Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Myles Bannister

Pada usia ini, kebutuhan gizi anak dapat dipenuhi dengan memberikan makanan pendamping ASI (MPASI). MPASI harus mengandung berbagai nutrisi yang cukup, termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat.

– Karbohidrat: Pilih sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti gandum, atau bubur biji-bijian. Hindari karbohidrat sederhana yang tinggi gula dan tepung, seperti permen atau roti putih.

– Protein: Berikan sumber protein hewani seperti daging, ikan, atau telur. Juga, protein nabati seperti kacang-kacangan dan tahu bisa menjadi alternatif yang baik.

– Lemak: Pilih lemak baik seperti minyak zaitun, alpukat, atau kacang-kacangan untuk memenuhi kebutuhan lemak.

– Vitamin: Pastikan anak mendapatkan vitamin dari makanan sehari-hari, terutama vitamin A, B, C, dan D.

– Mineral: Pastikan anak mendapatkan mineral seperti kalsium, fosfor, zat besi, dan seng dari makanan yang sesuai.

– Serat: Berikan buah-buahan dan sayuran segar yang kaya serat untuk memenuhi kebutuhan serat anak.

– Air: Berikan anak ASI atau air putih yang cukup untuk menjaga hidrasi tubuh.

Penting untuk menghindari makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak jenuh. Juga, pastikan anak mendapatkan makanan yang cukup variasi dan seimbang untuk memastikan asupan gizi yang mencukupi. Disarankan juga untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi dengan baik.

Memasuki usia 6-24 bulan, anak sudah bisa diberikan sejumlah jenis makanan sebagai pendamping ASI (MPASI). Kebutuhan gizi anak di usia ini sudah semakin meningkat dan tidak cukup hanya mengandalkan ASI.

Jenis makanan yang bisa diberikan adalah buah dan sayuran. Pastikan untuk melunakkan makanan-makanan tersebut sebelum diberikan pada anak. Setelah itu, secara bertahap tambahkan porsi MPASI sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) anak yang telah disebutkan sebelumnya.

Anak usia 2-5 tahun sudah bisa diberikan berbagai macam jenis makanan, termasuk jajanan. Akan tetapi, pola dan jenis makanan yang dikonsumsi harus diperhatikan oleh orang tua untuk memastikan kebutuhan nutrisi harian anak tetap terpenuhi sesuai AKG pada usianya.

Selain itu, anak-anak di usia ini rentan mengalami gangguan pencernaan yang disebabkan oleh bakteri dan faktor lainnya. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat terhadap anak sangat perlu dilakukan.

Kebutuhan gizi anak di usia 6-9 tahun tentunya semakin meningkat karena usia ini merupakan usia pra-pubertas. Anda bisa melihat daftar AKG sebagai panduan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak Anda.

Selain itu, pengawasan terhadap jenis makanan yang dikonsumsi, terutama makanan jajanan, harus tetap dilakukan mengingat potensi infeksi yang bisa menyerang anak Anda.

Anak-anak usia 10-19 tahun berada dalam masa pubertas. Pada periode ini, sejumlah perubahan, terutama fisik, mulai terlihat. Hal ini mempengaruhi pola asupan nutrisi.

Anda bisa merujuk pada panduan AKG anak yang telah dijelaskan sebelumnya, sekaligus berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi untuk menemukan formula gizi yang tepat agar tumbuh kembang anak tetap berjalan optimal.

1. Badan POM RI. Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang. http://standarpangan.pom.go.id/dokumen/pedoman/Buku_Pedoman_PJAS_untuk_Pencapaian_Gizi_Seimbang__Pengawas_dan-atau_Penyuluh_.pdf (Diakses pada 27 Februari 2020)

2. Gunnars, K. 2019. 10 Science-Backed Reasons to Eat More Proteins. https://www.healthline.com/nutrition/10-reasons-to-eat-more-protein (Diakses pada 28 Februari 2020)

3. Huizen, J. 2017. Soluble and insoluble fiber: What is the difference? https://www.medicalnewstoday.com/articles/319176 (Diakses pada 28 Februari 2020)

4. Johnson, J. 2018. What is the difference between animal and plant proteins? https://www.medicalnewstoday.com/articles/322827 (Diakses pada 28 Februari 2020)

5. Kemenkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf (Diakses pada 27 Februari 2020)

6. Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Panduan Gizi Seimbang. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2041%20ttg%20Pedoman%20Gizi%20Seimbang.pdf (Diakses pada 28 Februari 2020)

7. Madell, R dan Nall, R. 2019. Good Fats, Bad Fats, and Heart Disease. https://www.healthline.com/health/heart-disease/good-fats-vs-bad-fats (Diakses pada 28 Februari 2020)

8. Manzella, D. 2019. How Simple Carbs and Complex Carbs Affect Blood Sugar. https://www.verywellhealth.com/simple-and-complex-carbohydrates-and-diabetes-1087570 (Diakses pada 27 Februari 2020)

About The Author

Riboflavin: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll

Manfaat Hula Hoop bagi Tubuh, Efektif Mengecilkan Perut!