Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Makanan Fungsional: Pengertian, Jenis, Manfaat

Myles Bannister

Makanan fungsional adalah makanan yang memberikan manfaat kesehatan lebih dari nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Makanan ini dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko penyakit. Apa saja jenis makanan fungsional? Berikut ini contohnya serta manfaat yang dapat diperoleh.

Apa Itu Makanan Fungsional?

Istilah functional food atau makanan fungsional pertama kali muncul di Jepang pada awal tahun 1980-an. Pangan fungsional didefinisikan sebagai makanan olahan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.

Makanan yang dikonsumsi berfungsi untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Sumber: Science Direct).

Beberapa jenis makanan ternyata memberikan manfaat lebih daripada sekadar nutrisi dan metabolisme tubuh. Makanan ini, yang dikenal sebagai makanan fungsional, dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan, kinerja fisik, dan keadaan mental seseorang.

Terdapat beberapa definisi yang diajukan untuk makanan fungsional, di antaranya:

  • Makanan yang berasal dari bahan alami dan berbentuk makanan (bukan kapsul, tablet, atau bubuk).
  • Harus dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehari-hari.
  • Memiliki fungsi untuk mengatur proses tubuh tertentu ketika dikonsumsi (seperti meningkatkan mekanisme pertahanan biologis, pencegahan penyakit tertentu, pemulihan penyakit tertentu, pengendalian gangguan fisik dan mental, atau memperlambat proses penuaan).

Contoh Makanan Fungsional

Pangan fungsional tidak sama dengan makanan yang diperkaya dengan nutrisi tertentu. Makanan fungsional dapat berupa makanan konvensional atau makanan yang diperkaya (fortified food).

Berikut adalah contoh makanan fungsional konvensional atau makanan yang diperkaya:

1. Buah-buahan

Beberapa jenis buah-buahan dapat dikategorikan sebagai makanan fungsional, seperti stroberi, cranberry, blueberry, raspberry, dan blackberry. Buah-buahan lain yang termasuk pangan fungsional adalah kiwi, pir, apel, jeruk, dan pisang. Buah-buahan ini rendah kalori dan tinggi antioksidan yang baik untuk tubuh.

2. Kacang-kacangan

Kacang seperti almond, kacang mete, macadamia, dan kacang Brazil termasuk makanan fungsional. Kacang-kacangan ini dapat diolah menjadi camilan sehat dan diduga dapat meningkatkan kesehatan jantung. Kacang almond dan mete juga mengandung magnesium yang dapat membantu mengatur tekanan darah. Hindari kacang dengan tambahan garam, karena garam dapat mengurangi manfaat kacang tersebut.

3. Polong-polongan

Kacang hitam, kacang navy, lentil, dan kedelai termasuk pangan fungsional. Makanan ini mengandung serat, protein, kalium, dan folat. Jika menggunakan polong-polongan kalengan, pilih yang tidak mengandung garam tambahan. Jika tidak tersedia, bilas dan tiriskan kacang sebelum dimasak atau dikonsumsi.

4. Biji-bijian Utuh

Biji-bijian utuh adalah contoh makanan konvensional yang dikategorikan sebagai makanan fungsional. Salah satunya adalah oatmeal. Makanan ini mengandung serat dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Diet tinggi serat juga dapat membantu mengendalikan gula darah dan menurunkan kolesterol.

5. Ikan

Ikan seperti sarden dan salmon yang berasal dari perairan dingin kaya akan asam lemak omega-3. Omega-3 dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan penting dikonsumsi selama kehamilan untuk mendukung perkembangan otak janin.

6. Makanan yang Diperkaya

Makanan fungsional yang diperkaya dapat berupa jus buah, produk susu dan olahannya (yogurt, keju), susu nabati yang diperkaya (susu almond, oat milk), roti dan pasta yang diperkaya, sereal dan granola yang diperkaya, hingga telur yang diperkaya.

Manfaat Makanan Fungsional

Pangan fungsional memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. Mencegah Berbagai Penyakit

Berbagai jenis pangan fungsional mengandung antioksidan. Antioksidan ini dapat melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penyakit kronis seperti jantung, kanker, dan diabetes. Omega-3 dalam makanan fungsional juga memiliki efek antiinflamasi dan dapat meningkatkan kesehatan jantung.

2. Mencegah Kekurangan Nutrisi

Makanan fungsional mengandung nutrisi penting seperti vitamin, mineral, lemak sehat, dan serat. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan berbagai penyakit. Makanan fungsional dapat membantu mencegah kekurangan gizi dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

3. Mendukung Pertumbuhan dan Perkembangan

Makanan fungsional yang diperkaya dengan asam folat dan vitamin B kompleks lainnya sangat penting untuk kesehatan janin. Nutrisi seperti omega-3, zat besi, seng, kalsium, dan vitamin B12 juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Makanan fungsional ini dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan.

Referensi

  1. Anonim. Functional Food. [Link](https://www.sciencedirect.com/topics/food-science/functional-food). Diakses pada 10 September 2020.
  2. Anonim. 2019. Functional Foods. [Link](https://www.eatright.org/food/nutrition/healthy-eating/functional-foods). Diakses pada 10 September 2020.
  3. Link, Rachael. 2020. What Are Functional Foods? All You Need to Know. [Link](https://www.healthline.com/nutrition/functional-foods). Diakses pada 10 September 2020.
  4. Zeratsky, Katherine. I’ve heard the term “functional foods,” but I don’t know what it means. Can you explain?. [Link](https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/functional-foods/faq-20057816). Diakses pada 10 September 2020.

About The Author

Pneumonia Bilateral: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

10 Buah untuk Darah Rendah yang Terbaik