Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Claustrophobia: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

Myles Bannister

Claustrophobia adalah fobia yang membuat seseorang tidak bisa berada dalam ruangan sempit terlalu lama. Pelajari tentang penyebab, gejala, diagnosis, dan cara mengatasinya di bawah ini!

Apa Itu Claustrophobia?

Claustrophobia adalah fobia yang dipicu oleh ketakutan irasional dan intens terhadap ruang sempit atau ruang yang penuh sesak. Beberapa pemicu gejala termasuk terkunci di ruangan tanpa jendela, terjebak di lift yang ramai, atau terjebak di jalanan yang macet ketika mengemudi.

Jenis fobia situasional ini merupakan salah satu jenis fobia yang paling umum. Seseorang dengan fobia ini biasanya mengalami serangan panik, meskipun bukan jenis gangguan kepanikan.

Beberapa kasus fobia ruang sempit dapat sembuh dengan sendirinya. Namun dalam kasus yang lebih parah, terapi mungkin akan dibutuhkan untuk mengelola dan mengatasi gejala fobia ini.

Penyebab Claustrophobia

Kemungkinan penyebab claustrophobia berasal dari faktor lingkungan, genetik, atau fisik.

1. Faktor Lingkungan

Penyebab paling umum dari fobia ini adalah faktor lingkungan. Pengalaman atau trauma masa lalu atau masa kanak-kanak dapat menyebabkan seseorang mengasosiasikan ruang kecil atau ruang sempit sebagai ancaman, sehingga mereka merasa panik dan berada dalam bahaya ketika berada di dalamnya.

Pengalaman yang dapat menyebabkan fobia ruang sempit antara lain terperangkap dalam ruangan sempit, dilecehkan atau diintimidasi selama masa kanak-kanak, terpisah dari orang tua atau tempat di tempat yang ramai dan asing, atau memiliki orang tua dengan claustrophobia.

Trauma yang dialami seseorang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menghadapi situasi serupa di masa depan secara rasional, dalam pengondisian klasik.

Pikiran seseorang meyakini adanya hubungan antara ruang sempit dan area terbatas dengan kondisi berbahaya. Tubuh kemudian bereaksi sesuai dengan pikiran tersebut.

2. Faktor Genetik atau Fisik

Penyebab juga diduga berasal dari faktor genetik atau fisik. Mutasi gen tunggal yang mengkode protein neuron yang diatur oleh stres dapat menyebabkan fobia ini.

Sebuah teori juga menyatakan bahwa memiliki amigdala yang lebih kecil dapat menyebabkan claustrophobia, karena amigdala mengontrol tubuh dalam memproses rasa takut.

Pemicu Claustrophobia

Beberapa situasi yang dapat memicu gejala fobia ini adalah lift, terowongan, kereta tabung, pintu putar, mobil dengan central lock, pencucian mobil, ruang ganti toko baju, toilet umum, pesawat, kamar hotel dengan jendela tertutup, ruangan besar namun penuh sesak seperti di konser, dan menjalani MRI atau CT scan.

Gejala Claustrophobia

Setelah bertemu dengan pemicu fobia ini, beberapa gejala akan muncul, seperti berkeringat, gemetar, panik, cemas, sesak napas, hiperventilasi, detak jantung cepat, sakit dada, mual, pusing, bingung, sakit kepala, dan mati rasa.

Diagnosis Claustrophobia

Ada banyak tes online untuk claustrophobia, namun tes ini tidak dapat dijadikan sebagai diagnosa pasti. Jika Anda merasakan gejala, segera konsultasikan ke psikolog atau psikiater untuk memastikan kondisi Anda. Diagnosis dini dapat membantu Anda mengelola fobia ini dengan lebih baik.

Pemeriksaan dimulai dengan wawancara dan pemeriksaan fisik. Kuesioner claustrophobia dan skala claustrophobia digunakan untuk mengetahui penyebab dan tingkat kecemasan.

Ada beberapa kriteria yang harus terpenuhi sebelum seseorang didiagnosis fobia, seperti rasa takut yang tidak masuk akal atau berlebihan, respons kecemasan, pengakuan bahwa ketakutan yang dirasakan tidak sebanding dengan ancaman yang dirasakan, penghindaran objek atau situasi yang ditakuti, gangguan dalam kehidupan sehari-hari, dan fobia berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan tidak terkait dengan kondisi mental lain.

Cara Mengatasi Claustrophobia

Pengobatan terapi paling umum untuk fobia ini adalah psikoterapi. Terapi perilaku kognitif, terapi perilaku emosional rasional, relaksasi dan visualisasi, terapi pemaparan, dan penggunaan obat-obatan adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia ini.

1. Terapi Perilaku Kognitif

Cara mengatasi yang pertama adalah dengan terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT). Terapis akan mengajarkan cara mengendalikan dan mengubah pikiran negatif dalam situasi yang dapat memicu claustrophobia.

2. Terapi Perilaku Emosional Rasional

Terapi perilaku emosional rasional atau rational emotive behavioral therapy (REBT) adalah bentuk lain dari CBT. Terapi ini berorientasi pada aksi yang berfokus pada masa kini, dan menggunakan teknik “disputing” untuk mengembangkan kepercayaan yang realistis dan sehat.

3. Relaksasi dan Visualisasi

Terapis akan menawarkan teknik relaksasi dan visualisasi dalam situasi yang memicu claustrophobia. Teknik ini efektif mengurangi kepanikan dan menenangkan saraf.

4. Terapi Pemaparan

Terapi pemaparan digunakan untuk menghadapi dan mengatasi ketakutan dalam fobia ruang sempit. Pasien ditempatkan pada situasi yang tidak berbahaya namun dapat memicu fobia.

5. Obat-Obatan

Dokter dapat meresepkan antidepresan atau obat antikecemasan sebagai tambahan dalam terapi untuk mengatasi gejala fobia.

Perbedaan Claustrophobia dan Nyctophobia

Claustrophobia adalah fobia terhadap ruang sempit, sedangkan nyctophobia adalah fobia terhadap kegelapan. Kedua fobia ini memiliki gejala yang mirip, tetapi pemicunya berbeda.

Penderita fobia ruang sempit akan merasakan ketakutan dalam ruangan sempit, meskipun ada pencahayaan yang cukup. Sementara penderita nyctophobia tetap merasakan ketakutan dalam kegelapan, meskipun di ruangan yang luas atau terbuka.

Ketakutan pada nyctophobia disebabkan oleh ketidakmampuan melihat sekitar, sehingga merasa terancam dan berbahaya.

Referensi

  1. Marcin, Ashley. 2017. What Is Nyctophobia and How Is It Treated?. https://www.healthline.com/health/nyctophobia. (Diakses 25 Oktober 2019).
  2. NHS UK. 2019. Claustrophobia. https://www.nhs.uk/conditions/claustrophobia/. (Diakses 24 Oktober 2019).
  3. Paddock, Mike. 2017. What’s to know about claustrophobia?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/37062.php. (Diakses 24 Oktober 2019).
  4. Scaccia, Annamarya. 2016. Everything You Should Know About Claustrophobia. https://www.healthline.com/health/claustrophobia. (Diakses 24 Oktober 2019).

About The Author

Tips Memilih Sepatu Olahraga untuk ke Gym yang Tepat

Seks Oral Menyebabkan Kanker Tenggorokan, Benarkah?