Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Risiko dan Manfaat Mengonsumsi Sushi secara Reguler

Myles Bannister

Sushi dan bahan dasarnya

Sushi adalah makanan terbuat dari nasi dengan tambahan lauk atau protein. Di Jepang, lauknya bervariasi, sebagian besar adalah irisan ikan mentah. Ada juga sayuran dan telur untuk variasi.

Nasi yang digunakan biasanya nasi yang pulen. Setelah matang, nasi dicampur dengan cuka untuk rasa tambahan. Ikan sering dilapisi kecap asin atau saus khusus.

Sushi tradisional dibuat satu persatu dengan membuat nasi kepal kecil. Ikan atau bahan lain diletakkan di atas nasi dengan tambahan wasabi. Jika belum mencoba sushi jenis ini, berarti yang Anda makan adalah sushi gulung dengan nori atau rumput laut sebagai lapisan.

Sushi adalah makanan utama. Ada nasi sebagai karbohidrat, sayuran sebagai serat, dan ikan atau lauk lain sebagai sumber protein atau lemak. Biasanya dimakan dengan kecap asin dan acar jahe.

Bahan sushi dan manfaatnya

Selanjutnya, kita akan membahas satu persatu bahan sushi dan manfaatnya. Setiap bahan memiliki fungsi tersendiri sehingga mengonsumsinya secara lengkap akan memberikan manfaat yang lebih besar.

Nasi

Nasi adalah komponen utama sushi dan tidak bisa dihilangkan. Nasi mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Selama tidak dikonsumsi secara berlebihan dan sebagai camilan, kalori yang berlebih juga bisa dicegah. Jadi, bijak-bijaklah dalam mengkonsumsi sushi. Meski terlihat sedikit, jumlah nasi yang digunakan dalam sushi cukup banyak dan padat.

Ikan

Komponen protein dalam sushi tidak hanya ikan. Terdapat juga udang, telur ikan, uni atau telur landak laut, telur ayam, hingga belut. Beberapa bahan ini bisa disajikan dalam kondisi mentah atau matang. Ikan seperti tuna atau salmon biasanya disajikan dalam kondisi mentah.

Tuna dan salmon mengandung banyak protein dan omega-3. Omega-3 sangat baik untuk kesehatan otak dan jantung. Bahan lain mengandung protein dan beberapa mineral seperti garam.

Rumput laut

Rumput laut berbentuk lembaran hijau seperti kertas digunakan untuk sushi gulung. Meski terlihat tipis dan memberikan rasa asin dan gurih, rumput laut mengandung banyak nutrisi seperti vitamin A, C, E, dan protein sebanyak 44% dari berat total.

Nutrisi dari rumput laut digunakan untuk mengatasi inflamasi dan melawan virus. Juga memiliki komponen antivirus yang kuat. Sayangnya, kandungan tersebut cukup rendah sehingga membutuhkan konsumsi nori yang banyak untuk memenuhinya setiap hari.

Wasabi

Wasabi adalah pasta yang memberikan rasa pedas saat makan sushi. Pasta ini terbuat dari tanaman bernama Eutrema japonicum yang masih keluarga dari kubis. Bagian batang di bawah yang sudah dewasa digunakan untuk membuat pasta sushi dengan cara memarut halus.

Wasabi mengandung banyak nutrisi seperti beta karoten, glucosinolates, dan isothiocyanates. Nutrisi ini bekerja sebagai anti inflamasi dan anti kanker.

Acar jahe

Acar jahe bermanfaat untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan dan memiliki komponen antibakteri serta antivirus. Juga mengandung potasium, magnesium, tembaga, dan mangan.

Risiko mengonsumsi sushi

Meskipun sushi sehat dan kaya nutrisi, ada beberapa efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain:

  • Sushi tradisional tidak mengandung banyak serat. Sushi modern kadang-kadang ditambah dengan mentimun atau alpukat.
  • Beberapa jenis sushi menggunakan saus berlemak seperti mayones atau digoreng.
  • Kandungan protein dalam beberapa jenis sushi kecil dan tidak mencukupi kebutuhan harian.
  • Sushi biasanya dimakan dengan kecap asin yang mengandung banyak garam. Beberapa ikan juga dimasak dengan garam sehingga mengakibatkan tubuh kelebihan garam.
  • Jika mengonsumsi sushi dengan ikan mentah, ada kemungkinan mengandung bakteri atau parasit yang dapat menyebabkan keracunan makanan.

Itulah beberapa ulasan tentang sushi mulai dari manfaat, nutrisi, dan efek samping yang mungkin terjadi. Jika ingin makan sushi, pilihlah jenis sushi yang menggunakan bahan matang. Tidak masalah memakan sushi dengan daging mentah, asalkan hanya sesekali dan tidak secara rutin.

About The Author

Terapi Chiropractic: Manfaat, Prosedur, dan Efek Samping

Hipertermia: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati