Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Penyakit Radang Usus: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Penyakit radang usus (IBD) atau radang usus adalah kondisi yang menyebabkan peradangan pada usus. Terdapat dua jenis IBD, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Crohn. Kedua kondisi ini disebabkan oleh peradangan kronis pada saluran pencernaan akibat respons sistem kekebalan tubuh yang keliru terhadap jaringan sehat pada saluran pencernaan.

Penyebab Radang Usus

Penyebab pasti radang usus masih belum diketahui. Faktor-faktor seperti stres dan diet bisa memperburuk kondisi. Salah satu kemungkinan penyebab adalah respon autoimun, yaitu ketidaknormalan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap jaringan tubuh sendiri, termasuk pada saluran pencernaan. Faktor genetik juga memainkan peran penting dalam perkembangan radang usus.

Jenis Radang Usus

Kolitis ulseratif dan penyakit Crohn adalah kondisi jangka panjang. Berikut adalah penjelasan tentang kedua jenis radang usus tersebut:

  • Kolitis ulseratif: kondisi ini menyebabkan peradangan dan luka pada lapisan dalam usus besar dan dubur.
  • Penyakit Crohn: kondisi ini ditandai oleh peradangan pada lapisan saluran pencernaan yang dapat menyebar ke jaringan yang terkena.

Radang usus bisa terjadi pada semua usia, tetapi umumnya sering terjadi antara usia 15 hingga 40 tahun. Gejala yang umumnya muncul adalah diare berat, nyeri perut, kelelahan, dan penurunan berat badan.

Gejala Radang Usus

Gejala radang usus bervariasi tergantung pada tingkat keparahan peradangan dan lokasinya. Gejala dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Beberapa gejala umum yang mungkin muncul antara lain:

  • Kram dan nyeri perut.
  • Demam.
  • Penurunan berat badan.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Anemia akibat kehilangan darah.
  • Diare yang sering atau berdarah.
  • Kelelahan yang parah.

Beberapa gejala radang usus yang jarang terjadi adalah nyeri sendi (artritis), mata merah (iritis), benjolan kulit berwarna merah (erythema nodosum), dan penyakit kuning (primary sclerosing cholangitis).

Diagnosis Radang Usus

Radang usus dapat didiagnosis melalui endoskopi (untuk penyakit Crohn) atau kolonoskopi (untuk kolitis ulseratif) dan pemeriksaan pencitraan seperti contrast radiography, magnetic resonance imaging (MRI), atau computed tomography (CT). Dokter juga dapat memeriksa sampel tinja atau melakukan tes darah untuk memastikan bahwa gejala tidak disebabkan oleh infeksi dan membantu dalam diagnosis.

Pengobatan Radang Usus

Saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan radang usus. Pengobatan dan penanganannya hanya bertujuan untuk meredakan gejala atau mencegah timbulnya gejala kambuh. Jika gejala yang muncul ringan, mungkin tidak perlu pengobatan. Biasanya, gejala ringan akan hilang dalam beberapa hari.

Pengobatan Rumahan

Meskipun tidak ada diet spesifik yang dapat mencegah atau mengobati radang usus, perubahan pola makan mungkin membantu mengelola gejala. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh Anda.

Salah satu intervensi diet yang dapat direkomendasikan oleh dokter adalah diet rendah residu yang mengurangi konsumsi serat dan bahan tidak tercerna yang melewati usus besar.

Ini dapat membantu mengurangi gejala diare dan nyeri perut. Jika Anda menjalani diet rendah residu, pastikan untuk mengerti berapa lama diet ini harus dilakukan karena tidak menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dokter mungkin akan menyarankan konsumsi suplemen vitamin untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Anda.

Aspek penting lain dari perawatan di rumah adalah belajar mengelola stres, latihan teknik pernapasan, meditasi, menemukan waktu untuk diri sendiri, dan melakukan olahraga secara teratur.

Pengobatan Medis

Selain meredakan gejala, pengobatan juga bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi yang mungkin terjadi. Pengobatan dapat berupa obat-obatan, terapi, atau pembedahan.

Hampir 1 dari 5 orang dengan kolitis ulserativa mengalami gejala parah yang tidak merespons pengobatan. Dalam kasus ini, pembedahan untuk mengangkat bagian usus besar yang meradang mungkin diperlukan.

Sementara itu, sekitar 60-75% orang dengan penyakit Crohn membutuhkan pembedahan untuk memperbaiki kerusakan pada sistem pencernaan dan mengatasi komplikasi penyakit Crohn.

Berikut ini adalah beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengobati radang usus:

1. Obat antiinflamasi non-steroid (OAINS)

Obat ini umumnya digunakan sebagai pengobatan awal untuk mengatasi radang usus. Fungsinya adalah mengurangi peradangan. Contoh obat yang digunakan adalah aminosalisilat dan kortikosteroid.

2. Obat imunosupresan

Obat ini bertujuan untuk menghambat aktivitas sistem kekebalan tubuh yang merusak dan meredakan peradangan. Contoh obat imunosupresan yang digunakan adalah azatioprin, siklosporin, dan infliksimab. Beberapa orang mungkin akan mendapat manfaat lebih baik dengan menggunakan kombinasi beberapa jenis obat.

3. Antibiotik

Antibiotik dapat diberikan sebagai tambahan dari obat-obatan lainnya, terutama jika terjadi infeksi. Orang dengan kolitis ulserativa dapat mengonsumsi antibiotik untuk mengendalikan infeksi. Contoh antibiotik yang umum digunakan adalah metronidazol dan siprofloksasin.

4. Obat-obatan lain

Terdapat juga obat-obatan lain yang digunakan untuk mengatasi gejala selain peradangan. Sebelum mengonsumsi obat bebas yang dapat dibeli di apotek, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Beberapa contoh obat yang bisa digunakan adalah obat anti-diare, obat pereda nyeri, suplemen zat besi, suplemen vitamin, dan kalsium, tergantung pada kondisi dan gejala yang muncul.

Seseorang yang menderita kolitis ulseratif atau penyakit Crohn juga berisiko lebih tinggi terkena kanker usus. Biasanya, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan teratur (kolonoskopi) untuk mengurangi risiko kanker usus besar.

Penderita kolitis ulserativa dengan gejala parah biasanya tidak akan merespon pengobatan dengan obat-obatan. Oleh karena itu, operasi dilakukan untuk mengangkat bagian usus besar yang mengalami peradangan parah.

Pada penderita penyakit Crohn, operasi dilakukan untuk mengangkat bagian usus yang rusak dan menghubungkan kembali saluran pencernaan yang masih sehat. Setelah operasi, minum obat-obatan mungkin diperlukan untuk mencegah kambuhnya penyakit.

Referensi

  1. Anonim. 2018. What is inflammatory bowel disease (IBD)? https://www.cdc.gov/ibd/what-is-IBD.htm (Diakses pada 22 Agustus 2019).
  2. Anonim. 2020. Inflammatory bowel disease (IBD). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/inflammatory-bowel-disease/symptoms-causes/syc-20353315 (Diakses pada 22 Agustus 2019).
  3. Anonim. 2020. Inflammatory Bowel Disease. https://www.nhs.uk/conditions/inflammatory-bowel-disease/ (Diakses pada 22 Agustus 2019).
  4. Khatri, Minesh. 2019. Inflammatory Bowel Disease. https://www.webmd.com/ibd-crohns-disease/inflammatory-bowel-syndrome#1 (Diakses pada 22 Agustus 2019).

About The Author

5 Alasan Mengapa Pria Harus Mencoba Pijat Prostat

Susu Bisa Bikin Asam Urat Kambuh, Apa Benar?