Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

“Bolehkan Ibu Hamil Melakukan Rontgen? Ini Aturannya”

Myles Bannister

Diagnosis menggunakan rontgen adalah salah satu metode yang dapat digunakan ketika seseorang mengalami masalah kesehatan. Namun, ada perdebatan mengenai keamanan penggunaan rontgen pada ibu hamil. Radiasi dari rontgen dapat berisiko bagi pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko kanker. Bagaimana jika ibu hamil harus menjalani pemeriksaan rontgen?

Rontgen Saat Hamil, Boleh atau Tidak?

Ada pendapat yang berbeda mengenai apakah ibu hamil boleh menjalani pemeriksaan rontgen. Beberapa ahli mengizinkan ibu hamil untuk melakukannya, sementara yang lain tidak merekomendasikannya.

Menurut American Academy of Family Physicians, secara umum, pemeriksaan rontgen aman untuk ibu hamil jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Namun, tidak semua jenis rontgen aman untuk ibu hamil dan tingkat radiasinya perlu dipertimbangkan.

Dosis radiasi yang berpotensi berbahaya bagi janin adalah 5 rad. Pemeriksaan rontgen gigi biasanya hanya menghasilkan 0,01 milirad, sementara rontgen dada 60 milirad, dan rontgen perut 290 milirad. Sehingga, untuk mencapai 1 rad, rontgen perlu dilakukan beratus-ratus kali. Jika ibu hamil hanya menjalani rontgen sekali atau dua kali, umumnya dianggap aman.

Rontgen sebaiknya tidak dilakukan pada 3 bulan pertama kehamilan, yaitu sekitar usia kehamilan 10-17 minggu saat otak dan sistem saraf pusat janin sedang berkembang. Setelah 3 bulan, rontgen masih sebaiknya dihindari meskipun relatif aman. Rontgen juga meningkatkan risiko kanker dan perubahan mutasi genetik pada janin.

Jika memungkinkan, sebaiknya hindari rontgen saat hamil jika tidak benar-benar diperlukan. American College of Obstetricians and Gynecologists menyarankan agar ibu hamil berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani pemeriksaan rontgen untuk mendapatkan rekomendasi terbaik.

Hal yang Perlu Diperhatikan Ibu Hamil Sebelum Rontgen

Sebelum menjalani pemeriksaan menggunakan x-ray atau rontgen, ibu hamil perlu memperhatikan hal-hal berikut untuk mengurangi risiko pada bayi.

Dokter akan menentukan tingkat radiasi yang diberikan saat rontgen. Semakin tinggi tingkat radiasi, semakin besar risiko yang mungkin terjadi pada janin.

University of Rochester Medical Center, New York merekomendasikan agar ibu hamil menggunakan apron berbahan timah yang dapat melindungi area tubuh tertentu selama proses rontgen untuk menghindari risiko radiasi pada kehamilan.

Disarankan juga agar ibu hamil mempertimbangkan menjadwalkan prosedur rontgen setelah melahirkan daripada melakukan rontgen saat hamil. Jika memungkinkan, berkonsultasilah dengan dokter mengenai alternatif pemeriksaan lain yang lebih aman, seperti USG dan MRI.

Itulah informasi mengenai boleh tidaknya ibu hamil menjalani pemeriksaan rontgen. Meskipun risikonya dapat diminimalkan, sebaiknya pilih pemeriksaan lain yang memberikan lebih banyak manfaat bagi ibu hamil dan janin daripada risikonya.

Referensi

  1. ACOG. 2017. “Guidelines for Diagnostic Imaging During Pregnancy and Lactation”. https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/committee-opinion/articles/2017/10/guidelines-for-diagnostic-imaging-during-pregnancy-and-lactation. (Diakses pada 4 Mei 2023)
  2. American Pregnancy Association. “X-Rays During Pregnancy”. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/is-it-safe/x-rays-during-pregnancy. (Diakses pada 4 Mei 2023)
  3. Anonim. 2022. “Is it Safe to Have an X-ray during Pregnancy?”. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/x-ray-during-pregnancy/faq-20058264. (Diakses pada 4 Mei 2023)

About The Author

Kekurangan Vitamin B12: Gejala, Akibat, Cara Mengatasi

Batu Kandung Kemih: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan