Zat Aditif: Pengertian dan Pembagian
Zat aditif adalah bahan tambahan yang ditambahkan ke makanan atau minuman untuk meningkatkan kualitasnya, seperti rasa, warna, dan tekstur. Ada dua jenis zat aditif dalam makanan, yaitu alami dan buatan.
Zat aditif umumnya ditemukan dalam makanan kemasan dan makanan cepat saji. Kedua jenis makanan ini seringkali memiliki rasa dan tampilan yang menggugah selera.
Fungsi Zat Aditif dalam Makanan
Fungsi umum zat aditif adalah untuk meningkatkan kualitas makanan dan minuman. Fungsi spesifik zat aditif di antaranya:
1. Membuat Makanan Lebih Awet
Zat aditif tertentu berperan sebagai pengawet, yang menghambat pertumbuhan kuman dan bakteri sehingga makanan bisa bertahan lebih lama. Pengawet juga membantu mempertahankan kualitas lemak dan minyak pada makanan yang dipanggang.
2. Membuat Tekstur Makanan Menjadi Halus
Zat aditif seperti stabilisator, pengemulsi, dan agen anti-kempal berperan dalam menciptakan tekstur makanan yang halus dan stabil.
3. Menambah Cita Rasa dan Warna
Perasa dan pewarna makanan dapat membuat makanan atau minuman terlihat menarik dan memiliki cita rasa yang lebih baik.
4. Mengendalikan Keseimbangan Asam-Basa
Berbagai zat aditif seperti pengatur keasaman dan pengembang membantu mengendalikan keseimbangan asam-basa dalam makanan untuk mencapai rasa dan warna yang diinginkan.
5. Fungsi Lainnya
Zat aditif juga bisa digunakan untuk menambah rasa manis, mencegah kerusakan oksidatif, menjaga kelembapan makanan, dan membuat makanan menjadi lebih kental.
Zat Aditif dalam Makanan yang Sering Dikonsumsi
Zat aditif telah menjadi bagian dari makanan sehari-hari. Beberapa contoh zat aditif yang sering ditemukan dalam makanan adalah:
1. MSG
MSG atau Monosodium glutamat adalah zat aditif yang umumnya digunakan sebagai penyedap rasa. Meski terdapat mitos tentang dampak negatifnya, badan pengawas makanan telah menyatakan MSG aman untuk dikonsumsi.
2. Perasa Buatan
Zat aditif ini ditemukan dalam makanan dan minuman kemasan untuk memberikan rasa tertentu. Meskipun enak, konsumsi berlebihan dapat memiliki dampak buruk bagi kesehatan.
3. Pemanis Buatan
Pemanis buatan digunakan dalam makanan rendah kalori dan untuk mengatur kadar gula darah. Namun, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
4. Pewarna Makanan
Pewarna makanan digunakan untuk mempercantik tampilan makanan, tetapi beberapa pewarna makanan sintetis telah dikaitkan dengan penyakit kronis seperti kanker.
5. BHA dan BHT
BHA dan BHT digunakan sebagai bahan pengawet dalam makanan seperti minyak sayur, sereal, dan permen karet.
6. Natrium Nitrit
Natrium nitrit digunakan dalam produk daging olahan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan memberikan rasa asin. Namun, konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker.
7. Lemak Trans
Lemak trans digunakan sebagai bahan pengawet untuk memperpanjang masa konsumsi makanan. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
8. Kalium Bromat
Kalium bromat digunakan sebagai bahan pengembang dalam roti dan kue. Meski dalam jumlah kecil, konsumsi zat ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan.
9. Sulfur Dioksida
Sulfur dioksida digunakan pada sayuran dan buah-buahan, tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan di antaranya bronkial, asma, dan hipertensi.
10. Natrium Benzoat
Natrium benzoat ditemukan dalam makanan asam dan minuman bersoda. Meskipun aman dikonsumsi, kombinasi dengan bahan lain seperti vitamin C dan pewarna makanan dapat meningkatkan risiko hiperaktivitas dan kanker.
Seberapa Berbahayakah Zat Aditif pada Makanan?
Seberapa berbahayanya zat aditif pada makanan tergantung pada seberapa sering Anda mengonsumsinya. Mengurangi konsumsi zat aditif dapat membantu meminimalkan risiko gangguan kesehatan. Lebih baik menggunakan bahan tambahan pangan alami dalam menyedapkan masakan Anda.