Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

10 Penyebab Leher Bengkak: Dari Ringan hingga Berbahaya

Myles Bannister

Ada berbagai penyebab leher bengkak, beberapa yang perlu dikhawatirkan dan lainnya tidak. Kenali berbagai kondisi yang bisa menyebabkan pembengkakan pada leher berikut ini!

Penyebab Leher Bengkak

Pembengkakan atau benjolan pada leher bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Biasanya, pembengkakan ini terjadi di sekitar kelenjar getah bening, kelenjar tiroid, atau kelenjar parotis.

Inilah 10 penyebab leher bengkak yang perlu diketahui:

1. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Pembengkakan kelenjar getah bening adalah penyebab leher bengkak yang paling umum. Kelenjar getah bening adalah kelenjar kecil yang menyaring cairan getah bening dalam sistem limfatik. Mereka terletak di beberapa bagian tubuh seperti ketiak, bawah rahang, kedua sisi leher, kedua sisi pangkal paha, dan atas tulang selangka.

Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi akibat infeksi, penyakit, atau stres. Ketika terjadi infeksi atau penyakit, kelenjar getah bening akan menjadi bengkak karena jumlah sel mati atau sel yang sakit meningkat di dalamnya.

Pembengkakan kelenjar getah bening di leher bisa menunjukkan adanya infeksi di sekitar leher, seperti flu, infeksi saluran pernapasan atas, infeksi telinga, infeksi sinus, radang tenggorokan, infeksi gigi, atau infeksi HIV.

Pada kondisi yang lebih serius, seperti gangguan sistem kekebalan tubuh atau kanker, semua kelenjar getah bening di tubuh dapat membengkak.

Penggunaan obat-obatan tertentu juga kadang-kadang dapat memicu pembengkakan kelenjar getah bening.

2. Nodul Tiroid

Nodul tiroid adalah benjolan padat atau yang berisi cairan yang berkembang di kelenjar tiroid, kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di dekat laring dan trakea. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang berperan dalam sistem metabolisme tubuh.

Nodul tiroid adalah kondisi umum dan biasanya tidak berbahaya. Nodul bisa muncul sebagai satu benjolan atau sekelompok benjolan.

Klasifikasi nodul tiroid dibagi menjadi tiga jenis: dingin, hangat, dan panas, tergantung pada apakah mereka memproduksi hormon tiroid atau tidak. Nodul dingin tidak menghasilkan hormon tiroid, nodul hangat bekerja seperti kelenjar tiroid normal, dan nodul panas menghasilkan hormon tiroid berlebihan.

Sebagian besar nodul tiroid tidak menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan gejala ringan, kecuali jika nodulnya tumbuh cukup besar.

Nodul yang besar dapat menekan batang tenggorokan dan menyebabkan beberapa gejala, termasuk leher bengkak, nyeri pangkal leher, kesulitan menelan, kesulitan bernapas, dan suara serak.

Jika nodul tiroid menghasilkan hormon tiroid berlebihan, gejala tambahan yang mungkin timbul termasuk detak jantung cepat dan tidak teratur, kelemahan otot, penurunan berat badan tanpa sebab, kesulitan tidur, dan kegelisahan atau gugup.

3. Mononukleosis

Mononukleosis, atau yang dikenal juga sebagai demam kelenjar, adalah sekelompok gejala yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr (EBV).

Kondisi ini paling sering menyerang remaja, meskipun bisa terjadi pada usia berapa pun. Setelah seseorang pernah mengalami infeksi EBV, umumnya dia akan kebal terhadap infeksi ini sepanjang hidupnya.

Virus EBV menyebar melalui ciuman atau berbagi makanan dan minuman dengan orang yang terinfeksi, karena dapat ditularkan melalui air liur. Mononukleosis bisa menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening dan pembengkakan leher.

Selain pembengkakan leher, penyakit ini juga dapat menyebabkan gejala lain seperti sakit kepala, kelelahan, kelemahan otot, bintik-bintik merah muda atau ungu di kulit dan mulut, pembengkakan amandel, berkeringat di malam hari, dan pembengkakan hati atau limpa (tidak umum terjadi).

