Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

7 Penyebab Iritasi pada Vulva Vagina yang Harus Diwaspadai

Myles Bannister

Bagian vulva yang sering mengalami masalah terdiri dari labia luar, labia dalam, klitoris, hingga bukaan vagina. Bagian ini terpapar dengan radikal bebas sehingga iritasi sering muncul meski tidak disadari.

Penyebab iritasi pada vulva vagina

Iritasi pada vagina bisa disebabkan oleh beberapa faktor di bawah ini. Jika Anda sering mengalaminya, mungkin salah satunya menjadi penyebabnya.

Folliculitis

Kondisi ini terjadi jika beberapa folikel mengalami infeksi dan menyebabkan rasa sakit di area vulva. Infeksi folikel di area rambut kemaluan dapat menyebabkan pembengkakan di vulva dan ketidaknyamanan saat bergerak atau bersentuhan dengan pakaian dalam. Kondisi ini dapat diatasi dengan salep antibiotik atau dengan kompres agar pembengkakan tidak terlalu besar.

Kontak dermatitis

Area vulva sensitif terhadap bahan kimia yang terdapat dalam parfum, sabun, sampo, dan pewangi pakaian. Penggunaan terlalu banyak pewangi bisa menyebabkan iritasi kulit di sekitar vagina dan menyebabkan masalah yang lebih besar. Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh alergi terhadap pelumas atau kondom yang digunakan pada pria. Iritasi yang terjadi biasanya berlangsung beberapa hari dan ditandai dengan rasa gatal, panas, pembengkakan, keluarnya cairan tertentu, dan perubahan warna menjadi merah.

Infeksi ragi

Infeksi ragi atau jamur dapat menyebabkan iritasi parah pada vagina. Iritasi ini dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil dan ketidaknyamanan saat berhubungan seksual. Infeksi ini hanya dapat diobati dengan antibiotik sesuai dengan resep dokter dan dengan menjaga kebersihan vagina.

Perubahan hormon

Perubahan hormon yang terjadi pada wanita, seperti saat menstruasi, juga dapat menyebabkan iritasi pada vulva. Kondisi ini merupakan hal yang normal dan hanya dapat dikendalikan dengan menjaga kebersihan vulva agar tidak terlalu sakit saat kondisi ini muncul.

Bacterial vaginosis

Bakteri vaginosis terjadi ketika jumlah bakteri di dalam vagina melebihi batas normal. Kelebihan populasi bakteri ini menyebabkan nyeri dan iritasi di sekitar vulva. Infeksi ini dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual dan buang air kecil. Selain itu, gejala lain termasuk perdarahan ringan, keluarnya cairan seperti keputihan, dan munculnya bercak merah di area kemaluan.

Infeksi penyakit menular seksual

Infeksi penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan masalah pada vulva seperti perasaan terbakar dan iritasi yang mengganggu. Infeksi ini termasuk klamidia, gonore, herpes genital, dan kutil genital yang harus ditangani segera. Selain rasa nyeri yang berlebihan, penderita kondisi ini juga akan mengalami beberapa gejala seperti kesulitan saat berhubungan seksual dan buang air kecil, perdarahan ringan, keluarnya cairan yang mirip dengan keputihan, dan adanya bercak merah di area kemaluan.

Psoriasis

Psoriasis dapat menyebabkan kulit area vulva terasa perih dan sakit. Pengobatan terbaik untuk psoriasis ini adalah dengan mengunjungi dokter kulit. Biasanya, krim steroid diberikan untuk mengatasi ketidaknyamanan. Terapi cahaya, seperti terapi UV, juga dapat direkomendasikan untuk menyembuhkan kulit.

Cara sederhana menjaga kesehatan vagina

Untuk mencegah iritasi pada vagina dan menjaga kesehatan organ kewanitaan, lakukan beberapa cara berikut:

  • Selalu mengganti celana dalam setiap harinya. Jika sedang tidak menstruasi, ganti celana dalam setidaknya 2 kali sehari. Jika sedang menstruasi, ganti segera ketika ada darah terkena celana dalam. Noda darah dapat menyebabkan infeksi dan iritasi.
  • Ganti pembalut secara teratur setiap 4-5 jam atau lebih sering jika darah menstruasi sangat banyak. Dengan melakukan hal ini, Anda dapat menjaga kebersihan vulva dan mencegah infeksi.
  • Setelah buang air kecil, usaplah area vulva dari depan ke belakang. Jangan melakukannya dari belakang ke depan, karena hal ini dapat membawa bakteri dari anus ke depan dan menyebabkan iritasi.
  • Setelah berhubungan seksual, segera mandi dan membersihkan area vagina. Cukup gunakan air bersih untuk membersihkannya, tidak perlu menggunakan sabun.
  • Hindari melakukan douching atau pembersihan vagina yang berlebihan karena dapat mengganggu keseimbangan flora vagina. Hentikan praktik ini hanya untuk menjaga aroma vagina tetap segar.

Itulah beberapa faktor yang dapat menyebabkan iritasi pada vagina dan masalah lain yang lebih kompleks. Jika Anda sering mengalami nyeri dan ketidaknyamanan pada vulva, periksa kebersihan dan sebaiknya konsultasikan ke dokter jika muncul perdarahan. Semoga ulasan di atas bermanfaat.

Itulah beberapa faktor yang dapat menyebabkan iritasi pada vagina dan masalah lain yang lebih kompleks. Jika Anda sering mengalami nyeri dan ketidaknyamanan pada vulva, periksa kebersihan dan sebaiknya konsultasikan ke dokter jika muncul perdarahan. Semoga ulasan di atas bermanfaat.

About The Author

Piring Melamin Berbahaya bagi Kesehatan, Benarkah?

Bantal Menyusui: Manfaat, Jenis, dan Cara Pakai