Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kanker Serviks Stadium 1: Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Kanker serviks stadium 1 adalah tahapan awal kanker serviks. Pada tahap ini, kanker hanya menyerang jaringan serviks dan belum menyebar ke jaringan lain dalam tubuh. Simak penjelasan mengenai gejala, diagnosis, dan pengobatan dalam ulasan berikut ini.

Apa itu Kanker Serviks Stadium 1?

Kanker serviks adalah kanker yang memengaruhi serviks atau leher rahim. Serviks adalah bagian di bawah rahim yang merupakan jalan masuk rahim. Kanker serviks secara umum dibagi menjadi 4 tahapan, dan stadium 1 adalah tahap awal.

Kanker serviks stadium 1 adalah kondisi di mana kanker telah menyebar dari lapisan serviks ke jaringan yang lebih dalam, tetapi masih di daerah rahim. Pada tahapan ini, kanker belum menyebar ke bagian tubuh lain.

Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 15.000 kasus kanker serviks setiap tahun. Angka kematiannya juga tinggi.

Gejala Kanker Serviks Stadium 1

Pada stadium awal, seseorang dengan kanker serviks mungkin tidak merasakan gejala apa pun. Hal ini membuat kondisi ini sulit untuk dikenali.

  • Pendarahan di luar waktu menstruasi. Pendarahan di luar siklus haid dapat menjadi tanda masalah dalam area reproduksi, termasuk kanker serviks.
  • Pendarahan dalam postmenopause. Wanita yang sudah menopause seharusnya tidak mengalami pendarahan. Jika tiba-tiba mengalami menstruasi kembali, ini adalah tanda adanya masalah dalam rahim.
  • Sakit atau tidak nyaman saat berhubungan seksual. Pertumbuhan tumor dalam mulut rahim membuat aktivitas seksual menjadi terasa menyakitkan.
  • Keputihan berbau atau berdarah. Keputihan yang berair, berwarna merah muda, coklat, atau berbau menyengat perlu diwaspadai.
  • Nyeri panggul. Tumor yang berkembang pada mulut rahim dapat menyebabkan rasa nyeri pada panggul.

Kanker serviks stadium lebih lanjut mungkin akan menimbulkan gejala yang lebih parah dibandingkan stadium awal.

Penyebab Kanker Serviks Stadium 1

Penyebab kanker serviks tidak diketahui secara pasti, namun terdapat peran human papillomavirus (HPV).

HPV adalah virus umum dan tidak semua orang yang memiliki HPV akan mengembangkan kanker serviks. Faktor lingkungan dan gaya hidup juga mempengaruhi risiko kanker serviks.

Kanker mulai berkembang ketika terjadi mutasi DNA sel-sel sehat pada serviks. Mutasi ini menyebabkan sel berkembang secara tidak terkendali dan tidak mati. Padahal, sel seharusnya mati pada waktu tertentu.

Perkembangan sel abnormal ini kemudian membentuk massa yang disebut tumor. Sel kanker akan menyerang jaringan di sekitarnya dan dapat menyebar ke jaringan lain dalam tubuh.

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker serviks adalah:

  • Berganti-ganti pasangan seksual atau aktif secara seksual pada usia dini. Penyebaran virus HPV dapat terjadi lewat kontak dengan individu yang memiliki virus HPV. Wanita yang memiliki banyak partner seksual memiliki risiko yang tinggi untuk terkena virus HPV.
  • Penggunaan pil KB. Konsumsi pil kontrasepsi dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
  • Merokok. Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
  • Menderita penyakit menular seksual. Memiliki riwayat penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore, atau sifilis dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
  • Sistem imun lemah. Seseorang lebih mudah terkena kondisi ini ketika sistem imun lemah akibat kondisi kesehatan tertentu.

Diagnosis Kanker Serviks Stadium 1

Selain melihat gejala, pemeriksaan skrining seperti pap smear dan pemeriksaan HPV dapat membantu mendeteksi kanker ataupun keberadaan sel prakanker.

Jika dokter mendeteksi adanya sel abnormal, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan lainnya.

Berikut adalah pemeriksaan yang dapat mendukung diagnosis:

  • Biopsi. Dokter akan mengambil sampel jaringan serviks yang kemudian ditest di laboratorium untuk memeriksa keberadaan sel kanker.
  • Tes pencitraan. Tes seperti rontgen, CT scan, MRI, atau PET dapat membantu melihat apakah kanker telah menyebar. Tes ini merupakan bagian dari tes untuk menentukan stadium kanker.
  • Pemeriksaan visual kandung kemih dan dubur. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk menentukan stadium kanker. Dokter akan melihat kondisi kandung kemih dan dubur untuk memastikan apakah kanker telah menyebar ke area ini.

Tahapan Kanker Serviks Stadium 1

Kanker serviks stadium I dapat dikatakan sebagai tahapan kanker yang paling ringan. Stadium I ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian berdasarkan ukuran tumor dan penyebarannya.

Berikut adalah tahapan dalam kanker serviks stadium awal:

1. Stadium IA

Pada tahap IA, pertumbuhan kanker sangat kecil sehingga diperlukan mikroskop atau colposcopy untuk melihatnya. Kanker serviks stadium IA terbagi menjadi 2:

  • Stadium IA1: tumor tumbuh kurang dari 3 mm ke dalam jaringan serviks dengan lebar kurang dari 7 mm.
  • Stadium IA2: tumor tumbuh antara 3-5 mm ke dalam jaringan serviks, tapi lebarnya kurang dari 7 mm.

