Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Chordoma: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatannya

Myles Bannister

Chordoma adalah kanker tulang yang umumnya terjadi di tulang belakang dan tengkorak. Kanker langka ini bisa mengancam jiwa jika sudah menyebar! Berikut ini adalah informasi tentang gejala, penyebab, dan cara mengobatinya.

Apa itu Chordoma?

Chordoma adalah jenis kanker tulang yang jarang terjadi. Hanya 1 dari setiap 1 juta orang yang terkena. Kanker ini biasanya muncul di tulang belakang atau tengkorak, terutama di dasar tengkorak atau sakrum.

Chordoma berasal dari sel yang seharusnya sudah menghilang setelah embrio berkembang menjadi cakram tulang belakang. Tetapi beberapa sel ini tetap ada dan dapat menjadi kanker.

Tanda dan Gejala Chordoma

Chordoma dapat menekan saraf di tulang belakang atau otak, yang menyebabkan rasa sakit, mati rasa, atau kelemahan. Gejalanya bervariasi tergantung pada lokasi dan ukuran tumor.

Gejala chordoma di tengkorak antara lain:

  • Kehilangan perasaan dan gerakan di wajah.
  • Perubahan suara atau bicara.
  • Gerakan mata yang tidak normal.
  • Penglihatan ganda.
  • Sakit kepala.
  • Sakit leher.
  • Kesulitan menelan.

Gejala chordoma di tulang belakang antara lain:

  • Kehilangan kontrol usus dan buang air besar.
  • Benjolan di bagian bawah punggung.
  • Mati rasa, kesemutan, atau kelemahan di lengan atau kaki.
  • Sakit di punggung bagian bawah.
  • Kesulitan mengendalikan kandung kemih.

Chordoma di otak atau tulang belakang juga bisa menyebabkan hidrosefalus, yaitu penumpukan cairan yang mengganggu aliran cairan serebrospinal di otak.

Kapan Harus ke Dokter?

Chordoma tumbuh secara perlahan, jadi gejalanya mungkin tidak terlihat dalam waktu yang singkat.

Jika Anda merasakan adanya benjolan di sepanjang tulang belakang atau dasar tengkorak, atau merasakan sakit atau tekanan di area yang terkena, segera temui dokter.

Gejala yang memerlukan perhatian segera antara lain:

  • Sakit pinggang yang tidak hilang-hilang.
  • Mati rasa atau kelemahan di lengan, kaki, bokong, atau selangkangan.
  • Sakit kepala dan penglihatan ganda.
  • Kesulitan menelan.
  • Kesulitan berjalan atau menggerakkan tangan.
  • Benjolan terlihat di tulang belakang atau tulang ekor.
  • Gangguan usus atau kandung kemih secara tiba-tiba.

Apa yang Menyebabkan Chordoma?

Saat janin masih dalam kandungan, terdapat batang tipis yang disebut notochord di sepanjang punggungnya. Batang ini menopang tulang belakang saat janin tumbuh. Biasanya batang ini menghilang sebelum bayi lahir, tetapi beberapa sel notochord tertinggal di tulang belakang atau tengkorak.

Beberapa ahli menganggap bahwa chordoma muncul akibat perubahan gen yang mengatur pembentukan tulang belakang. Perubahan ini menyebabkan sel-sel notochord yang tertinggal di otak atau sumsum tulang belakang menjadi kanker.

Perubahan gen ini biasanya terjadi secara acak, artinya tidak harus ada anggota keluarga lain yang juga menderita chordoma. Namun, dalam beberapa kasus jarang, chordoma dapat diwariskan dalam keluarga.

Diagnosis Chordoma

Dokter dapat melakukan berbagai tes pencitraan untuk menentukan lokasi dan ukuran tumor. Beberapa tes ini meliputi:

  • Sinar-X: Untuk mengambil gambar otak atau sumsum tulang belakang dengan radiasi dosis rendah.
  • CT scan (computed tomography scan): Menampilkan gambar terperinci area yang terkena dengan menggabungkan beberapa sinar-X dari sudut yang berbeda.
  • MRI (magnetic resonance imaging): Menggunakan magnet kuat dan gelombang radio untuk menciptakan gambar organ dan struktur di dalam tubuh.

Biopsi dilakukan untuk memastikan diagnosis chordoma. Dokter akan mengambil sampel sel tumor dengan jarum untuk diperiksa secara mikroskopis. Dokter juga mungkin melakukan tes darah, CT scan paru-paru, atau scan tulang untuk melihat apakah tumor telah bermetastasis.

Cara Mengobati Chordoma

Perawatan chordoma akan disesuaikan dengan faktor seperti usia, kesehatan, ukuran tumor, dan lokasinya. Biasanya, tumor akan diangkat melalui operasi. Mengambil tumor dan sejumlah jaringan di sekitarnya dapat mencegah kekambuhan.

Namun, tidak selalu memungkinkan untuk mengangkat seluruh tumor karena risiko merusak jaringan sehat di otak atau tulang belakang. Dalam kasus tersebut, radiasi dapat digunakan untuk membunuh sisa sel kanker. Prosedur ini mengurangi kemungkinan kanker kembali.

Chordoma cenderung tumbuh kembali setelah pengobatan. Selama tahun pertama setelah operasi, pasien akan menjalani MRI setiap tiga bulan untuk memantau kemungkinan kekambuhan. Jika kanker tumbuh kembali, mungkin perlu dilakukan operasi kembali.

Komplikasi Chordoma

Chordoma adalah kondisi serius dengan beberapa potensi komplikasi, termasuk waktu yang dibutuhkan untuk diagnosis dan pengobatan. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah:

  • Chordoma berulang: Penyakit ini dapat kembali setelah pengobatan, baik operasi maupun radiasi. Dapat berulang di lokasi yang sama atau di area tubuh yang berbeda.
  • Metastasis: Kanker dapat menyebar ke area lain tubuh, seperti paru-paru, hati, tulang, atau kulit. Keadaan ini dikenal sebagai metastasis. Ketika terjadi metastasis, chordoma menjadi ancaman bagi kehidupan pasien.
  • Hidrosefalus tekanan normal: Jika kanker berkembang di dasar tengkorak, aliran cairan serebrospinal di otak dapat terganggu. Keadaan ini dapat menyebabkan penumpukan cairan di tengkorak dan tekanan di otak.

Referensi

  1. Anonim. 2018. Chordomas. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17916-chordomas. (Diakses pada 18 Mei 2022)
  2. Anonim. 2020. Spinal cord tumor. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chordoma/cdc-20355401. (Diakses pada 18 Mei 2022)
  3. Mutchler, Cristina. 2021. Symptoms of Chordoma. https://www.verywellhealth.com/chordoma-signs-symptoms-and-complications-5200495. (Diakses pada 18 Mei 2022)
  4. Watson, Stephanie. 2020. What Is Chordoma?. https://www.webmd.com/cancer/what-is-chordoma. (Diakses pada 18 Mei 2022)

About The Author

10 Manfaat Naik Turun Tangga bagi Kesehatan Tubuh

Hidrosefalus pada Anak – Penegakan Diagnosis