Mononukleosis biasanya tidak serius dan akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1 hingga 2 bulan.

4. Gondok

Gondok adalah kondisi di mana kelenjar tiroid membengkak karena berbagai faktor.

Penyebab umum gondok adalah kekurangan yodium. Yodium membantu kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid, dan kekurangan yodium menyebabkan kelenjar tiroid bekerja lebih keras sehingga membesar.

Selain kekurangan yodium, ada banyak faktor lain yang dapat menyebabkan gondok, termasuk nodul tiroid yang telah disebutkan sebelumnya. Penyakit gondok juga dapat disebabkan oleh penyakit Graves, penyakit Hashimoto, peradangan tiroid, kanker tiroid, atau kehamilan.

Penyebab yang berbeda menghasilkan jenis gondok yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis gondok:

  • Gondok koloid (endemik): Gondok ini disebabkan oleh kekurangan yodium dan biasanya terjadi pada orang yang tinggal di daerah dengan sedikit yodium.
  • Gondok non-toksin (sporadik): Penyebab jenis gondok ini tidak diketahui dengan pasti. Sporadik berarti tidak mempengaruhi produksi dan fungsi hormon tiroid itu sendiri. Namun, untuk mengatasi gangguan mood, lithium sering digunakan, dan hal yang sama berlaku untuk pengobatan gangguan bipolar.
  • Gondok multinodular atau gondok nodul toksik: Jenis gondok ini terbentuk dari pembesaran satu atau lebih nodul kecil di tiroid. Nodul-nodul ini menghasilkan hormon tiroid sendiri, sehingga menyebabkan tingginya hormon tiroid dalam darah (hipertiroid).

5. Tonsilitis atau Radang Amandel

Amandel adalah dua kelenjar getah bening yang terletak di setiap sisi tenggorokan. Mereka berfungsi sebagai mekanisme pertahanan untuk mencegah infeksi dalam tubuh. Terkadang, amandel bisa terinfeksi, yang dikenal sebagai tonsilitis.

Tonsilitis adalah penyakit yang umum terjadi, terutama pada anak-anak dan remaja. Biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri yang menyebabkan radang tenggorokan.

Gejala umum tonsilitis adalah sakit tenggorokan, pembengkakan amandel, kesulitan menelan, dan demam. Pembengkakan amandel mungkin terlihat di dalam mulut, dan kadang-kadang menyebabkan pembengkakan leher.

Tonsilitis dapat terjadi dalam tiga bentuk: akut, kronis, dan berulang. Beberapa kasus tonsilitis dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Jika ini terjadi, dokter mungkin akan menyarankan operasi pengangkatan amandel.

6. Kista Celah Brankial

Kista celah brankial, juga dikenal sebagai branchial cleft cyst, adalah kelainan bawaan yang menyebabkan munculnya benjolan di satu atau kedua sisi leher bayi.

Kelainan ini terjadi saat embrio berkembang dan jaringan di leher, yang seharusnya menjadi celah brankial normal, tidak berkembang dengan benar. Dalam beberapa kasus, kista ini dapat terinfeksi atau bocor melalui kulit.

Gejala kista celah brankial meliputi adanya benjolan atau tanda pada kulit di leher, bahu atas, atau sedikit di bawah tulang selangka, cairan yang keluar dari leher anak, dan pembengkakan atau nyeri tekan di leher yang sering terjadi bersamaan dengan infeksi saluran pernapasan atas.

7. Penyakit Hodgkin

Penyakit Hodgkin adalah salah satu jenis limfoma yang mempengaruhi sistem limfatik, sistem yang membantu melawan infeksi dan melawan sel yang abnormal. Pembengkakan kelenjar getah bening adalah salah satu gejala paling umum dari penyakit ini. Pembengkakan dapat terjadi di sisi leher, ketiak, atau di sekitar pangkal paha.

