Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Limpa – Fungsi, Penyakit, dan Gejala

Myles Bannister

Fungsi Limpa

Limpa merupakan organ yang lembut dan berbentuk seperti spons yang memiliki beberapa fungsi kritis serta mudah mengalami kerusakan. Fungsi dari limpa adalah sebagai berikut:

  • Mengeluarkan dan menghancurkan sel darah yang sudah tua dan rusak.
  • Memainkan peran penting dalam mencegah infeksi dengan menghasilkan sel-sel darah putih (limfosit) dan bertindak sebagai batas pertahanan pertama dalam melawan patogen yang menyerang.
  • Menyimpan sel-sel darah merah dan trombosit, yaitu sel-sel yang membantu penggumpalan darah.
  • Mungkin bertindak sebagai perantara antara sistem kekebalan tubuh dan otak.

Gejala Penyakit Limpa

Pembengkakan limpa umumnya tidak menunjukkan gejala, tetapi dalam beberapa kasus dapat terjadi beberapa gejala penyakit limpa, antara lain:

  • Sakit atau perasaan penuh di bagian kiri atas perut yang dapat menyebar ke bahu kiri
  • Mengalami kekurangan darah atau anemia
  • Mudah lelah
  • Mudah mengalami infeksi dan perdarahan

Penyebab Penyakit Limpa

Sejumlah infeksi dan penyakit dapat menyebabkan pembesaran atau bengkaknya limpa, yang mungkin bersifat sementara tergantung pada pengobatan yang diberikan. Beberapa faktor yang berkontribusi adalah:

  • Infeksi virus, seperti mononucleosis
  • Infeksi bakteri, seperti sifilis atau infeksi pada lapisan dalam hati Anda (endokarditis)
  • Infeksi parasit, seperti malaria
  • Sirosis dan penyakit lain yang mempengaruhi hati
  • Berbagai jenis anemia hemolitik – suatu kondisi yang ditandai dengan penghancuran dini sel darah merah
  • Kanker darah, seperti leukemia dan neoplasma myeloproliferative, dan limfoma, seperti penyakit Hodgkin
  • Gangguan metabolisme, seperti penyakit Gaucher dan penyakit Niemann-Pick
  • Tekanan pada pembuluh darah di limpa atau hati atau gumpalan darah di pembuluh darah ini.

Dampak Penyakit Limpa

Efek yang terjadi dapat bersifat sementara tetapi ada juga yang bersifat jangka panjang tergantung pada perawatan yang diberikan. Beberapa faktor yang diketahui bisa menyebabkan pembengkakan limpa adalah sebagai berikut:

  • Peradangan limpa (splenitis), penyakit ini biasanya terjadi pada bagian merah limpa, penyebabnya bisa tumor akibat pertumbuhan sel lasing, bisa juga akibat dari paparan zat-zat kimia atau radiasi.
  • Terdapat sel-sel darah merah abnormal, adanya sel-sel abnormal dalam darah merah dengan jumlah banyak bisa memicu pembesaran limpa, karena organ tersebut harus bekerja keras untuk menghancurkan sel-sel tersebut. Dan semakin banyak darah abnormal, maka risiko penyakit pembesaran limpa juga semakin tinggi, karena sel abnormal tersebut bisa berbalik menyerang jaringannya.
  • Adanya infeksi bakteri, virus, atau parasit, sebagai organ pertahanan membuat limpa sering berhubungan dengan virus dan bakteri berbahaya dalam tubuh. Ketika jumlah virus yang menyerang dalam jumlah banyak, maka limpa berisiko diserang balik oleh sumber penyakit tersebut.
  • Adanya penyakit-penyakit metabolik, dalam tubuh kinerja antar-organ sangat berhubungan erat dan saling memengaruhi, ketika ada organ yang terganggu, maka organ lain akan berisiko mengalami gangguan.
  • Ketika seseorang terserang kanker darah, maka sistem pertahanan tubuhnya tidak bisa bekerja optimal, dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja dan kondisi kesehatan limpa, karena jika darah telah terkontaminasi sel kanker, maka limpa juga berisiko.
  • Anemia, produksi sel darah merah yang terbatas atau kurang juga bisa memengaruhi pembengkakan. Limpa yang membesar akan memengaruhi masing-masing fungsi vital, misalnya mengalami gangguan dalam menyaring sel-sel darah merah, mengurangi jumlah sel-sel sehat dalam aliran darah, bahkan hingga merusak organ lain.

