Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Ranitidin: Fungsi, Kontraindikasi, Efek Samping, Dosis, dll

Myles Bannister

Ranitidin kini sudah bisa kembali diperjualbelikan. Apa itu obat Ranitidin? Simak informasi selengkapnya mengenai obat ini mulai dari fungsi, kontraindikasi, efek samping, dan lainnya berikut ini!

Rangkuman Informasi Obat Ranitidin

Nama obat Ranitidin
Merek dagang Acran, Anitid, Conranin, Curadyn, Fordin, Gastridin, Graseric, Hexer, Hufadine, Indoran, Rancus 150, Ranilex, Ranin, Ranivell, Ranticid, Rantin, Ratinal, Scanarin, Tricker, Tyran, Ulceranin, Ultiran, Wiacid, Xeradin, Yekaradin, Zantac, Zantadin, Zantifar, Zenti, Zumaran.
Golongan obat H2 Blocker
Kategori obat Obat keras
Tingkat keamanan obat bagi ibu hamil dan menyusui menurut FDA B
Fungsi obat Mengatasi kelebihan asam lambung pada kasus:
  • Tukak lambung
  • GERD
  • Esofagitis
  • Dispepsia (maag)
  • Ulkus duodenal
  • Ulkus profilaksis
  • Hipersensitivitas kandungan obat
  • Riwayat porfiria akut
  • Gangguan fungsi paru-paru
  • Gangguan irama jantung
  • Diabetes
  • Gangguan fungsi ginjal
  • Gangguan fungsi hati (liver)
  • Cairan intravena (IV)
  • Cairan infus
  • Tablet oral

Ranitidin Obat Apa?

Ranitidin adalah obat golongan H2 Blocker yang diformulasikan khusus untuk mengatasi penyakit terkait dengan lambung. Beberapa jenis penyakit lambung yang bisa diobati dengan obat ini antara lain refluks asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD), tukak lambung, hingga ulkus duodenal.

Obat ini sempat menimbulkan polemik dikarenakan adanya temuan zat N-Nitrosodimethylamine (NDMA) yang ditengarai dapat memicu kanker. Imbasnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM RI) melarang peredaran obat Ranitidin.

Akan tetapi, kabar terakhir menyebutkan bahwa BPOM sudah mencabut larangan tersebut. Artinya, obat ini sudah dikatakan aman dan bisa kembali digunakan sesuai dengan fungsinya.

Merek Dagang Obat Ranitidin

Obat ini tersedia dalam berbagai merek dagang, yaitu:

  • Acran
  • Anitid
  • Conranin
  • Curadyn
  • Fordin
  • Gastridin
  • Graseric
  • Hexer
  • Hufadine
  • Indoran
  • Rancus 150
  • Ranile
  • Ranin
  • Ranivell
  • Ranticid
  • Rantin
  • Ratinal
  • Scanarin
  • Tricker
  • Tyran
  • Ulceranin
  • Ultiran
  • Wiacid
  • Xeradin
  • Yekaradin
  • Zantac
  • Zantadin
  • Zantifar
  • Zenti
  • Zumaran

Fungsi Obat Ranitidin

Seperti yang sudah disebutkan, fungsi obat Ranitidin adalah untuk mengatasi berbagai permasalahan pada lambung. Penyakit lambung yang bisa diatas dengan obat ini adalah sebagai berikut:

  • GERD
  • Tukak lambung
  • Esofagitis erosif
  • Sindrom Zollinger-Ellison
  • Ulseratif Profilaksis
  • Ulkus Duodenal
  • Ulkus Gastris
  • Dispepsia
  • Hipersekresi abnormal
  • Perdarahan lambung

Selain kondisi-kondisi di atas, obat ini mungkin masih memiliki fungsi lainnya terkait dengan penyakit lambung. Pastikan untuk menggunakan obat ini sesuai dengan peruntukannya. Penggunaan obat yang tidak sesuai bisa menimbulkan reaksi yang berbahaya bagi tubuh.

Peringatan dan Perhatian Obat Ranitidin

Perhatikan sejumlah keterangan berikut sebelum menggunakan obat ini.

1. Kontraindikasi Obat Ranitidin

Penggunaan obat tidak disarankan pada orang-orang dengan sejumlah kondisi. Pasalnya, hal ini dapat menurunkan efektivitas obat atau bahkan menimbulkan reaksi-reaksi yang bisa saja membahayakan tubuh.

