Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

10 Syarat Donor ASI demi Keamanan Bayi

Myles Bannister

Beberapa penyebab seperti jumlah ASI ibu yang tidak cukup, kelahiran prematur, penyakit menular, perawatan medis tertentu, bayi kembar, ibu meninggal, dan lainnya.

Kondisi seperti ini menjadikan Donor ASI sebagai solusi alternatif untuk mendukung ASI Eksklusif bagi bayi.

Syarat donor ASI

Solusi donor ASI harus dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana agar bermanfaat bagi bayi. Donor ASI bisa menjadi bumerang bagi bayi dan ibu jika tidak dilaksanakan dengan aman.

ASI ibu dapat menjadi media penularan penyakit tertentu. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menetapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh donor ASI, terbagi dalam 2 penapisan.

Berikut ini adalah 10 syarat donor ASI yang tak boleh diabaikan:

Penapisan I

  1. Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
  2. Sehat dan tidak ada kontra indikasi menyusui
  3. Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayi dan memutuskan untuk mendonasikan ASI berlebih
  4. Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir
  5. Tidak mengkonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang mempengaruhi bayi. Obat/suplemen herbal harus dinilai kompatibilitasnya terhadap ASI
  6. Tidak ada riwayat penyakit menular, seperti hepatitis, HIV, atau HTLV2
  7. Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit, seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C (termasuk penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah), menggunakan obat ilegal, perokok, atau minum beralkohol

Penapisan II

  1. Harus menjalani skrining tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV (bila diberikan pada bayi prematur)
  2. Jika ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan
  3. Setelah penapisan, ASI harus diyakini bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan

Jika donor ASI telah lulus syarat pada kedua penapisan, para donor ASI perlu mengikuti aturan selanjutnya.

Proses produksi ASI perah yang bermutu dan aman

Proses Donor ASI belum selesai setelah lulus persyaratan donor ASI dari IDAI. Para donor ASI perlu memenuhi dan melakukan beberapa hal demi keamanan bayi.

Agar mutu dan keamanan ASI ibu terjaga, IDAI menetapkan agar donor ASI menjaga mutu dan keamanan ASI ibu dengan mengikuti proses produksi berikut:

  1. Calon pendonor ASI harus mendapatkan pelatihan tentang kebersihan, cara memerah, dan menyimpan ASI perah
  2. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum memerah ASI, kemudian keringkan dengan handuk bersih
  3. ASI perah diproduksi di tempat yang bersih. Jika menggunakan pompa, gunakan pompa yang mudah dibersihkan. Pompa ASI tipe balon karet berisiko terkontaminasi.
  4. ASI perah harus disimpan dalam tempat tertutup, seperti botol kaca, kontainer plastik dari bahan polypropylene atau polycarbonate, atau botol bayi gelas atau plastik standar (perhatikan tata cara penyimpanan ASI)

Metode pemanasan ASI perah

Tugas donor ASI selesai setelah melakukan produksi ASI perah yang bermutu dan aman sesuai himbauan dari IDAI. Ibu kandung bayi yang menerima ASI perah dari donor ASI perlu melakukan metode pemanasan ASI sesuai himbauan dari IDAI dan AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia). Metode pemanasan ini merupakan tahap akhir menjaga keamanan dan mutu ASI untuk bayi Anda.

Berikut ini adalah beberapa metode pemanasan ASI perah dari donor ASI:

1. Pasteurisasi Holder

Banyak Bank ASI menggunakan metode pemanasan ini. Metode pasteurisasi holder membutuhkan pengukur suhu dan waktu yang akurat. Metode ini melibatkan pemanasan ASI perah dalam wadah kaca tertutup pada suhu 62,5 derajat Celcius selama 30 menit.

2. Pasteurisasi Pretoria

Metode pasteurisasi pretoria melibatkan pemanasan botol berisi ASI perah di dalam wadah berisi air mendidih selama 20 menit. Berikut adalah tahapan pasteurisasi pretoria yang dianjurkan oleh IDAI.

  1. Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca (sisa selai) 450 ml
  2. Tutup wadah kaca dan letakkan dalam panci aluminium 1 liter
  3. Tuangkan air mendidih 450ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
  4. Dapat diletakkan pemberat di atas wadah kaca, kemudian tunggu selama 30 menit
  5. Pindahkan susu, dinginkan, dan berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin

3. Flash Heating

Metode flash heating melibatkan pemanasan cepat di dalam air dengan suhu 100 derajat Celcius. Berikut adalah tahapan metode flash heating yang dianjurkan oleh IDAI.

  1. Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca 450 ml
  2. Tutup wadah kaca sampai saat dilakukan flash heating
  3. Untuk melakukan flash heating, buka tutup wadah dan letakkan dalam 1 liter Hart Pot (pemanas susu)
  4. Tuangkan air 450 ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
  5. Didihkan air, kemudian pindahkan wadah dengan cepat dari air dan sumber panas
  6. Dinginkan ASI, berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin

Sumber:

  1. //www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/donor-asi
  2. https://aimi-asi.org/layanan/lihat/donor-asi-membantu-vs-bumerang-bagi-ibu-menyusui

About The Author

Sakit Perut Sebelah Kiri, Tanda Penyakit Apa?