Limfoma Burkitt adalah bentuk limfoma non-Hodgkin yang agresif dan mudah menyebar ke bagian tubuh lain. Simak penjelasan gejala, penyebab, dan pengobatannya dalam ulasan berikut.
Apa itu Limfoma Burkitt?
Limfoma Burkitt adalah jenis limfoma non-Hodgkin yang terjadi ketika kanker tumbuh pada sel darah putih (sel B). Kejadiannya sering kali berkaitan dengan gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
Sel kanker tumbuh dengan cepat dan agresif. Tanpa penanganan yang tepat, kanker dapat dengan mudah menyebar ke bagian tubuh lain seperti sumsum tulang dan susunan saraf pusat.
Seberapa Umum Limfoma Burkitt Terjadi?
Limfoma Burkitt termasuk penyakit langka. Di Amerika, sekitar 1.200 orang didiagnosis setiap tahunnya. Sekitar 59 persen pasien berusia di atas 40 tahun.
Penyakit ini sering terjadi pada orang yang terinfeksi HIV, virus yang menyebabkan AIDS.
Meski langka, kondisi ini sering terjadi pada anak-anak di Afrika, terutama anak-anak dengan malaria, Epstein-Barr virus (EBV), atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Gejala Limfoma Burkitt
Gejala umum limfoma ini meliputi demam, penurunan berat badan, dan keringat malam. Gejala lainnya bervariasi tergantung jenis limfoma.
1. Limfoma Burkitt Endemik
Gejala limfoma ini meliputi:
- Pembengkakan dan kerusakan tulang wajah.
- Pembesaran kelenjar getah bening yang cepat.
- Nodus limfa yang membesar (tidak lunak).
Tumor pada jenis ini tumbuh dengan sangat cepat, kadang-kadang ukurannya tumbuh dua kali lipat dalam 18 jam.
2. Limfoma Burkitt Sporadis
Gejala jenis limfoma ini meliputi:
- Pembengkakan perut.
- Keringat malam.
- Kerusakan pada tulang wajah.
- Penyumbatan pada usus.
- Pembesaran tiroid.
- Pembesaran amandel.
3. Imunodefisiensi
Gejala terkait imunodefisiensi mirip dengan jenis limfoma sporadis. Gejala lain yang mungkin timbul termasuk:
- Kehilangan nafsu makan.
- Penurunan berat badan.
- Kelelahan.
- Demam tanpa penyebab yang jelas.
Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?
Segera periksakan kondisi ke dokter jika mengalami gejala yang telah disebutkan sebelumnya, terutama jika ada benjolan atau pembesaran pada wajah, rahang, leher, dan perut.
Juga penting untuk rutin kontrol ke dokter jika memiliki penyakit yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS dan penyakit autoimun.
Penyebab Limfoma Burkitt
Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui. Namun, kondisi ini sering kali terkait dengan Epstein-Barr virus (EBV) dan human immunodeficiency virus (HIV).
Faktor Risiko
Meski penyebab pasti belum diketahui, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena limfoma Burkitt, antara lain:
- Usia: Anak-anak di bawah 5 tahun memiliki risiko tertinggi terutama terkait malaria.
- Jenis kelamin: Pria (terutama usia 4-7 tahun) lebih berisiko daripada wanita.
- Infeksi: Infeksi HIV dan virus hepatitis C dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
- Paparan bahan kimia tertentu: Obat kemoterapi dan radiasi dapat meningkatkan risiko.
- Transplantasi organ: Penerima transplantasi organ lebih berisiko terkena limfoma Burkitt imunodefisiensi.
Diagnosis Limfoma Burkitt
Diagnosis dapat dilakukan melalui biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan yang diduga terkena limfoma.
Tes penunjang lainnya termasuk tes pencitraan seperti computed tomography (CT) scan, rontgen dada, magnetic resonance imaging (MRI), dan positron emission tomography (PET).
Jenis Limfoma Burkitt
Terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan letak penyebaran dalam tubuh:
1. Limfoma Burkitt Endemik
Jenis ini terjadi di wilayah Afrika dan sering dikaitkan dengan malaria dan EBV.
Bagian tubuh yang sering terkena adalah tulang wajah dan rahang, tetapi juga dapat menyerang usus kecil, ginjal, ovarium, dan payudara.
2. Limfoma Burkitt Sporadis
Jenis ini terjadi di luar Afrika dan sering dikaitkan dengan EBV.
Kondisi ini langka dan hanya menyumbang sekitar 1-2% kasus pada orang dewasa.
