Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Proses Pembekuan Darah (Koagulasi), Seperti Apa?

Myles Bannister

Ketika terluka akibat cedera, kulit akan mengeluarkan darah yang setelah beberapa saat akan terjadi proses pembekuan darah atau koagulasi. Seperti apa proses pembekuan darah atau koagulasi itu pada manusia? Informasinya adalah sebagai berikut.

Apa Itu Proses Pembekuan Darah (Koagulasi)?

Proses pembekuan darah (koagulasi) adalah bagian dari mekanisme alami tubuh yang disebut hemostatis. Hemostatis adalah cara tubuh menghentikan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah saat mengalami luka.

Koagulasi atau proses pembekuan darah memainkan peran krusial dalam mekanisme hemostatis ini. Pasalnya, pembekuan darah akan menciptakan bekuan darah sehingga luka pada kulit menutup dan perdarahan berhenti. Pembekuan darah yang tidak berjalan lancar dapat berujung pada komplikasi yang bisa mengancam keselamatan jiwa.

Bagaimana Proses Pembekuan Darah Berlangsung?

Sebelum membahas bagaimana proses pembekuan darah pada manusia berlangsung, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa koagulasi tak lepas dari peran 2 (dua) faktor, yaitu trombosit dan faktor koagulasi.

  • Trombosit, adalah komponen darah yang menghasilkan bekuan darah. Tak hanya itu, trombosit atau keping darah yang merupakan bagian dari sel sumsum tulang belakang bernama megakaryocytes turut berkontribusi dalam penyembuhan luka.
  • Faktor Koagulasi, adalah protein yang ada di dalam plasma darah dan diproduksi di dalam organ hati dengan bantuan vitamin K. Terdapat tidak kurang dari 13 faktor koagulasi di dalam tubuh.

Koagulasi adalah proses kompleks yang terdiri dari sejumlah tahapan. Bagaimana aktivitas ini berlangsung secara ideal? Berikut informasinya.

1. Pembuluh Darah Rusak

Begitu kulit mengalami cedera, pembuluh darah akan mengalami kerusakan dan luka terbentuk. Pada tahap awal, luka akan mengalami perdarahan yakni keluarnya darah dari dalam tubuh sebagai akibat dari rusaknya pembuluh darah tersebut.

2. Pembuluh Darah Menyempit

Setelah luka terbentuk, pembuluh darah akan menyempit untuk mengendalikan aliran darah menuju luka (blood vessel constriction).

3. Pembentukan Sumbatan Platelet

Proses pembekuan darah selanjutnya adalah pembentukan sumbatan pada pembuluh darah yang rusak (platelet plug).

Pada tahap ini, trombosit akan menuju area luka dan membentuk sumbatan pada area tersebut. Tujuan dari pembentukan sumbatan ini adalah menutup luka dan menghentikan aliran darah. Selama itu, senyawa kimia akan dilepaskan untuk merangsang sel-sel lain menuju area luka.

4. Pembekuan Darah

Koagulasi dimulai dengan protein faktor koagulasi “bekerjasama” dalam reaksi yang disebut sebagai kaskade koagulasi.

Faktor koagulasi akan merangsang pembentukan helai fibrin yang berfungsi menutup luka. Helai fibrin diproduksi dalam jumlah banyak dengan struktur yang kuat dan membentuk jalinan di area luka. Helai fibrin diproduksi sampai luka tertutup dan sembuh.

5. Pasca Pembekuan Darah

Setelah proses koagulasi selesai, protein-protein di dalam tubuh akan berhenti membeku darah tersebut.

Hal ini penting untuk mencegah pembekuan darah berlarut-larut dan gumpalan darah (abnormal) yang dapat terbentuk.

6. Pembuangan Sumbatan

Jaringan kulit yang terluka akan membaik seiring proses pembekuan darah yang berlangsung. Sumbatan pada luka tidak lagi dibutuhkan setelah jaringan kulit tersebut pulih ke kondisi semula.

Fibrin yang menutupi luka akan rusak dengan sendirinya dan trombosit yang ada dalam bekuan darah akan diambil kembali oleh darah.

