Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

11 Jenis Batuk pada Anak dan Cara Mengatasinya

Myles Bannister

Batuk pada anak adalah penyakit umum pada anak-anak. Penyebab umumnya adalah infeksi saluran pernapasan. Kadang-kadang, batuk juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau menandakan kondisi yang lebih serius. Berikut adalah jenis batuk yang umum terjadi pada anak.

Macam-macam Batuk pada Anak

Memahami jenis batuk yang dialami anak dapat membantu orang tua mengetahui kapan harus mengatasinya sendiri di rumah dan kapan harus menghubungi dokter. Berikut adalah jenis-jenis batuk yang umum terjadi pada anak:

1. Batuk Barky

Batuk ini terjadi karena saluran napas atas bengkak. Biasanya disebabkan oleh croup, yaitu infeksi saluran pernapasan pada anak-anak.

Anak-anak di bawah 3 tahun lebih berisiko terkena croup karena saluran napas mereka lebih sempit. Kebanyakan anak dengan croup juga akan mengalami stridor, yaitu suara napas keras dan berisik saat mereka bernapas.

2. Batuk Rejan

Batuk rejan disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Anak yang mengalami batuk rejan akan terus batuk tanpa henti. Pada akhir batuk, anak akan menghisap napas dalam-dalam. Gejala lain yang mungkin terjadi termasuk pilek, bersin, dan demam ringan.

Infeksi ini bisa terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada bayi di bawah 1 tahun yang belum mendapatkan vaksinasi pertusis. Penyakit ini sangat menular, jadi semua anak harus divaksinasi pertusis pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15 bulan, dan 4-6 tahun.

3. Batuk dengan Mengi

Jika anak Anda membuat suara mengi saat bernapas, ini bisa berarti saluran napas bagian bawahnya bengkak. Hal ini bisa terjadi akibat asma atau infeksi virus bronkiolitis.

Mengi juga bisa terjadi jika saluran napas bagian bawah terhalang oleh benda asing. Jika anak batuk setelah menghirup sesuatu seperti makanan atau mainan kecil, segera dapatkan penanganan medis.

4. Batuk Malam Hari

Ketika anak mengalami batuk pilek, lendir dari hidung dan sinus bisa mengalir ke tenggorokan dan memicu batuk saat tidur. Hal ini bisa menjadi masalah jika anak kesulitan tidur. Selain itu, asma juga bisa memicu batuk malam hari karena saluran udara anak cenderung lebih sensitif dan mudah teriritasi pada malam hari.

5. Batuk Siang Hari

Batuk yang hanya terjadi pada siang hari biasanya disebabkan oleh pilek, flu, asma, atau infeksi pernapasan. Udara dingin atau kegiatan tertentu juga bisa memperburuk batuk pada siang hari. Pastikan tidak ada asap rokok, penyegar udara, atau hewan peliharaan yang menyebabkan batuk pada anak.

6. Batuk dengan Demam

Seorang anak dengan demam ringan dan flu kemungkinan besar mengalami batuk pilek. Namun, batuk dengan demam 39 derajat Celsius atau lebih tinggi kadang-kadang bisa menjadi tanda pneumonia, terutama jika anak terlihat lemah dan bernapas dengan cepat. Jika ini terjadi, segera cari perawatan medis.

7. Batuk dengan Muntah

Anak-anak yang sering batuk bisa menjadi mual dan muntah. Anak yang memiliki asma juga mungkin muntah jika dahak yang berlebihan mengalir ke perut. Biasanya, ini tidak perlu dikhawatirkan kecuali jika muntah terus berlanjut.

8. Batuk Terus Menerus

Batuk akibat virus flu bisa berlangsung berminggu-minggu, terutama jika anak mengalami flu berulang. Asma, alergi, atau infeksi kronis pada sinus atau saluran pernapasan juga bisa menyebabkan batuk yang berkepanjangan. Jika anak masih batuk setelah 3 minggu, segera konsultasikan dengan dokter.

9. Batuk Berdahak

Batuk ini terjadi ketika tubuh memproduksi lebih banyak dahak pada saluran pernapasan. Biasanya terjadi ketika paru-paru terinfeksi dan memproduksi dahak lebih dari yang seharusnya.

Batuk berdahak biasanya disertai dengan sakit tenggorokan, mata berair, dan hilangnya nafsu makan. Rata-rata anak mengalami pilek sebanyak enam hingga sepuluh kali dalam setahun.

10. Batuk Miserable

Batuk ini membuat anak merasa tidak nyaman dan enggan melakukan aktivitas seperti biasanya. Gejala lain yang mungkin terjadi termasuk suara serak, demam tinggi, nyeri otot, dan pilek. Infeksi virus ini menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan batuk pada anak.

Flu pada anak memiliki masa inkubasi yang lama, sehingga anak dapat menularkan virus pada orang di sekitarnya selama berhari-hari sebelum mereka merasa sakit.

11. Batuk Coronavirus

Bayi dan anak-anak umumnya mengalami gejala ringan dari infeksi virus Corona (COVID-19). Beberapa anak tidak mengalami gejala, sementara yang lain bisa mengalami demam, pilek, dan batuk.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), batuk akibat virus Corona biasanya kering, tetapi dapat juga terjadi dengan lendir. Gejala COVID-19 biasanya muncul dalam waktu 2-14 hari setelah terpapar.

Cara Mengatasi Batuk pada Anak

Pada kebanyakan kasus, batuk pada anak disebabkan oleh virus dan akan sembuh sendiri tanpa penanganan khusus. Kondisi ini bisa berlangsung hingga 2 minggu. Dokter biasanya tidak meresepkan antibiotik karena tidak efektif untuk melawan infeksi virus.

Kecuali jika batuk membuat anak sulit tidur, tidak diperlukan obat batuk. Obat batuk bisa membantu menghentikan batuk, tetapi tidak mengobati penyebabnya. Jika Anda menggunakan obat bebas yang dijual di apotek, pastikan untuk mengikuti dosis yang tepat dan konsultasikan dengan dokter untuk memastikan keamanannya bagi anak-anak.

Jangan menggunakan obat kombinasi yang mengandung berbagai bahan aktif karena anak-anak memiliki risiko efek samping yang lebih besar dan berisiko overdosis. Obat batuk tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 6 tahun.

Referensi

  1. Anonim. Coughing. https://kidshealth.org/en/parents/childs-cough.html. (Diakses pada 6 Oktober 2020).
  2. Herring, Aimee. 2020. 8 Types of Coughs in Children, Toddlers, and Babies. https://www.parents.com/health/cough/cough/. (Diakses pada 6 Oktober 2020).

About The Author

20 Manfaat Buah Kesemek bagi Kesehatan Tubuh (Bisa Cegah Stroke)

Narkolepsi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan