Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Bronkopneumonia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

Myles Bannister

Bronkopneumonia adalah bentuk pneumonia yang menyebabkan peradangan pada alveoli (kantung udara kecil) di paru-paru dan bronkus (saluran udara paru-paru). Gejalanya termasuk batuk, kesulitan bernapas, dan demam. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang berbasis di Amerika Serikat, pneumonia menyebabkan sekitar 51.811 kematian setiap tahun di AS.

Apa Itu Bronkopneumonia?

Bronkopneumonia adalah suatu kondisi yang menyebabkan peradangan pada alveoli dan saluran udara paru-paru. Penderita penyakit ini mungkin mengalami kesulitan bernapas karena saluran pernapasan menyempit. Akibat peradangan, paru-paru mungkin tidak mendapatkan cukup udara.

Gejala bronkopneumonia berkisar dari ringan hingga berat. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan dapat menyebabkan kematian pada anak di bawah usia 5 tahun. Gejala, penyebab, komplikasi, diagnosa, pengobatan, dan pencegahan bronkopneumonia biasanya sama dengan pneumonia.

Tanda dan Gejala Bronkopneumonia

Gejala bronkopneumonia bervariasi pada setiap orang tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Gejalanya lebih parah pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, seperti anak-anak, lansia, orang dengan kondisi medis tertentu, atau sedang minum obat tertentu.

Gejala bronkopneumonia umumnya meliputi:

  • Demam
  • Sesak napas
  • Nyeri dada yang mungkin memburuk dengan batuk atau bernapas dalam
  • Batuk berdahak
  • Berkeringat
  • Menggigil
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Nyeri otot
  • Kelelahan
  • Kehilangan selera makan
  • Kebingungan atau disorientasi, terutama pada lansia
  • Mual dan muntah
  • Batuk berdarah

Penyebab Bronkopneumonia

Penyebab bronkopneumonia umumnya adalah infeksi bakteri pada paru-paru, seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae type b (Hib). Infeksi virus dan jamur pada paru-paru juga dapat menyebabkan pneumonia.

Kuman berbahaya dapat memasuki bronkus dan alveoli serta berkembang biak. Sistem kekebalan tubuh akan melawan kuman ini dan menyebabkan peradangan yang mengakibatkan terjadinya gejala penyakit ini.

Faktor Risiko Bronkopneumonia

Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bronkopneumonia:

  • Bayi berusia di bawah 2 tahun
  • Orang berusia di atas 65 tahun
  • Merokok atau minum alkohol berlebihan
  • Infeksi pernapasan baru-baru ini, seperti pilek dan flu
  • Penyakit paru jangka panjang, seperti Chronic obstructive pulmonary disease (COPD), cystic fibrosis, bronchiectasis, dan asma
  • Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV atau gangguan autoimun tertentu
  • Kondisi kesehatan lainnya, seperti diabetes, gagal jantung, dan penyakit hati
  • Minum obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi, transplantasi organ, atau penggunaan steroid jangka panjang
  • Operasi atau trauma baru-baru ini

Diagnosis Bronkopneumonia

Untuk mendiagnosis bronkopneumonia, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat medis pasien. Masalah pernapasan, seperti mengi, adalah gejala khas dari penyakit ini. Namun, gejala bronkopneumonia mirip dengan pilek atau flu, sehingga diagnosis bisa sulit.

Jika dokter mencurigai bronkopneumonia pada pasien, dokter dapat melakukan satu atau beberapa tes berikut:

  • Pemeriksaan radiologi dada atau CT scan. Tes ini membantu dokter melihat bagian dalam paru-paru dan memeriksa tanda-tanda infeksi.
  • Tes darah. Tes ini membantu mendeteksi tanda-tanda infeksi, seperti jumlah sel darah putih yang abnormal.
  • Bronkoskopi. Tes ini dilakukan dengan memasukkan bronkoskop melalui tenggorokan untuk melihat bagian dalam paru-paru.
  • Sputum culture. Tes lab ini dapat mendeteksi infeksi dari dahak pasien.
  • Oksimetri nadi. Tes ini digunakan untuk menghitung jumlah oksigen yang mengalir melalui darah.
  • Analisis gas darah. Tes ini membantu menentukan kadar oksigen dalam darah pasien.

