Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

11 Penyakit yang Dapat Diderita Ibu Selama Kehamilan

Myles Bannister

Selain perubahan bentuk tubuh, perubahan hormon yang dialami oleh ibu hamil membuatnya rentan terhadap penyakit dan infeksi. Apa saja penyakit pada ibu hamil yang dapat terjadi? Simak daftarnya berikut ini.

Mengenali Penyakit Ibu Hamil

Sebelum menjelaskan macam-macam penyakit pada ibu hamil, perlu diketahui bahwa menjaga kondisi kesehatan adalah suatu hal yang harus dilakukan saat hamil.

Beberapa penyakit bisa berakibat fatal bagi ibu dan janin. Jadi, sekalipun gejala penyakit terlihat sederhana, sebaiknya tidak disepelekan.

Beberapa penyakit pada ibu hamil yang harus diwaspadai, antara lain:

TORCH

Penyakit ibu hamil pertama adalah TORCH. Ini merupakan sejumlah penyakit menular yang dapat memengaruhi janin yang sedang berkembang atau bayi yang baru lahir.

Penyakit TORCH pada ibu hamil dapat berisiko menyebabkan gangguan perkembangan janin, seperti kerusakan sistem saraf pusat janin, hilangnya pendengaran, gangguan penglihatan, kelainan mental, gangguan tiroid, dan kelainan sistem imun.

Pemeriksaan TORCH diperlukan untuk mendeteksi adanya toksoplasmosis, infeksi lainnya, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes simplex.

Hepatitis B

Hepatitis B adalah infeksi hati yang berbahaya akibat virus hepatitis B. Bayi yang terinfeksi memiliki kemungkinan 90 persen mengembangkan penyakit ini seumur hidup.

Mengetahui bahaya infeksi hepatitis B terhadap bayi, ibu hamil sebaiknya menjalani pemeriksaan darah untuk mendeteksi kemungkinan terpapar.

Jika ditemukan terinfeksi, vaksin dapat diberikan untuk mengurangi risiko infeksi serupa pada bayi yang dilahirkan.

Anemia Defisiensi Besi

Penyakit ibu hamil yang umum adalah anemia defisiensi besi. Kondisi ini terjadi saat zat besi dalam tubuh tidak cukup untuk memproduksi hemoglobin.

Hemoglobin adalah sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Selama kehamilan, produksi hemoglobin lebih banyak dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan janin. Jika produksinya berkurang, anemia dapat terjadi.

Gejala anemia yang bisa dirasakan adalah letih, sulit konsentrasi, pusing, sesak bernapas, dan kulit pucat.

Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat berdampak buruk pada janin dengan meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Anemia juga dapat memperbesar risiko bayi lahir dengan berat badan rendah dan depresi pascapersalinan. Dalam kasus yang parah, risiko kematian bayi sebelum atau setelah lahir dapat meningkat.

Keputihan

Produksi cairan di organ intim meningkat saat kehamilan. Ini membuat ibu hamil memiliki keputihan lebih banyak dari biasanya. Produksi cairan ini melindungi rahim dan vagina dari infeksi.

Meningkatnya jumlah keputihan menjelang akhir kehamilan mungkin disertai bercak darah. Ini adalah tanda bahwa tubuh mempersiapkan kelahiran.

Jika terjadi perubahan yang tidak biasa, seperti perubahan warna, aroma, atau nyeri di sekitar vagina, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter.

Diabetes Gestasional

Penyakit pada ibu hamil selanjutnya adalah diabetes gestasional. Kondisi ini terjadi saat kadar glukosa darah meningkat dan gejala lainnya muncul selama kehamilan.

Penyebab pasti diabetes gestasional pada ibu hamil belum diketahui secara pasti. Namun, perubahan hormon sering dianggap sebagai pemicunya.

Diabetes gestasional dapat terjadi pada wanita yang belum didiagnosis diabetes sebelumnya. Namun, gejalanya biasanya menghilang setelah melahirkan.

Perdarahan

Perdarahan pada awal kehamilan mungkin terjadi, namun tidak semuanya berbahaya.

Perdarahan normal terjadi saat menempelnya sel telur yang telah dibuahi di dinding rahim atau setelah penetrasi yang keras.

Perdarahan dapat menjadi tanda bahaya jika disertai kram dan nyeri perut yang parah. Kehamilan ektopik atau pertumbuhan janin yang tidak normal juga bisa menyebabkan perdarahan.

Jika ragu apakah perdarahan normal atau tidak, konsultasikan dengan dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada ibu hamil. Ini bisa terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan dan sembuh setelah melahirkan.

Tekanan darah tinggi dapat memicu kondisi berbahaya pada janin, seperti pertumbuhan terhambat dan komplikasi plasenta. Kondisi ini juga bisa berkembang menjadi preeklamsia.

Jika tidak ditangani dengan tepat, tekanan darah tinggi pada ibu hamil bisa menyebabkan kejang, stroke, atau kematian pada ibu dan janin.

Untuk mencegah tekanan darah tinggi saat hamil, kurangi asupan garam dan konsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah-buahan.

Perhatikan juga pola hidup sehat lainnya, seperti cukup cairan, olahraga rutin, dan hindari merokok dan minum alkohol.

Sembelit

Sembelit umum terjadi pada trimester pertama kehamilan. Penyebabnya adalah perubahan hormon selama kehamilan.

Sembelit saat hamil juga bisa disebabkan oleh kurangnya serat dan cairan dalam makanan sehari-hari.

Jika tidak ditangani segera, sembelit bisa meningkatkan risiko ambeien atau bengkaknya pembuluh darah di sekitar anus.

Plasenta Previa

Plasenta previa terjadi ketika plasenta menutupi sebagian jalan lahir.

Perdarahan tanpa rasa sakit dapat terjadi jika mengalaminya. Kondisi ini biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.

Istirahat total biasanya direkomendasikan jika mengalami plasenta previa. Dalam kasus perdarahan parah, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan.

Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum terjadi ketika morning sickness yang dialami saat hamil sangat parah.

During kehamilan, mual dan muntah umum terjadi. Meskipun tidak nyaman, kondisi ini umumnya menghilang dalam beberapa minggu.

Pada kasus hiperemesis gravidarum, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan.

Perhatikan juga pola makan dengan makan dalam porsi kecil tapi sering. Minum cukup cairan untuk menjaga tubuh terhidrasi.

Depresi dan Kecemasan

Ibu hamil rentan mengalami depresi dan kecemasan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon, stres, riwayat keluarga, dan perubahan kimiawi atau struktur otak.

Depresi saat hamil dapat membahayakan tumbuh kembang janin. Oleh karena itu, jangan mengabaikan kondisi ini.

Jika perlu, pertimbangkan penanganan profesional. Konsultasikan dengan tenaga profesional jika merasa kewalahan, sedih, atau cemas selama kehamilan.

Itulah beberapa penyakit yang harus diwaspadai oleh ibu hamil. Untuk mencegah penyakit-penyakit ini, lakukan pemeriksaan kehamilan rutin.

Jika ditemukan masalah dalam kehamilan, dokter dapat memberikan penanganan sesuai dengan gangguan yang terjadi. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

  1. Anonim. 2017. What Health Problems Can Develop During Pregnancy? https://www.nichd.nih.gov/health/topics/preconceptioncare/conditioninfo/health-problems. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  2. Anonim. 2022. TORCH Infections. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23322-torch-syndrome. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  3. Anonim. Medical Conditions and Pregnancy. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/staying-healthy-during-pregnancy/medical-conditions-and-pregnancy. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  4. CDC. 2020. When a Pregnant Woman has Hepatitis B. https://www.cdc.gov/hepatitis/hbv/pdfs/hepbperinatal-protectwhenpregnant.pdf. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  5. Mayo Clinic Staff. 2022. Iron Deficiency Anemia During Pregnancy: Prevention Tips. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/anemia-during-pregnancy/art-20114455. (Diakses pada 30 Mei 2023).
  6. Wint, Carmella. 2022. Hyperemesis Gravidarum. https://www.healthline.com/health/hyperemesis-gravidarum. (Diakses pada 30 Mei 2023).

About The Author

Bolehkah Tidur dengan Rambut Basah?

Penyakit Degeneratif: Jenis dan Cara Mengatasinya