Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Listeriosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Listeriosis adalah penyakit yang berbahaya bagi orang tertentu. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, dan kebanyakan orang yang terinfeksi mungkin tidak menyadari. Namun, mereka yang berisiko tinggi dapat sangat terpengaruh, dan bahkan angka kematiannya relatif tinggi.

Selanjutnya, baca informasi lengkap tentang listeriosis, gejala, dan pencegahannya di bawah ini.

Apa Itu Listeriosis?

Listeriosis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Listeria monocytogenes. Bakteri ini dapat mencemari daging yang diolah atau susu yang tidak dipasteurisasi.

Bakteri Listeria berbahaya bagi ibu hamil, orang tua berusia di atas 65 tahun, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Bakteri Listeria dapat hidup di suhu dingin atau beku termasuk dalam lemari pendingin. Bakteri ini juga dapat ditemukan di tanah, air, debu, dan kotoran hewan.

Gejala Listeriosis

Tanda dan gejala awal listeriosis seringkali tidak jelas dan muncul 11 hingga 70 hari setelah mengonsumsi makanan yang tercemar Listeria.

Tanda dan gejala listeriosis umumnya berlangsung 1 hingga 3 hari, dan meliputi:

  • Demam
  • Gejala flu
  • Nyeri otot
  • Mual
  • Diare

Bagi sebagian orang, infeksi Listeria akan hilang dengan sendirinya tanpa disadari. Namun, infeksi bakteri pada anak-anak, orang tua, dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah dapat menyebar ke sistem saraf dan menyebabkan gejala seperti sakit kepala, leher kaku, tremor, kebingungan, dan kehilangan keseimbangan.

Pada orang yang rentan, listeriosis bisa menyebabkan infeksi darah yang serius (septikemia) atau radang selaput di sekitar otak (meningitis). Jika infeksi Listeria menyebar ke otak, gejalanya bisa parah dan termasuk ensefalitis, abses serebral, kelumpuhan saraf kranial, meningoensefalitis, dan meningitis.

Gejala Listeriosis pada Ibu Hamil

Ibu hamil memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan listeriosis. Gejala pada ibu hamil mungkin tidak sejelas pada janin yang ada dalam kandungan.

Listeriosis pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur. Bayi yang baru lahir juga dapat terinfeksi setelah beberapa hari atau beberapa minggu setelah lahir, dan memiliki gejala demam, muntah, kesulitan bernapas, mudah marah, dan kehilangan nafsu makan.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda telah mengonsumsi makanan yang ditarik kembali dari pasaran karena tercemar Listeria, perhatikan tanda dan gejala. Jika mengalami demam, nyeri otot, mual, atau diare, segera hubungi dokter.

Jika mengalami demam tinggi, sakit kepala parah, leher kaku, kebingungan, atau sensitif terhadap cahaya, segera cari perawatan medis darurat. Gejala ini dapat menandakan meningitis bakteri atau komplikasi infeksi listeria yang mengancam nyawa.

Penyebab Listeriosis

Listeriosis disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes yang ditemukan di air, debu, tanah, tumbuhan, dan kotoran hewan.

Makanan tertentu berisiko tinggi tercemar Listeria, termasuk daging olahan, susu yang tidak dipasteurisasi, dan ikan asap yang dingin. Namun, ada banyak makanan lain yang juga dapat tercemar Listeria, seperti apel karamel, melon, dan kol yang diberi pupuk kotoran hewan.

Bakteri Listeria dapat menyebabkan infeksi pada manusia melalui jalur-jalur berikut:

  • Sayuran dan buah-buahan yang terkontaminasi bakteri dari tanah atau pupuk kandang yang tercemar Listeria.
  • Mengonsumsi daging yang terkontaminasi bakteri.
  • Mengonsumsi daging olahan seperti deli meat, hot dog, dan ikan asap dingin.
  • Meminum produk susu yang tidak dipasteurisasi, termasuk susu, keju lunak, dan es krim.
  • Bayi dalam kandungan dapat terinfeksi bakteri Listeria dari ibu.