Komplikasi Bronkopneumonia

Komplikasi yang dapat terjadi akibat bronkopneumonia tergantung pada penyebab infeksi. Komplikasi umumnya meliputi:

  • Infeksi aliran darah atau sepsis
  • Penumpukan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura)
  • Abses paru-paru
  • Kegagalan pernapasan
  • Gagal ginjal
  • Kondisi jantung seperti gagal jantung, serangan jantung, dan irama jantung tidak teratur

Pengobatan Bronkopneumonia

Pengobatan bronkopneumonia meliputi perawatan di rumah dan perawatan medis sesuai dengan resep dokter. Berikut adalah beberapa jenis pengobatan:

1. Perawatan di Rumah

Penyakit ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu dua minggu dan tidak memerlukan perawatan medis kecuali jika kondisinya parah. Namun, jika penyebabnya adalah bakteri atau jamur, mungkin diperlukan pengobatan.

2. Perawatan Medis

Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Sebagian besar orang akan merasa lebih baik dalam tiga hingga lima hari setelah menggunakan antibiotik.

Pasien harus menyelesaikan seluruh penggunaan antibiotik untuk mencegah infeksi berulang dan memastikan pemulihan yang total.

Untuk infeksi virus seperti influenza, dokter dapat meresepkan antivirus untuk membantu mengurangi lamanya penyakit dan parahnya gejala bronkopneumonia.

3. Perawatan Rumah Sakit

Jika infeksi tersebut parah dan pasien memenuhi kriteria tertentu, mungkin diperlukan perawatan di rumah sakit. Kriteria tersebut meliputi usia di atas 65 tahun, nyeri dada, kesulitan bernapas, napas cepat, tekanan darah rendah, kebingungan, kebutuhan bantuan pernapasan, atau adanya penyakit paru kronis.

Perawatan di rumah sakit dapat meliputi pemberian antibiotik dan cairan intravena. Jika kadar oksigen dalam darah rendah, pasien mungkin memerlukan terapi oksigen.

Pencegahan Bronkopneumonia

Mendapatkan vaksinasi dapat mencegah beberapa bentuk bronkopneumonia. Anak-anak di bawah 5 tahun dan orang di atas 65 tahun disarankan untuk mendapatkan vaksinasi terhadap pneumonia pneumokokus, yang disebabkan oleh bakteri, sesuai dengan rekomendasi American Lung Association (ALA).

Beberapa langkah pencegahan lain yang disarankan oleh ALA meliputi:

  • Mendapatkan vaksinasi terhadap penyakit lain yang dapat menyebabkan pneumonia, seperti flu, cacar air, campak, Haemophilus influenzae type b (Hib), atau pertusis.
  • Berkonsultasi dengan dokter tentang cara mencegah pneumonia dan infeksi lain saat menderita kanker atau HIV.
  • Mencuci tangan secara teratur untuk menghindari kuman.
  • Tidak merokok karena merusak kapasitas paru-paru untuk melawan infeksi.
  • Memahami dan mengenali gejala pneumonia.

Referensi

  1. Kandola, Aaron. 2018. What is bronchopneumonia?. [link] (Diakses 26 Maret 2020)
  2. Martel, Janelle dan Rachel N. 2019. Bronchopneumonia: Symptoms, Risk Factors, and Treatment. [link] (Diakses 26 Maret 2020)
  3. Bronchopneumonia. [link] (Diakses 26 Maret 2020)

About The Author

Tizanidine: Fungsi, Dosis, Efek Samping, dll

Leptospirosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan