. What Is Cystitis? https://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/what-is-cystitis. (Diakses pada 22 April 2020).

About The Author

10 Manfaat Madu Mentah bagi Tubuh

Manfaat Self Love (Cinta Diri Sendiri) dan Cara Menerapkannya