Limfoma ini biasanya menyerang saluran pencernaan bagian bawah, khususnya pada akhir usus kecil dan awal usus besar.
3. Limfoma Burkitt yang Berkaitan dengan Imunodefisiensi
Jenis ini terjadi pada mereka dengan sistem imun yang lemah akibat penggunaan obat penekan imun atau kelainan bawaan.
Stadium Kanker
Limfoma Burkitt terbagi menjadi empat stadium berdasarkan tingkat keparahannya:
- Stadium 1: Kanker hanya tumbuh di satu lokasi tubuh.
- Stadium 2: Kanker muncul di lebih dari satu lokasi, namun masih pada satu sisi diafragma.
- Stadium 3: Kanker menyebar ke kelenjar getah bening atau lokasi lain di kedua sisi diafragma.
- Stadium 4: Limfoma telah menyebar ke organ lain yang jauh dari lokasi awal, seperti sistem saraf pusat atau sumsum tulang.
Pengobatan Limfoma Burkitt
Pengobatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Kemoterapi
Pengobatan dengan obat-obatan tertentu, baik melalui oral atau injeksi, untuk membunuh sel kanker.
2. Obat-obatan
Pemberian obat antibodi monoklonal rituximab dapat dikombinasikan dengan kemoterapi.
3. Radioterapi
Terapi sinar x digunakan untuk membunuh sel kanker. Biasanya dianjurkan pada stadium awal.
4. Transplantasi Sumsum Tulang
Penggantian jaringan sumsum tulang yang rusak dengan jaringan sehat.
5. Operasi
Tindakan operasi dilakukan jika terjadi sumbatan usus atau pecahnya tumor.
Komplikasi Limfoma Burkitt
Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat berkembang menjadi lebih parah dan menyebar ke organ lain.
Penanganan yang terlambat juga dapat menyebabkan penyumbatan usus dan sindrom tumor lisis.
Pada anak-anak, kemungkinan komplikasi tergantung pada jenis, stadium, dan pengobatannya. Kemungkinan komplikasi meliputi risiko infeksi, perdarahan, penyakit jantung, masalah paru-paru, risiko kanker lain, infertilitas, dan efek samping perawatan seperti mual, muntah, dan rontoknya rambut.
Berkonsultasilah dengan dokter mengenai tanda-tanda yang harus diwaspadai dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi.
Pencegahan Limfoma Burkitt
Sampai saat ini belum ada cara untuk mencegah penyakit ini. Namun, beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko meliputi:
- Menggunakan kondom saat berhubungan seks.
- Menghindari penggunaan narkoba.
- Melakukan pemeriksaan rutin jika menderita penyakit autoimun atau menggunakan obat penekan imun jangka panjang.
- Menghindari penggunaan obat intravena untuk mencegah infeksi HIV dan risiko limfoma Burkitt terkait kekebalan tubuh yang lemah.
Nah, itulah informasi lengkap tentang Limfoma Burkitt yang penting untuk diketahui. Segera periksakan kondisi ke dokter jika mengalami gejala yang telah disebutkan sebelumnya, terutama jika ada benjolan atau pembesaran pada wajah, rahang, leher, dan perut.
Referensi
- Anonim. Burkitt Lymphoma. https://lymphoma-action.org.uk/types-lymphoma-non-hodgkin-lymphoma/burkitt-lymphoma. Diakses pada 13 Maret 2023.
- Anonim. 2020. Burkitt Lymphoma. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/non-hodgkin-lymphoma/types/burkitt-lymphoma. Diakses pada 13 Maret 2023.
- Anonim . Burkitt Lymphoma in Children. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=160&contentid=2. Diakses pada 13 Maret 2023.
- Ansorge, Rick. 2021. Burkitt Lymphoma. https://www.webmd.com/cancer/lymphoma/burkitt-lymphoma-prognosis-diagnosis-treatments. Diakses pada 13 Maret 2023.
- Kimuyu, Patrick. 2017. Burkitt Lymphoma. Forms, Effects, Risk Factors, Treatment. https://www.grin.com/document/381285. Diakses pada 13 Maret 2023.
- Lights, Verneda. 2018. Burkitt’s Lymphoma. https://www.healthline.com/health/burkitts-lymphoma. Diakses pada 13 Maret 2023.
- Mallick, Indranil. 2022. Types, Treatment, and Prognosis of Burkitt Lymphoma. https://www.verywellhealth.com/burkitt-lymphoma-2252367. Diakses pada 13 Maret 2023.
- Tidy, Colin. 2015. Burkitt’s Lymphoma. https://patient.info/doctor/burkitts-lymphoma. Diakses pada 13 Maret 2023.