Gejala lain penyakit Hodgkin meliputi berkeringat di malam hari, kulit gatal, demam, kelelahan, penurunan berat badan, batuk yang berlangsung lama, kesulitan bernapas, nyeri dada, nyeri pada kelenjar getah bening setelah minum alkohol, dan pembesaran limpa.

Gejala-gejala ini tidak selalu menunjukkan penyakit Hodgkin, dan diperlukan serangkaian pemeriksaan termasuk tes darah, pencitraan, dan biopsi untuk membuat diagnosis yang pasti.

8. Limfoma Non-Hodgkin

Limfoma non-Hodgkin adalah bentuk lain dari limfoma, yaitu kanker yang berkembang dari limfosit, jenis sel darah putih.

Penyakit ini lebih umum daripada penyakit Hodgkin. Perbedaan utama antara keduanya adalah ada atau tidaknya sel Reed-Sternberg yang khas pada penyakit Hodgkin. Kedua jenis limfoma ini memerlukan perawatan yang berbeda.

Gejala limfoma non-Hodgkin meliputi nyeri perut atau pembengkakan perut, sakit dada, batuk, kesulitan bernapas, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, demam, dan berkeringat di malam hari. Gejala pembengkakan kelenjar getah bening bisa menyebabkan pembengkakan leher.

Penanganan limfoma non-Hodgkin juga melibatkan serangkaian pemeriksaan untuk membuat diagnosis yang akurat.

9. Gondongan

Gondongan adalah infeksi pada kelenjar ludah, juga dikenal sebagai kelenjar parotis, yang disebabkan oleh virus.

Kelenjar parotis bertanggung jawab untuk memproduksi air liur. Mereka berada di belakang dan di bawah telinga. Ketika terjadi infeksi, kelenjar air liur membengkak, menyebabkan pipi dan leher tampak membengkak.

Virus yang menyebabkan gondongan menyebar melalui air liur. Gejalanya biasanya muncul sekitar dua minggu setelah paparan virus. Gejala gondongan meliputi kelelahan, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, hilangnya nafsu makan, dan demam ringan.

Demam bisa semakin parah selama beberapa hari dan ini sering terjadi bersamaan dengan pembengkakan kelenjar ludah. Seseorang biasanya dapat menularkan virus ketika kelenjar air liur mulai membengkak.

10. Lipoma

Lipoma adalah pertumbuhan jinak jaringan lemak yang berkembang perlahan di bawah kulit.

Kondisi ini tidak berbahaya dan bukan kanker. Benjolan lipoma bisa muncul di leher dan beberapa bagian tubuh lain seperti bahu, lengan bawah, tangan, dan paha.

Benjolan ini lembut dan dapat bergerak dengan mudah ketika ditekan dengan jari. Lipoma tumbuh perlahan, tidak berwarna, dan jarang menyebabkan rasa sakit, kecuali benjolan tersebut tumbuh cukup besar dan mengenai saraf di sekitarnya.

Pengobatan Leher Bengkak

Terapi yang tepat untuk leher bengkak tergantung pada penyebabnya.

Jika leher bengkak disebabkan oleh infeksi bakteri, pengobatan antara lain dengan pemberian antibiotik. Jika leher bengkak disebabkan oleh kanker, pengobatan bisa melibatkan operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.

Penting untuk mendeteksi dan mengobati leher bengkak sejak dini. Penyebab seperti kanker dapat diatasi dengan lebih baik jika terdeteksi pada tahap awal.

Jika Anda mengalami gejala leher bengkak dan nyeri yang disertai dengan gejala lainnya, segera konsultasikan ke dokter.

Referensi

  1. Cafasso, Jacquelyn dan Laura Goldman. 2019. Everything You Need to Know About Mono. https://www.healthline.com/health/mononucleosis. (Diakses 5 Februari 2020).
  2. Herndon, Jaime. 201

    About The Author

12 Obat Bronkitis yang Ampuh (Alami dan Medis)

Ketahui Perbedaan Peredaran Darah Besar dan Kecil