Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kolesistitis – Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Apa itu Kolesistitis?

Kolesistitis adalah peradangan kantong empedu, yang juga dikenal sebagai serangan kantong empedu. Ini dapat terjadi karena batu empedu yang terjebak di saluran yang membawa empedu dari kantong empedu ke usus.

Kolesistitis dapat terjadi secara akut atau kronis. Pada kebanyakan kasus, kolesistitis kronis terjadi setelah mengalami kolesistitis akut berkali-kali. Sedangkan kolesistitis akut disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu.

Kolesistitis adalah kondisi umum yang lebih sering terjadi pada wanita dan orang lanjut usia. Namun, pria lebih sering mengalami kolesistitis jika tidak disebabkan oleh kantong empedu.

Penyebab Kolesistitis

Penyebab paling umum dari kolesistitis akut adalah adanya batu empedu di saluran empedu. Batu empedu ini menyebabkan sumbatan pada cairan yang keluar dari kantong empedu dan mengiritasi kantong empedu, menyebabkannya membengkak. infeksi atau trauma juga dapat menyebabkan kolesistitis.

Kolesistitis akalkulus akut, yaitu kolesistitis akut tanpa batu empedu, adalah kondisi yang jarang terjadi tetapi berpotensi mengancam nyawa. Kondisi ini disebabkan oleh komplikasi penyakit lain seperti HIV atau diabetes yang menyebabkan pembengkakan kantong empedu.

Kolesistitis kronis adalah peradangan kronis kantong empedu yang menyebabkan dindingnya menjadi bengkak dan keras.

Gejala Kolesistitis

Gejala kolesistitis paling umum adalah nyeri di perut kanan atas yang kadang-kadang menjalar ke punggung atau bahu kanan. Gejala lain termasuk mual atau muntah, penurunan nafsu makan, nyeri tekan di perut kanan atas, demam, nyeri yang memburuk saat bernapas dalam, dan nyeri yang berlangsung lebih dari 6 jam terutama setelah makan. Pada orang tua, gejala yang muncul mungkin hanya ketidaknyamanan di perut. Rasa sakit biasanya muncul setelah makan, terutama setelah makan makanan berlemak, dan dapat menjalar ke tulang belikat kanan atau punggung.

Diagnosis Kolesistitis

Diagnosis kolesistitis melibatkan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda nyeri pada bagian atas perut. Tes darah dan ultrasonografi (USG) juga dilakukan. Tes darah digunakan untuk mengetahui tanda-tanda radang, infeksi, atau masalah lain di kantong empedu, sedangkan USG digunakan untuk mendeteksi batu empedu, penebalan dinding kantong empedu, cairan berlebih, dan tanda lain dari kolesistitis.

Pengobatan Kolesistitis

Pengobatan kolesistitis meliputi penggunaan obat untuk melarutkan batu empedu, perubahan gaya hidup, atau tindakan medis. Hindari rasa sakit dan operasi untuk menghilangkan kantong empedu adalah juga pilihan pengobatan yang mungkin.

Perubahan gaya hidup penting untuk mencegah dan mengelola kolesistitis. Ini termasuk menjaga berat badan yang sehat, menghindari makanan tinggi lemak, tidak makan terlalu cepat, dan menjaga berat badan dengan tidak melakukan diet yang drastis.

Operasi

Pemilihan pengobatan utama untuk kolesistitis akut adalah operasi untuk mengangkat batu empedu. Operasi ini biasanya dilakukan dengan bantuan laparoskopi, tetapi terkadang operasi dengan sayatan lebih besar diperlukan. Sebelum operasi, dokter akan mencoba mengurangi pembengkakan dan iritasi dalam kantong empedu. Dalam beberapa kasus, tindakan endoskopik juga dapat dilakukan sebelum operasi untuk menghilangkan batu di saluran empedu.

Pada kasus yang jarang, pengobatan yang menghancurkan batu empedu dalam waktu tertentu mungkin diberikan untuk kolesistitis kronis.

Komplikasi Kolesistitis

Jika tidak ditangani dengan serius, kolesistitis dapat menyebabkan komplikasi serius. Pecahnya kantong empedu dan jaringan empedu yang mati adalah komplikasi yang paling berbahaya dan mengancam kehidupan. Kedua komplikasi ini dapat menyebabkan infeksi perut yang serius, seperti peritonitis. Oleh karena itu, pengobatan yang tepat waktu sangat penting.

Pencegahan Kolesistitis

Pencegahan utama kolesistitis melibatkan menjaga kebersihan makanan untuk mencegah infeksi, membatasi lemak jenuh, menjaga kadar kolesterol, meningkatkan asupan buah dan sayur, dan memastikan asupan cairan yang cukup.

About The Author

8 Cara Mencegah Katarak pada Mata

Kanker Nasofaring: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan