Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

10 Pantangan Makanan Autoimun, Panduan Lengkap!

Myles Bannister

Beberapa pantangan makanan autoimun termasuk makanan manis, produk susu, makanan gluten, telur, nasi, dan sebagainya. Mari ketahui pantangan makanan penderita autoimun dalam pembahasan ini.

Pantangan Makanan Autoimun

Autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya menyerang infeksi malah menyerang sel-sel sehat tubuh. Sebagai hasilnya, penderita autoimun akan mengalami gejala seperti nyeri sendi, kerusakan jaringan, masalah saraf, diare, dan gangguan lainnya tergantung pada jenis autoimun yang diderita.

Maka dari itu, penderita autoimun harus menjaga pola makan yang benar untuk mengurangi serangan autoimun atau peradangan akibat penyakit autoimun. Protokol kesehatan ini disebut sebagai diet autoimmune protocol (AIP). Pasien autoimun perlu membatasi jenis makanan tertentu untuk mengontrol respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh.

Berikut adalah jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi penderita autoimun:

1. Sayuran Nightshade

Contoh sayuran nightshade meliputi terong, tomat, kentang, paprika, tomatillo, dan lain-lain. Jenis sayuran ini mengandung alkaloid, lektin, dan solanin yang diduga dapat memperburuk gejala peradangan akibat kondisi autoimun.

Berdasarkan penelitian tahun 2010 pada tikus dengan Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau gangguan pencernaan akibat kondisi autoimun, konsumsi alkaloid dalam kentang meningkatkan peradangan usus. Oleh karena itu, pasien autoimun sebaiknya mengurangi konsumsi jenis sayuran nightshade.

2. Makanan dan Minuman Manis

Makanan tinggi gula atau makanan manis dapat memperburuk gejala penyakit autoimun seperti penyakit Crohn, berdasarkan penelitian tahun 2019 pada tikus. Gula yang berlebihan juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan gejala peradangan, dan memicu serangan autoimun.

Pasien autoimun sebaiknya membatasi atau tidak mengonsumsi makanan olahan yang mengandung banyak gula, termasuk gula tebu, sirup jagung, permen, soda, manisan, kue manis, dan sejenisnya. Makanan dengan pemanis seperti stevia, manitol, dan xylitol juga sebaiknya dibatasi. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui batas toleransi gula yang aman dalam tubuh Anda.

3. Susu dan Produk Olahan Susu

Pada beberapa kasus, pasien autoimun memiliki sistem pencernaan yang sensitif terhadap produk susu atau olahan susu. Setelah mengonsumsi susu, mereka berisiko mengalami masalah usus, sendi, kulit, dan ketidakseimbangan sistem kekebalan tubuh.

Jika Anda menderita intoleransi laktosa dan autoimun, sebaiknya tidak mengonsumsi susu dan produk olahan susu seperti keju, yogurt, mentega, butter, atau krim susu. Cari alternatif produk yang aman untuk penderita intoleransi laktosa.

4. Makanan Tinggi Kolesterol dan Lemak Jenuh

Lupus, atau Sindroma Lupus Eritematosus, adalah salah satu jenis penyakit autoimun yang terdiri dari beberapa kelompok gejala berbahaya.

Pasien lupus memiliki risiko penyakit jantung 50 kali lipat lebih tinggi, sehingga mereka perlu membatasi atau bahkan tidak mengonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh yang dapat memicu penyakit jantung.

Makanan tinggi kolesterol meliputi gorengan, daging merah, produk susu, dan lain-lain. Pasien lupus perlu mengonsumsi makanan sehat sesuai dengan aturan diet autoimmune protocol (AIP).

5. Makanan Mengandung Gluten

Pantangan makanan bagi penderita autoimun selanjutnya adalah makanan yang mengandung gluten seperti pasta, roti, donat, pizza, dan sejenisnya. Gluten adalah protein yang terdapat dalam makanan yang mengandung tepung dan gula.

Pasien penyakit celiac, salah satu jenis penyakit autoimun, tidak diperbolehkan mengonsumsi makanan gluten. Pasien celiac akan mengalami gejala sakit perut, diare, ruam kulit, dan masalah saraf jika mengonsumsi makanan gluten.

6. Alergen seperti Telur atau Kacang-kacangan

Penderita autoimun juga perlu berhati-hati dalam mengonsumsi makanan alergen seperti telur, kacang-kacangan, atau biji-bijian. Jika Anda alergi terhadap bahan-bahan tersebut, reaksi alergi dapat memicu respons imun dan serangan autoimun.

Maka dari itu, Anda perlu berhati-hati saat ingin mengonsumsi nasi, gandum, oat, barley, gandum hitam, lentil, buncis, kacang polong, kacang tanah, tahu, tempe, atau makanan lain yang terbuat dari bahan-bahan tersebut.

7. Bawang Putih

Salah satu pantangan makanan bagi penderita lupus adalah bawang putih. Bawang putih mengandung zat aktif seperti allicin, ajoene, dan thiosulfinates yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh (sel darah putih) untuk melawan penyakit.

Kandungan tersebut bermanfaat bagi orang yang sehat, tetapi dapat berbahaya bagi penderita lupus. Peningkatan sistem kekebalan tubuh pada pasien lupus dapat menyebabkan serangan autoimun. Pada beberapa kasus pasien lupus, bahkan sedikit konsumsi bawang putih dapat menyebabkan masalah kesehatan.

8. Alfalfa

Alfalfa adalah tanaman herbal yang mengandung asam amino jenis L-canavanine. Manfaat alfalfa adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Pada pasien autoimun, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat herbal atau vitamin lain yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh, karena ada kekhawatiran bahwa vitamin tersebut malah dapat meningkatkan gejala serangan autoimun.

9. Echinacea

Echinacea adalah bahan herbal yang banyak terdapat dalam suplemen peningkat sistem imun. Pada pasien autoimun, kandungan ini mungkin akan menyebabkan peradangan dan serangan autoimun.

10. Makanan Lainnya

Berikut ini adalah pantangan makanan autoimun lainnya:

  • Makanan dengan zat aditif dan pewarna buatan.
  • Lemak trans seperti junk food atau makanan dalam kemasan.
  • Minuman tertentu seperti kopi dan alkohol.
  • Makanan dengan bahan pengawet.

Itulah pembahasan mengenai pantangan makanan autoimun. Pasien autoimun perlu mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang sesuai dengan kondisinya. Berkonsultasilah dengan dokter untuk pola makan yang tepat bagi pasien autoimun guna menghindari peradangan dan gejala serangan autoimun. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

About The Author

Glaukoma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, & Pencegahan

Aneurisma Aorta: Penyebab, Gejala, Diagnosa, dan Pengobatan