Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Pubertas Dini: Jenis, Penyebab, Risiko, dan Efek Samping

Myles Bannister

Pubertas dini adalah kondisi di mana tubuh anak-anak berubah menjadi tubuh dewasa terlalu cepat. Pada umumnya, pubertas terjadi setelah anak mencapai usia 8 tahun untuk anak perempuan dan 9 tahun untuk anak laki-laki.

Anak-anak dari kelompok etnis tertentu mungkin mengalami pubertas lebih awal secara alami. Pubertas dini merujuk pada situasi ketika anak mengalami pubertas terlalu dini.

Pada masa pubertas, otot dan tulang tumbuh dengan cepat dan terjadi perubahan bentuk dan ukuran tubuh.

Setelah masa pubertas berakhir, remaja memasuki fase dewasa di mana organ seksualnya berkembang sepenuhnya. Selain itu, perkembangan mental juga berlangsung perlahan hingga mencapai kematangan.

Pubertas umumnya terjadi pada usia 8-13 tahun untuk perempuan dan 8-14 tahun untuk laki-laki. Jika anak mengalami pubertas terlalu dini, efek samping dapat muncul. Berikut ini adalah ulasan tentang penyebab pubertas dini dan efeknya pada tubuh.

Jenis-Jenis Pubertas Dini

Pubertas dini pada remaja terbagi menjadi dua jenis, yaitu pubertas dini central dan pubertas dini peripheral.

Penyebab Pubertas Dini

Penyebab pubertas dini pada perempuan belum banyak diteliti. Namun, pada laki-laki, penyebab utama kondisi ini antara lain:

1. Pertumbuhan tumor: Tumor atau pertumbuhan sel yang masif di dalam tubuh dapat menyebabkan pubertas dini jika tumor mengganggu fungsi organ atau estetika.

2. Otak dan kelenjar pituitari: Pubertas dipengaruhi oleh otak dan kelenjar pituitari. Jika ada masalah atau gangguan pada otak, pubertas dini dapat terjadi.

3. Infeksi otak: Infeksi pada otak juga dapat menyebabkan pubertas dini, terutama jika inflamasi mempengaruhi beberapa organ dalam tubuh.

Masalah medis yang disebutkan di atas jarang terjadi pada laki-laki. Meskipun demikian, kemungkinan terjadinya pubertas dini tetap ada. Pada remaja perempuan, kondisi kesehatan yang memicu pubertas dini sangat jarang terjadi.

Faktor Risiko Pubertas Dini

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya pubertas dini antara lain:

  • Jenis kelamin: Remaja perempuan lebih berisiko mengalami pubertas dini dibandingkan dengan laki-laki, bahkan hingga 10 kali lipat lebih tinggi.
  • Mutasi gen: Pubertas dini dapat terjadi jika terdapat mutasi gen atau abnormalitas dalam keluarga. Anak yang memiliki orang tua dengan kondisi ini lebih berisiko mengalami pubertas dini.
  • Ras: Beberapa suku bangsa atau ras memiliki kecenderungan mengalami pubertas dini dibandingkan dengan ras lainnya. Pada umumnya, gadis keturunan Afrika-Amerika mengalami pubertas lebih awal sekitar 1 tahun dibandingkan dengan gadis berkulit putih dari Eropa.
  • Anak adopsi: Anak yang diadopsi sejak kecil memiliki kemungkinan mengalami pubertas dini sekitar 10-20 kali lebih tinggi daripada yang tidak. Namun, penyebab utama kondisi ini masih belum diketahui.
  • Kelebihan berat badan: Kelebihan berat badan atau obesitas pada gadis dapat memicu pubertas dini. Meskipun demikian, hubungan antara obesitas dan pubertas yang terlalu cepat masih sulit untuk dipastikan.

Efek Samping Pubertas Dini

Pubertas dini pada remaja dapat menyebabkan efek samping tertentu, seperti:

1. Perawakan pendek: Individu yang mengalami pubertas dini umumnya memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dari teman sebayanya. Namun, setelah dewasa, tinggi badan mereka biasanya lebih pendek dibandingkan dengan teman sebaya karena pertumbuhan tubuh mereka terhenti lebih cepat.

2. Masalah dengan kebiasaan: Beberapa penelitian mengaitkan masalah kebiasaan pada individu yang mengalami pubertas dini. Namun, hubungan ini belum banyak diteliti.

3. Melakukan seks di usia dini: Karena kematangan organ seksual yang lebih cepat, remaja yang mengalami pubertas dini memiliki risiko tinggi untuk melakukan hubungan seks di usia yang lebih muda. Baik itu berupa hubungan seks fisik maupun masturbasi.

4. Stres berlebihan: Anak-anak yang mengalami perubahan tubuh dengan cepat sering mengalami masalah kesehatan mental, seperti rasa malu yang berlebihan dan stres. Kondisi ini sering terjadi pada remaja perempuan, terutama ketika perubahan tubuh terjadi secara drastis.

5. Kanker payudara: Pada perempuan, pubertas dini dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Meskipun demikian, risiko ini dapat dikurangi dengan menjalani gaya hidup sehat dan mencegah obesitas.

Tindakan yang Harus Dilakukan Orang Tua

Pubertas dini dapat terjadi pada siapa saja dan memiliki efek samping tertentu. Namun, ada beberapa tindakan yang dapat diambil oleh orang tua, antara lain:

  • Mengamati tanda-tanda pubertas dini pada anak dengan cermat. Pada umumnya, tanda pubertas yang berlebihan akan membaik dengan sendirinya.
  • Jika Anda khawatir dengan kondisi anak, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran dan pengobatan terbaik.
  • Banyak anak yang mengalami pubertas dini tidak mengalami masalah kesehatan atau mental yang serius. Oleh karena itu, jika tidak ada masalah yang muncul, Anda tidak perlu khawatir. Namun, jika ada gangguan yang timbul, segera temui dokter.

Pencegahan Pubertas Dini

Tidak ada cara untuk mencegah faktor risiko pubertas dini seperti jenis kelamin dan ras. Namun, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko anak mengalami pubertas dini, antara lain:

1. Jauhkan Anak dari Hormon Estrogen atau Testosteron

Jauhkan anak dari segala hal yang mengandung hormon estrogen atau testosteron. Hormon ini dapat ditemukan dalam obat resep untuk orang dewasa atau suplemen diet.

2. Jaga Berat Badan Sehat

Dorong anak untuk menjaga berat badan yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa obesitas pada anak dapat meningkatkan risiko pubertas dini.

Itulah penjelasan lengkap tentang pubertas dini pada anak-anak. Dengan memahami kondisi ini, orang tua dapat lebih memperhatikan kesehatan anak dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

  1. Anonim. 2022. “Early or delayed puberty”. https://www.nhs.uk/conditions/early-or-delayed-puberty/. Diakses pada 30 Januari 2024.
  2. Anonim. 2021. “Precocious (Early) Puberty in Children”. https://www.nationwidechildrens.org/conditions/early-puberty-in-children. Diakses pada 30 Januari 2024.
  3. Anonim. 2023. “Precocious puberty”. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/precocious-puberty/symptoms-causes/syc-20351811. Diakses pada 30 Januari 2024.

About The Author

10 Makanan untuk Kesuburan Pria (Meningkatkan Kualitas Sperma)

5 Penyebab Mulut Terasa Sabun dan Cara Mengatasinya