Faktor Risiko Listeriosis

Orang-orang berikut memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi Listeria:

  • Ibu hamil
  • Orang tua berusia di atas 65 tahun
  • Menggunakan penurun kekebalan tubuh seperti prednison atau obat lain untuk mengobati penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis
  • Sedang menjalani pengobatan untuk mencegah penolakan transplantasi organ
  • Sedang menjalani kemoterapi
  • HIV/AIDS
  • Diabetes
  • Penyakit hati
  • Kanker

Diagnosis Listeriosis

Diagnosis listeriosis dapat dilakukan melalui pemeriksaan darah. Tes darah adalah cara yang paling efektif untuk mengidentifikasi infeksi Listeria. Untuk beberapa kasus, sampel urine dan sampel dari tulang belakang juga dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi Listeria.

Pengobatan Listeriosis

Banyak orang yang mengalami infeksi Listeria yang ringan mungkin tidak memerlukan perawatan. Namun, untuk kasus listeriosis yang lebih serius, antibiotik seperti ampicillin atau kombinasi antibiotik lainnya seperti gentamicin sering digunakan.

Jika infeksi Listeria menyebabkan septikemia atau meningitis yang menyebar ke otak, pasien mungkin memerlukan antibiotik intravena dan perawatan jangka panjang.

Pada ibu hamil, pemberian antibiotik yang tepat dapat membantu mengobati dan mencegah infeksi pada bayi yang sedang dikandung.

Pencegahan Listeriosis

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah listeriosis:

1. Membersihkan Tangan dan Perangkat Makan Setelah Makan

Cuci tangan sebelum dan setelah makan, dan bersihkan perangkat makan. Langkah ini dapat mengurangi risiko kontaminasi silang saat mencuci tangan sebelum dan setelah memasak, membersihkan barang, atau menyimpan makanan.

2. Mencuci Bahan Makanan

Cuci bahan makanan di bawah air mengalir, termasuk buah dan sayuran. Lakukan ini bahkan jika akan mengupas buah atau memotong sayuran.

3. Memasak Makanan dengan Benar

Masak makanan dengan benar untuk membunuh bakteri, terutama pada daging. Gunakan termometer jika perlu untuk memastikan makanan mencapai suhu yang aman.

4. Ibu Hamil Harus Menghindari Sumber Listeria

Ibu hamil harus menghindari makanan yang berisiko terinfeksi, seperti produk susu mentah, daging olahan, atau ikan asap.

5. Menjaga Kulkas Tetap Bersih

Secara rutin membersihkan rak, laci, pintu, dan pegangan kulkas dengan air hangat dan sabun untuk membunuh bakteri.

6. Menjaga Suhu Kulkas

Bakteri Listeria dapat bertahan hidup dalam suhu dingin, namun mengatur suhu kulkas dengan benar dapat memperlambat pertumbuhan bakteri. Gunakan termometer untuk memastikan suhu kulkas berada di bawah 40°F (4,4°C), sedangkan suhu freezer harus di bawah 0°F (-17,8°C).

Referensi

  1. Anonim. (2018). Listeriosis. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/listeriosis
  2. Holland, K. (2017). Everything You Should Know About Listeria Infection (Listeriosis). Diakses dari https://www.healthline.com/health/listeria-infection
  3. Mayo Clinic Staff. (2020). Listeria infection. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/listeria-infection/diagnosis-treatment/drc-20355275
  4. Newman, T. (2017). Listeria: What you need to know. Diakses dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/180370#causes
  5. What Is Listeria?. Diakses dari https://www.webmd.com/food-recipes/food-poisoning/what-is-listeria#1

About The Author

18 Manfaat Minyak Zaitun untuk Kesehatan dan Kecantikan

Manfaat Brahmi untuk Kesehatan