Penyakit Kelainan Proses Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah yang dijelaskan di atas adalah proses normal. Akan tetapi, ada orang yang mengalami kelainan pembekuan darah yang perlu diwaspadai karena dapat berdampak buruk bahkan mengancam keselamatan jiwa.

Beberapa contoh kelainan pembekuan darah adalah:

1. Hemofilia

Hemofilia adalah penyakit kelainan pembekuan darah di mana tubuh tidak memiliki cukup faktor koagulasi. Kekurangan faktor koagulasi dapat menyebabkan perdarahan berlebihan saat terjadi luka.

2. Defisiensi Faktor II, V, VII, X, XII

Defisiensi faktor II, V, VII, X, dan XII adalah kelainan pembekuan darah lain yang umum terjadi. Kekurangan salah satu faktor ini akan menyebabkan perdarahan abnormal.

3. Penyakit von Willebrand

Von Willebrand adalah faktor penting dalam pembentukan sumbatan pada pembuluh darah yang rusak akibat luka.

Kadar faktor von Willebrand yang rendah di dalam tubuh dapat mengganggu pembentukan sumbatan pada luka.

Penyakit von Willebrand adalah jenis kelainan pembekuan darah yang paling umum.

Ciri dan Gejala Kelainan Proses Pembekuan Darah

Kelainan pembekuan darah memiliki ciri dan gejala yang berbeda-beda tergantung pada jenis kelainan yang dialami. Beberapa ciri umum kelainan pembekuan darah pada manusia adalah:

  • Muncul memar pada kulit secara tiba-tiba
  • Perdarahan hebat saat menstruasi
  • Hidung sering mengalami perdarahan (mimisan)
  • Perdarahan pada persendian
  • Mudah mengalami perdarahan pada luka atau cedera kecil

Jika Anda mengalami ciri-ciri kelainan pembekuan darah di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dini penting karena kelainan pembekuan darah dapat berakibat fatal.

Beberapa komplikasi kelainan pembekuan darah meliputi:

  • Emboli paru
  • Penyakit jantung
  • Stroke

Pengobatan Kelainan Proses Pembekuan Darah

Pengobatan kelainan pembekuan darah disesuaikan dengan jenis kelainan yang dialami penderita. Sebelum menentukan metode pengobatan, dokter akan melakukan pemeriksaan yang meliputi:

  • Anamnesis, yakni mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien tentang keluhan yang dirasakan, riwayat kesehatan dan penyakit, riwayat kecelakaan atau trauma, serta riwayat perdarahan.
  • Pemeriksaan darah, seperti penghitungan volume darah, tes agregat platelet, dan tes respon pembekuan darah.

Setelah itu, dokter akan menentukan metode pengobatan yang tepat. Beberapa metode pengobatan kelainan pembekuan darah adalah:

  • Suplemen zat besi untuk mencegah kekurangan darah (anemia)
  • Transfusi darah untuk menambah volume darah yang hilang saat perdarahan
  • Transfusi plasma untuk mengatasi defisiensi faktor koagulasi
  • Injeksi faktor koagulasi untuk mengendalikan perdarahan pada penderita hemofilia

Selain pengobatan medis, mencegah dan mengobati kelainan pembekuan darah juga dapat dilakukan dengan pola hidup sehat, seperti olahraga teratur, makan makanan bergizi, menghindari rokok, alkohol, dan obat terlarang, mengelola stres, dan beristirahat cukup.

Itulah informasi mengenai proses pembekuan darah pada manusia. Semoga bermanfaat!

Referensi

  1. Kahn, A. 2018. Bleeding Disorders. [sumber] (Diakses pada 11 Oktober 2019)
  2. Laguipo, AB. Blood Clotting Process. [sumber] (Diakses pada 11 Oktober 2019)
  3. Shiel, W. 2018. Medical Definition of Hemostasis. [sumber] (Diakses pada 11 Oktober 2019)
  4. Shiel, W. 2018. Medical Definition of Thrombocyte. [sumber] (Diakses pada 11 Oktober 2019)

About The Author

Purple Crying, Ketika Bayi Menangis Terus-menerus

Bullying: Penyebab, Dampak, Jenis, Cara Mengatasi, dll