Dampak sering telat makan bagi kesehatan
Pakar kesehatan menyebut tubuh akan mengalami banyak dampak jika sering telat makan.
Berikut adalah dampak kesehatan tersebut.
Bisa menyebabkan maag
Telat makan akan membuat kita rentan mengalami masalah asam lambung tinggi. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang terbiasa makan di jam-jam tertentu yang mempengaruhi produksi asam lambung.
Jika kita tidak makan di jam-jam saat kita terbiasa makan, maka asam lambung akan lebih rentan naik ke pangkal kerongkongan.
Bisa meningkatkan risiko kerontokan
Sering telat makan bisa meningkatkan risiko kerontokan rambut. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang tidak mendapatkan nutrisi cukup.
Bisa mempengaruhi fungsi otak
Telat makan akan membuat otak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Alhasil, kita kesulitan untuk berpikir jernih, berkonsentrasi, mendapatkan ide-ide baru, mempelajari hal-hal baru, hingga mengingat sesuatu.
Seiring fungsi otak menurun, aktivitas sehari-hari juga akan menjadi lambat dan tidak bisa dilakukan dengan maksimal.
Bisa memicu kegemukan
Telat makan justru akan meningkatkan risiko obesitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang sering telat makan cenderung memiliki berat badan yang lebih tinggi.
Bisa meningkatkan risiko kanker
Kebiasaan telat makan, khususnya makan malam di waktu yang terlalu larut, akan meningkatkan risiko terkena kanker.
Bisa membuat tubuh mudah sakit
Tubuh yang tidak mendapatkan nutrisi yang baik akibat sering telat makan akan mengalami penurunan daya tahan dan sistem kekebalan yang signifikan. Hal ini meningkatkan risiko mudah sakit.
Bisa meningkatkan risiko sindrom iritasi usus
Makan teratur akan membuat pencernaan menjadi lebih sehat. Jika kita terbiasa telat makan atau makan sembarangan, risiko gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus akan meningkat.
Gejala masalah kesehatan ini bisa berupa nyeri perut, sensasi tidak nyaman dan kembung pada perut, diare, atau sembelit.
Gangguan metabolisme
Sering telat makan akan membuat sistem metabolisme tubuh melambat. Proses pembakaran lemak dan pengubahan makanan menjadi energi tubuh juga terganggu. Dampaknya termasuk peningkatan berat badan dan tubuh yang kurang bertenaga.
About The Author
