Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Ripley Syndrome: Kondisi yang Sering Berbohong

Myles Bannister

Seseorang yang sering menyangkal kenyataan dan meyakini kebohongan yang dibuatnya, kemungkinan memiliki Ripley syndrome. Simak penjelasan tentang gangguan kepribadian ini di bawah ini.

Apa itu Ripley Syndrome?

Ripley syndrome adalah gangguan psikologis di mana penderitanya menyangkal kenyataan dan membuat orang lain percaya kebohongan yang dilakukannya.

Nama sindrom ini diambil dari nama tokoh dalam novel “The Talented Mr. Ripley” yang diterbitkan pada tahun 1955. Tokoh tersebut digambarkan sebagai seseorang yang hidup dengan identitas orang lain. Dia juga sering melakukan kebohongan impulsif dan manipulatif.

Penderita sindrom ini biasanya hidup dengan kebohongan dan suka memanipulasi orang lain. Mereka juga tidak merasa bersalah atas perbuatannya.

Ciri-ciri Orang dengan Ripley Syndrome

Orang yang mengalami sindrom Ripley biasanya memiliki gangguan kepribadian antisosial dengan beberapa ciri khusus, antara lain:

  • Kebohongan dan penipuan yang impulsif.
  • Bersikap manipulatif untuk mendapatkan yang diinginkannya.
  • Sering melanggar aturan dan mengancam orang lain.
  • Berperilaku arogan dan merasa lebih unggul dari orang lain.
  • Melakukan tindakan kriminal.
  • Cenderung bertindak impulsif.
  • Tidak memiliki empati dan tidak menghargai orang lain.
  • Tidak bertanggung jawab.
  • Berperilaku agresif seperti mudah marah, ceroboh, menggunakan kata-kata kasar, atau menghina.
  • Mempunyai hubungan yang buruk dengan orang lain, bahkan cenderung menyakiti pasangan sendiri atau orang lain.

Pada beberapa kasus, penderita sindrom ini dapat kehilangan identitasnya sendiri. Namun, mereka dapat hidup dalam kehidupan orang lain, mahir meyakinkan orang lain tentang kebohongan yang telah mereka buat, berkomunikasi dengan baik, dan meniru orang lain dengan sangat baik.

Penyebab Ripley Syndrome

Penelitian tentang sindrom Ripley masih terbatas. Namun, tanda dan gejala yang mengarah pada gangguan kepribadian antisosial umumnya disebabkan oleh beberapa faktor dan kondisi, seperti:

  • Tuntutan yang tidak sesuai dengan kemampuannya.
  • Mengalami trauma masa lalu, seperti pelecehan seksual, kekerasan fisik dari orang tua, atau bencana alam.
  • Citra diri yang rendah.
  • Kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua.
  • Riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian antisosial dan gangguan kesehatan mental lainnya.

Rata-rata orang dengan sindrom Ripley merasa senang dan puas ketika berada dalam “dunianya” sendiri. Oleh karena itu, sulit bagi mereka untuk merasa bersalah dan pulih.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika tidak segera diobati, sindrom Ripley dapat berkembang menjadi penyakit mental yang serius, termasuk kehilangan ingatan (amnesia), delusi, gangguan kecemasan, dan depresi.

Jika Anda atau orang terdekat merasa mengalami sindrom Ripley, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pengobatan yang diberikan biasanya berupa psikoterapi dan obat-obatan untuk meredakan gejala kecemasan dan depresi.

Penderita sindrom Ripley juga mungkin perlu melakukan konseling dengan anggota keluarga dan orang terdekat untuk membantu mengontrol kondisi ini.

Referensi

  1. Anonim. Ripley Syndrome You Need to Know. [sumber](https://www.bodyhealthmagz.com/2022/08/ripley-syndrome-you-need-to-know.html) (Diakses pada 12 September 2022)
  2. Anonim. 2017. A Psychoanalytic Discussion of The Talented Mr. Ripley. [sumber](http://eprints.bournemouth.ac.uk/30402/3/YatesC-The-Panel-in-Context-.pdf) (Diaskes pada 12 September 2022)
  3. Hrynchyshyn, Roman. 2021. What is Ripley syndrome?. [sumber](https://questionerlab.com/what-is-ripley-syndrome) (Diakses pada 12 September 2022)

About The Author

Lordosis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan, dll

10 Minuman Sehat untuk Meningkatkan Gairah Seksual Pria