Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

10 Zat Aditif Pada Makanan Ini Berbahaya, Apa Benar?

Myles Bannister

Zat Aditif: Pengertian dan Pembagian

Zat aditif adalah bahan tambahan yang ditambahkan ke makanan atau minuman untuk meningkatkan kualitasnya, seperti rasa, warna, dan tekstur. Ada dua jenis zat aditif dalam makanan, yaitu alami dan buatan.

Zat aditif umumnya ditemukan dalam makanan kemasan dan makanan cepat saji. Kedua jenis makanan ini seringkali memiliki rasa dan tampilan yang menggugah selera.

Fungsi Zat Aditif dalam Makanan

Fungsi umum zat aditif adalah untuk meningkatkan kualitas makanan dan minuman. Fungsi spesifik zat aditif di antaranya:

1. Membuat Makanan Lebih Awet

Zat aditif tertentu berperan sebagai pengawet, yang menghambat pertumbuhan kuman dan bakteri sehingga makanan bisa bertahan lebih lama. Pengawet juga membantu mempertahankan kualitas lemak dan minyak pada makanan yang dipanggang.

2. Membuat Tekstur Makanan Menjadi Halus

Zat aditif seperti stabilisator, pengemulsi, dan agen anti-kempal berperan dalam menciptakan tekstur makanan yang halus dan stabil.

3. Menambah Cita Rasa dan Warna

Perasa dan pewarna makanan dapat membuat makanan atau minuman terlihat menarik dan memiliki cita rasa yang lebih baik.

4. Mengendalikan Keseimbangan Asam-Basa

Berbagai zat aditif seperti pengatur keasaman dan pengembang membantu mengendalikan keseimbangan asam-basa dalam makanan untuk mencapai rasa dan warna yang diinginkan.

5. Fungsi Lainnya

Zat aditif juga bisa digunakan untuk menambah rasa manis, mencegah kerusakan oksidatif, menjaga kelembapan makanan, dan membuat makanan menjadi lebih kental.

Zat Aditif dalam Makanan yang Sering Dikonsumsi

Zat aditif telah menjadi bagian dari makanan sehari-hari. Beberapa contoh zat aditif yang sering ditemukan dalam makanan adalah:

1. MSG

MSG atau Monosodium glutamat adalah zat aditif yang umumnya digunakan sebagai penyedap rasa. Meski terdapat mitos tentang dampak negatifnya, badan pengawas makanan telah menyatakan MSG aman untuk dikonsumsi.

2. Perasa Buatan

Zat aditif ini ditemukan dalam makanan dan minuman kemasan untuk memberikan rasa tertentu. Meskipun enak, konsumsi berlebihan dapat memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

3. Pemanis Buatan

Pemanis buatan digunakan dalam makanan rendah kalori dan untuk mengatur kadar gula darah. Namun, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

4. Pewarna Makanan

Pewarna makanan digunakan untuk mempercantik tampilan makanan, tetapi beberapa pewarna makanan sintetis telah dikaitkan dengan penyakit kronis seperti kanker.

5. BHA dan BHT

BHA dan BHT digunakan sebagai bahan pengawet dalam makanan seperti minyak sayur, sereal, dan permen karet.

6. Natrium Nitrit

Natrium nitrit digunakan dalam produk daging olahan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan memberikan rasa asin. Namun, konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker.

7. Lemak Trans

Lemak trans digunakan sebagai bahan pengawet untuk memperpanjang masa konsumsi makanan. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

8. Kalium Bromat

Kalium bromat digunakan sebagai bahan pengembang dalam roti dan kue. Meski dalam jumlah kecil, konsumsi zat ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan.

9. Sulfur Dioksida

Sulfur dioksida digunakan pada sayuran dan buah-buahan, tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan di antaranya bronkial, asma, dan hipertensi.

10. Natrium Benzoat

Natrium benzoat ditemukan dalam makanan asam dan minuman bersoda. Meskipun aman dikonsumsi, kombinasi dengan bahan lain seperti vitamin C dan pewarna makanan dapat meningkatkan risiko hiperaktivitas dan kanker.

Seberapa Berbahayakah Zat Aditif pada Makanan?

Seberapa berbahayanya zat aditif pada makanan tergantung pada seberapa sering Anda mengonsumsinya. Mengurangi konsumsi zat aditif dapat membantu meminimalkan risiko gangguan kesehatan. Lebih baik menggunakan bahan tambahan pangan alami dalam menyedapkan masakan Anda.

About The Author

Doxazosin: Fungsi, Dosis, Efek Samping, Cara Pakai, dll

7 Vitamin dan Mineral Terbaik untuk Mengatasi Osteoporosis