Kondisi-kondisi yang dimaksud meliputi:

  • Hipersensitivitas kandungan obat
  • Riwayat porifiria akut
  • Gangguan fungsi paru-paru
  • Gangguan irama jantung
  • Diabetes
  • Gangguan fungsi ginjal
  • Gangguan fungsi hati (liver)

2. Peringatan dan Perhatian Obat Ranitidin Lainnya

Peringatan dan perhatian lainnya yang harus diketahui sebelum mengonsumsi obat ini adalah sebagai berikut:

  • Jangan mengonsumsi obat apabila Anda juga sedang mengonsumsi obat-obatan yang berinteraksi dengan obat ini.
  • Hentikan penggunaan obat jika dirasa mengalami sejumlah efek samping seperti reaksi alergi, mual, sakit kepala, dan gejala efek samping lainnya yang mungkin muncul pasca mengonsumsinya.
  • Jika gejala efek samping tak kunjung mereda dalam waktu yang cukup lama, segera periksakan diri ke dokter.
  • Beritahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, memiliki alergi obat, atau memiliki riwayat suatu penyakit.
  • Berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini apabila sedang hamil dan menyusui.

Apakah Obat Ranitidin Aman bagi Ibu Hamil dan Menyusui?

Menurut Unites States Food and Drug Administration (USFDA), obat ini masuk ke dalam kategori B untuk tingkat keamanan penggunaan bagi wanita hamil dan menyusui.

Kategori B merujuk pada jenis obat-obatan yang setelah melalui uji coba dengan objek hewan, tidak ditemukan adanya efek negatif. Akan tetapi, belum ada penelitian lebih lanjut yang menjelaskan apakah hal ini juga berlaku untuk manusia.

Oleh sebab itu, penggunaan obat pada wanita hamil dan menyusui sebaiknya mengikuti anjuran dari dokter.

Interaksi Obat Ranitidin

Obat ini akan berinteraksi jika digunakan bersamaan dengan sejumlah jenis obat-obatan tertentu. Interaksi yang terjadi berdampak pada menurunnya efektivitas kinerja obat maupun menimbulkan reaksi-reaksi tertentu pada tubuh.

Obat-obatan yang dimaksud antara lain sebagai berikut:

  • Amphetamine
  • Aspirin
  • Ciprofloxacin
  • Famotidine
  • Ibuprofen
  • Atorvastatin
  • Pregabalin
  • Omeprazole
  • Alprazolam
  • Cetirizine

Selain obat-obatan di atas, mungkin masih ada jenis obat lainnya yang akan berinteraksi dengan obat ini. Sampaikan pada dokter apabila Anda juga sedang mengonsumsi obat-obatan tersebut maupun obat-obatan lainnya agar dicarikan obat pengganti yang lebih aman untuk dikonsumsi.

Efek Samping Obat Ranitidin

Penggunaan obat kemungkinan akan menimbulkan gejala efek samping. Gejala efek samping Ranitidin yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Gangguan penglihatan
  • Kebingungan
  • Sulit tidur
  • Ruam pada kulit
  • Kepala pusing

Gejala efek samping di atas merupakan suatu kewajaran dan biasanya akan mereda setelah beberapa saat. Kendati demikian, Anda disarankan untuk segera mengunjungi dokter apabila gejala yang dirasakan tak kunjung mereda setelah beberapa lama guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter akan menentukan apakah kemunculan gejala tersebut terkait dengan penggunaan obat atau bukan. Jika ya, dokter bisa menyarankan Anda untuk menghentikan penggunaan obat dan mencarikan obat alternatif pengganti ranitidin yang lebih aman untuk dikonsumsi.

Dosis Obat Ranitidin

Melihat dari peruntukannya, Ranitidin masuk ke dalam kategori obat keras. Penggunaan obat harus dengan resep dokter.

Berikut ini adalah informasi mengenai aturan dosis obat yang perlu Anda ketahui.

1. Sediaan Obat Ranitidin

Ranitidin tersedia dalam bentuk tablet oral dan cairan injeksi maupun infus. Obat ini bisa didapatkan di apotek namun harus dengan resep dokter.

2. Dosis Obat Ranitidin

Informasi dosis ini tidak bisa dijadikan acuan karena dosis yang diresepkan oleh dokter Anda mungkin saja berbeda. Pastikan untuk menggunakan obat sesuai dengan aturan dari dokter guna menghindari kelebihan pemakaian (overdosis) yang mungkin saja bisa berdampak buruk bagi tubuh.

Berikut aturan dosis umum untuk obat Ranitidin:

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

  • Dewasa: 150 mg per dosis. Diminum setiap 12 jam. Dosis alternatif 300 mg 1 kali per hari, diminum ketika menjelang tidur.
  • Anak-anak (usia 1 bulan-16 tahun): 5-10 mg/kg berat badan/hari. Dosis dibagi menjadi 2, diminum setiap 12 jam sekali.

Tukak lambung

  • Dewasa: 150 mg per dosis, diminum setiap 12 jam. Dosis alternatif 300 mg 1 kali per hari diminum pada saat menjelang tidur.

Esofagitis Erosif

  • Dewasa: 150 mg, 4 kali sehari. Obat diminum setiap 6 jam. Untuk injeksi parerental, dosis 50

    About The Author

Manfaat Kunyit Putih untuk Kesehatan, Tidak Kalah dengan Kunyit Kuning!

Kenali Jenis-Jenis Pil KB dan Cara Penggunaannya