Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kernikterus: Gejala, Penyakit, Pengobatan, dan Lainnya

Myles Bannister

Kernikterus adalah kerusakan otak pada bayi akibat kadar bilirubin yang berlebihan dalam darah. Pelajari apa itu kernikterus pada bayi, gejala, penyebab, pengobatan, dan informasi penting lainnya di sini.

Apa Itu Kernikterus?

Kernikterus adalah kerusakan otak langka pada bayi akibat peningkatan kadar bilirubin yang ekstrem dalam darah, yang juga mempengaruhi fungsi otak bayi. Bilirubin adalah limbah berwarna kekuningan yang dihasilkan oleh hati ketika sel darah merah dipecah.

Secara normal, bilirubin harus dikeluarkan dari tubuh, namun bayi baru lahir belum memiliki sistem tubuh yang cukup matang untuk melakukannya secara efisien. Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada bayi baru lahir dan dikenal sebagai penyakit kuning (jaundice).

Jika penyakit kuning tidak segera ditangani, dapat menyebabkan gejala kernikterus, yaitu kondisi di mana kadar bilirubin sangat tinggi. Kernikterus adalah penyakit yang berbahaya namun dapat dicegah dengan menurunkan kadar bilirubin secepat mungkin melalui fototerapi atau terapi cahaya.

Gejala Kernikterus

Gejala penyakit kuning terlihat segera setelah bayi lahir. Dokter akan mengidentifikasinya selama pemeriksaan pertama. Gejalanya meliputi:

  • Kulit dan mata berwarna kuning.
  • Warna kuning juga terlihat di dada, perut, lengan, dan kaki ketika kadar bilirubin semakin tinggi.
  • Bayi sulit tidur atau bangun.
  • Bayi tidak ingin menyusui.
  • Bayi rewel.

Jika penyakit kuning tidak ditangani dengan cepat, dapat menyebabkan komplikasi kernikterus pada bayi. Gejalanya meliputi:

  • Kulit kuning-oranye semakin terlihat, termasuk di mata.
  • Bayi terlihat lemas atau kurang energi.
  • Bayi sering demam.
  • Bayi sulit minum ASI atau susu formula.
  • Bayi terlihat kaku.
  • Bayi mengalami kejang otot.
  • Bayi muntah-muntah.
  • Postur tubuh bayi melengkung.
  • Bayi menangis keras atau meleleh.
  • Bayi mengalami kejang.
  • Bayi mudah mengantuk.

Peningkatan kadar bilirubin akan semakin mempengaruhi fungsi otak seiring pertambahan usia bayi. Gejala yang terlihat meliputi:

  • Gerakan mata yang abnormal (tidak dapat melihat ke atas).
  • Noda pada permukaan gigi.
  • Gangguan gerakan motorik.
  • Gangguan pendengaran.
  • Gangguan sistem motorik lainnya.

Bayi dengan kernikterus mengalami kerusakan otak secara gradual akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem motorik, sensorik, dan komplikasi yang serius.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika bayi didiagnosis dengan penyakit kuning, Anda harus berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan terbaik. Biasanya, penyakit kuning tidak memerlukan perawatan khusus, hanya perlu melakukan terapi cahaya rutin dan bayi dapat pulang ke rumah. Segera hubungi dokter jika bayi menunjukkan gejala berikut:

  • Menangis dengan keras dan sulit dihentikan.
  • Postur tubuh terlihat melengkung seperti busur, dengan kepala dan tumit menekuk ke belakang.
  • Tubuh bayi terasa kaku.
  • Bayi terlihat lemas.
  • Gerakan mata bayi tidak normal.

Penyebab Kernikterus

Penyebab kernikterus adalah penyakit kuning yang tidak ditangani dengan baik, sehingga menyebabkan peningkatan kadar bilirubin. Hati bayi belum berkembang cukup untuk dapat mengeluarkan bilirubin (limbah berwarna kuning) dengan cepat dari tubuh, sehingga bilirubin meningkat dalam aliran darah. Ada dua jenis bilirubin:

  • Bilirubin Tidak Terkonjugasi. Bilirubin ini tidak larut dalam air dan dapat menumpuk di jaringan tubuh.
  • Bilirubin Terkonjugasi. Bilirubin terkonjugasi mengalir dalam aliran darah menuju hati, kemudian diubah menjadi bilirubin yang larut dalam air. Setelah terkonjugasi, bilirubin dapat dikeluarkan melalui tinja.

Jika bilirubin tidak diproses dengan baik di hati, maka bilirubin akan terus menumpuk dan meningkat dalam darah. Dalam kadar yang sangat tinggi, bilirubin yang tidak terkonjugasi dapat menyebabkan kernikterus, meskipun penyakit ini sangat langka.

Faktor Risiko Kernikterus

Menurut artikel yang diterbitkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 60% bayi baru lahir mengalami penyakit kuning. Bayi dengan faktor risiko tertentu lebih rentan terhadap penyakit kuning, seperti:

  • Bayi yang lahir prematur atau sebelum usia kehamilan 37 minggu.
  • Bayi dengan kulit yang lebih gelap, sehingga tanda penyakit kuning sulit diidentifikasi.
  • Bayi yang mengalami masalah dengan menyusui, buang air besar, atau buang air kecil.
  • Bayi yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kuning sebelumnya.
  • Bayi yang memiliki memar akibat perdarahan saat lahir.
  • Wanita dengan golongan darah golongan O atau faktor Rh negatif berisiko melahirkan bayi dengan kadar bilirubin tinggi.
  • Bayi yang memiliki keturunan Asia Timur atau wilayah Mediterania memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kuning.

Diagnosis Kernikterus

Dokter akan memeriksa bayi secara keseluruhan, termasuk mengukur kadar bilirubin setelah bayi lahir. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan pengukur cahaya untuk mengetahui kadar bilirubin transkutan (TcB) di kulit bayi.

Untuk diagnosis yang lebih akurat, pemeriksaan kadar bilirubin juga dapat dilakukan melalui sampel darah kecil yang diambil dari tumit bayi. Dokter akan menjelaskan kondisi bayi dan perawatan lanjutan yang mungkin diperlukan jika kadar bilirubin bayi sangat tinggi.

Bayi harus diperiksa untuk penyakit kuning setiap 8-12 jam dalam 48 jam pertama kehidupan mereka. Biasanya, kadar bilirubin paling tinggi terjadi ketika bayi berusia 3-5 hari.

Pengobatan Kernikterus

Penyakit kuning dengan gejala ringan tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, jika penyakit kuning terjadi pada bayi prematur atau dengan gejala yang lebih serius, perawatan diperlukan. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi penyakit kuning dan mencegah komplikasi kernikterus:

  • Memastikan bayi mendapatkan cukup ASI atau susu formula untuk meningkatkan eliminasi bilirubin melalui tinja atau urin.
  • Melakukan fototerapi atau terapi cahaya, yaitu menggunakan sinar biru khusus untuk memecah bilirubin. Terapi ini biasanya dilakukan di rumah sakit, tetapi tetap aman.
  • Transfusi darah untuk kasus penyakit kuning yang lebih berat. Pertukaran darah akan secara bertahap menghilangkan bilirubin dari darah.

Dokter akan memberikan pilihan perawatan terbaik sesuai dengan kondisi bayi Anda.

Komplikasi Kernikterus

Komplikasi kernikterus yang mungkin terjadi meliputi:

  • Gangguan pergerakan akibat kerusakan otak (cerebral palsy).
  • Kejang otot.
  • Gangguan pendengaran.
  • Gangguan bicara.
  • Kerusakan otak.

Pencegahan Kernikterus

Untuk mencegah kernikterus, yang pertama harus dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter jika bayi Anda didiagnosis dengan penyakit kuning sebelum kondisi tersebut memburuk. Sangat penting untuk memantau kesehatan bayi dengan kadar bilirubin tinggi setelah lahir. Jika penyakit kuning hilang, bayi akan terhindar dari risiko kerusakan otak akibat peningkatan bilirubin dalam darah.

Referensi

  1. CDC. 2019. What are Jaundice and Kernicterus? https://www.cdc.gov/ncbddd/jaundice/facts.html#:~:text. (Diakses pada 22 September 2020).
  2. Watson, Stephanie. 2018. What Is Kernicterus? https://www.healthline.com/health/kernicterus. (Diakses pada 22 September 2020).
  3. WebMD. 2019. What Is Kernicterus? https://www.webmd.com/children/what-is-kernicterus#1-3. (Diakses pada 22 September 2020).

About The Author

Penderita Diabetes Konsumsi Gula Merah, Benarkah Lebih Aman?

Mengenal Quinoa, Makanan Super Sehat & Cara Mengonsumsinya