Komplikasi Penyakit Limpa

Komplikasi lain yang berpotensi terjadi jika limpa mengalami pembengkakan adalah sebagai berikut:

  • Infeksi, hal ini terjadi karena limpa yang membengkak akan mengurangi jumlah sel darah merah yang sehat, trombosit, dan sel darah putih dalam aliran darah, sehingga mudah terkena infeksi.
  • Mengalami anemia dan meningkatkan terjadinya perdarahan.
  • Limpa pecah, limpa yang sehat cenderung mudah rusak terutama dalam kecelakaan mobil. Tetapi jika limpa mengalami pembengkakan maka kemungkinannya jauh lebih besar, jika limpa pecah bisa menyebabkan perdarahan yang mengancam nyawa. Jika limpa diangkat melalui pembedahan (splenektomi), tubuh akan kehilangan beberapa kemampuannya untuk menghasilkan antibodi pelindung dan untuk membuang bakteri yang tidak diinginkan dari tubuh. Sebagai akibatnya, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi akan berkurang. Tidak lama kemudian, organ lainnya (terutama hati) akan meningkatkan fungsinya dalam melawan infeksi untuk menggantikan kehilangan tersebut, sehingga peningkatan risiko terjadinya infeksi tidak akan berlangsung lama.

Pengobatan Penyakit Limpa

Perawatan untuk limpa yang membesar berfokus pada masalah yang mendasarinya. Misalnya, jika Anda memiliki infeksi bakteri, pengobatan akan mencakup antibiotik.

1. Waspada

Jika Anda memiliki limpa yang membesar tetapi tidak memiliki gejala dan penyebabnya tidak dapat ditemukan, dokter Anda mungkin menyarankan untuk tetap waspada. Anda harus bertemu dokter untuk dievaluasi ulang dalam waktu enam hingga 12 bulan atau lebih cepat jika Anda mengalami gejala apa pun.

2. Operasi penghilangan limpa

Jika limpa yang membesar menyebabkan komplikasi serius atau penyebabnya tidak dapat diidentifikasi atau diobati, operasi pengangkatan limpa (splenektomi) dapat menjadi pilihan. Dalam kasus kronis atau kritis, operasi mungkin merupakan harapan terbaik untuk pemulihan.

Menghilangkan limpa melalui operasi membutuhkan pertimbangan yang cermat. Anda dapat menjalani kehidupan aktif tanpa limpa, tetapi Anda lebih mungkin untuk mengalami infeksi yang serius atau bahkan infeksi yang mengancam jiwa setelah limpa diangkat. Terkadang radioterapi dapat mengurangi ukuran limpa sehingga Anda dapat menghindari operasi.

3. Mengurangi risiko infeksi setelah operasi

Setelah menghilangkan limpa, langkah-langkah tertentu dapat membantu mengurangi risiko infeksi, antara lain:

  • Mendapatkan serangkaian vaksinasi baik sebelum maupun setelah splenektomi. Ini meliputi vaksin pneumococcal (Pneumovax 23), meningokokus dan haemophilus influenzae tipe b (Hib), yang melindungi terhadap pneumonia, meningitis, dan infeksi pada darah, tulang, dan sendi. Anda juga akan membutuhkan vaksin pneumococcal setiap lima tahun setelah operasi.
  • Menggunakan penisilin atau antibiotik lain setelah operasi dan jika dokter mencurigai kemungkinan infeksi.
  • Menghubungi dokter pada tanda pertama demam, karena ini dapat menunjukkan adanya infeksi.
  • Menghindari bepergian ke daerah dengan tingkat penyakit tertentu, seperti malaria.

Pengobatan Limpa Bengkak secara Alami

Mengobati limpa bengkak secara alami dapat dilakukan dengan menggunakan teripang. Teripang, atau hewan laut spesies Golden Stichopus Variegatus, memiliki khasiat sebagai antiseptik alami dan obat serbaguna untuk berbagai penyakit. Tanaman ini telah dikenal sejak 500 tahun yang lalu oleh masyarakat Pulau Langkawi, sebuah pulau kecil di Malaysia.

Teripang tersebar luas di lingkungan laut di seluruh dunia, mulai dari zona pasang surut hingga laut dalam, terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat. Di wilayah Indonesia, teripang banyak ditemukan di perairan bagian Timur Indonesia, seperti di perairan Kalimantan.

Mencegah Penyakit Limpa

Pembengkakan limpa adalah konsekuensi dari penyakit yang mendasarinya, banyak di antaranya mungkin tidak dapat diantisipasi atau dicegah. Namun, beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah:

  • Mencegah penyakit hati yang disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol, yang dapat menyebabkan sirosis dan hipertensi portal. Dalam penggunaan alkohol, mengonsumsi secara moderat adalah kunci, dan minum berlebihan memiliki konsekuensi yang sangat berbahaya baik dalam jangka pendek maupun panjang.
  • Mencegah penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus tertentu (misalnya, hepatitis B dan hepatitis C), yang dapat menyebabkan sirosis. Ini dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Penyakit hepatitis B juga dapat dicegah melalui vaksinasi.
  • Mencegah penyakit infeksi tertentu seperti HIV, malaria, tuberkulosis, dan anaplasmosis dengan mengurangi risiko terpapar penyakit tersebut.

About The Author

Radang Gusi – Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Perawatan

Penderita Kolesterol Tinggi Tak Boleh Makan Nasi Putih?