2. Stadium IB

Pada tahapan ini, kanker lebih besar namun tetap belum menyebar ke jaringan di luar serviks. Terkadang pada tahap ini kanker sudah dapat terlihat tanpa mikroskop. Stadium IB terbagi menjadi 3:

  • Stadium IB1: tumor tumbuh 5 mm atau lebih ke dalam jaringan serviks dan lebarnya kurang dari 2 cm.
  • Stadium IB2: tumor tumbuh 2 cm atau lebih ke dalam jaringan serviks dan lebarnya kurang dari 4 cm.
  • Stadium IB3: tumor tumbuh hingga 4 cm ke dalam jaringan serviks dan lebarnya lebih dari 4 cm.

Pengobatan Kanker Serviks Stadium 1

Perawatannya ditentukan berdasarkan jenis dan stadium kanker. Pengobatan kanker serviks stadium 1 biasanya meliputi operasi atau kombinasi kemoterapi dan radioterapi.

1. Operasi

Pembedahan dapat berupa pengangkatan serviks dan rahim atau disebut histerektomi. Pada kasus tertentu, pengangkatan sebagian leher rahim dapat dilakukan jika kanker masih sangat awal.

Jika hanya sebagian leher rahim yang diangkat, masih ada kemungkinan untuk hamil. Prosedur pengangkatan sebagian leher rahim disebut radical trachelectomy.

2. Kombinasi Kemoterapi dan Radioterapi

Kombinasi kemoterapi dan radioterapi disebut kemoradioterapi. Kemoradioterapi umumnya diterapkan untuk mengatasi kanker serviks stadium IB.

Radioterapi eksternal dilakukan selama 5 hari dalam seminggu dan berlangsung selama 5 minggu. Radioterapi internal diberikan setelah setiap sesi radioterapi eksternal.

Selama menjalani radioterapi, kemoterapi juga diberikan sekali seminggu atau 2-3 minggu sekali, tergantung jenis kemoterapi yang diterima.

Pencegahan Kanker Serviks

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena kanker serviks:

1. Melakukan Vaksin HPV

Penerimaan vaksin HPV dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks dan kanker lain yang terkait dengan HPV. Jika belum menerima vaksin HPV saat anak-anak atau remaja, vaksin ini dapat diberikan saat dewasa sesuai petunjuk dokter.

Berikut adalah rekomendasi pemberian vaksin HPV:

  • Anak perempuan usia 10-12 tahun: dosis pemberian ulang 3 kali dalam waktu 6 bulan.
  • Jika vaksin HPV diberikan pada usia 13 tahun: dosis pemberian ulang cukup 2 kali dalam waktu 1 tahun.

Vaksin HPV tidak dapat mencegah kanker serviks 100 persen. Vaksin ini hanya dapat mengurangi risiko kanker serviks.

2. Melakukan Pap Smear Secara Rutin

Melakukan pap smear secara rutin merupakan cara efektif untuk mencegah perkembangan kanker serviks. Semakin cepat pertumbuhan sel kanker diketahui, semakin mudah penanganannya.

Wanita usia 21-29 tahun direkomendasikan untuk melakukan pap smear setiap 3 tahun. Saat wanita usia 30-65 tahun, pap smear disarankan dilakukan setiap 3-5 tahun.

3. Mempraktikkan Seks Aman

Salah satu langkah untuk mengurangi risiko kanker serviks adalah menjalani aktivitas seksual yang aman. Hindari berganti-ganti pasangan dan pastikan partner seksual menggunakan kondom saat berhubungan seksual.

4. Menghindari Asap Rokok

Merokok atau menjadi perokok pasif memiliki risiko tinggi terkena kanker serviks dan kanker lainnya. Oleh karena itu, hindari asap rokok.

Kanker serviks stadium awal sering kali tidak menunjukkan gejala khusus. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin. Jangan lupa menjalani pola hidup sehat untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.

Referensi

  1. Anonim. 2017. Cegah Kanker Serviks, Kenali Lebih Dalam Pembunuh Nomer Satu Kaum Hawa. https://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-17073100005. (Diakses 7 Februari 2023).
  2. Anonim. 2017. Cervical Cancer. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/cervical-cancer/stages-types-grades/stage-1. (Diakses 7 Februari 2023).
  3. Anonim. 2019. Cervical Cancer: Stages. https://www.cancer.net/cancer-types/cervical-cancer/stages. (Diakses 7 Februari 2023).
  4. Anonim. 2019. Cervical Cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cervical-cancer/symptoms-causes/syc-20352501. (Diakses 7 Februari 2023).
  5. Anonim. 2021. What Everyone Should Know. https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/hpv/public/index.html . (Diakses 7 Februari 2023).
  6. Anonim. 2022. Pap Smear. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/pap-smear/about/pac-20394841 . (Diakses 7 Februari 2023).
  7. Felhan, Adam. 2019. What you need to know about cervical cancer. https://www.medicalnewstoday.com/articles/159821.php. (Diakses 7 Februari 2023).
  8. Shankar, Abhishek, et al. 2020. Sexual Dysfunction in Carcinoma Cervix: Assessment in Post-Treated Cases by LENTSOMA Scale. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7332127/ . (Diakses 7 Februari 2023).

About The Author

7 Pantangan yang Wajib Diketahui Bumil agar Janin Tetap Sehat

Batas Normal Tekanan Darah Berdasarkan Usia yang Perlu Anda Ketahui