Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Kanker Serviks: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Kanker serviks adalah kondisi di mana sel-sel abnormal pada leher rahim tumbuh di luar kendali. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan pencegahan di bawah ini.

Apa itu Kanker Serviks?

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah penyakit yang perlu diwaspadai oleh perempuan. Leher rahim adalah bagian bawah rahim yang terbuka ke arah vagina. Jenis kanker ini biasanya berhasil diobati ketika ditemukan pada stadium awal.

Kanker ini biasanya ditemukan melalui pemeriksaan pap smear. Tumor yang tidak diobati dapat menjadi ganas atau kanker.

Kanker serviks merupakan penyakit paling berbahaya kedua di Indonesia, setelah kanker payudara.

Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia. Namun, masih banyak yang belum paham akan ciri-cirinya sehingga pengobatan terlambat diberikan.

Gejala Kanker Serviks

Perubahan sel serviks yang abnormal jarang menimbulkan gejala. Bahkan, sering kali tidak ada ciri-ciri kanker serviks pada stadium awal. Pada umumnya, gejala timbul pada stadium IB.

1. Perdarahan

  • Perdarahan di luar periode menstruasi.
  • Perdarahan setelah berhubungan seks.
  • Perdarahan setelah menopause.

2. Nyeri

  • Nyeri di perut bagian bawah.
  • Nyeri saat berhubungan seks.
  • Nyeri panggul.

3. Keputihan

  • Keputihan yang tidak normal.
  • Keputihan dengan bau yang kuat.
  • Keputihan diwarnai dengan darah.

Ciri-ciri Kanker Serviks Lanjut:

  • Mengalami penurunan berat badan.
  • Kelelahan.
  • Sakit punggung.
  • Nyeri kaki atau bengkak.
  • Kebocoran urine (inkontinensia).
  • Fraktur tulang (patah tulang).

Jika Anda menduga kemunculan gejala kanker serviks, segera periksakan diri ke dokter. Langkah ini dapat membantu mendapat perawatan dini dan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.

Penyebab Kanker Serviks

Kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). HPV memiliki banyak jenis dan yang paling sering menginfeksi manusia adalah HPV 8, 11, 16, dan 18.

Jenis virus HPV yang menjadi penyebab kanker serviks adalah HPV 16 dan 18, sedangkan HPV 8 dan 11 adalah penyebab penyakit kutil pada kelamin. Tidak semua jenis HPV bisa menyebabkan penyakit kanker ini.

Infeksi virus ini cenderung meningkat pada orang yang sering melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan.

HPV adalah infeksi umum yang biasanya hilang dengan sendirinya. Jika memiliki jenis HPV yang berisiko tinggi, tidak berarti Anda mengalami kanker. Itulah mengapa mendeteksi secara dini sangat penting.

Faktor Risiko

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko kanker serviks, di antaranya:

1. Jenis HPV

Sebagian besar jenis HPV tidak berbahaya dan beberapa menyebabkan kutil kelamin, sementara yang lainnya dapat berkembang menjadi kanker. Seperti kanker serviks, HPV dapat menyebabkan kanker vagina, dubur, vulva, penis, dan beberapa jenis kanker tenggorokan dan mulut. HPV menular melalui kontak kulit (biasanya selama aktivitas seksual).

Sekitar 12 jenis HPV berisiko tinggi terhadap kanker ini. Dua dari jenis ini (HPV 16 dan HPV 18) menyebabkan sekitar 7 dari 10 (70%) kanker leher rahim.

Wanita yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko infeksi HPV yang lebih tinggi, yang meningkatkan risiko kanker leher rahim.

2. Bergonta-Ganti Pasangan Seksual

Semakin banyak jumlah pasangan seksual, semakin besar peluang terpapar virus HPV. Selain itu, seks tanpa kondom, tidak menjaga kebersihan saat berhubungan seks, dan penerapan seks yang salah juga berisiko.

Berhubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom dapat mengurangi risiko HPV. Namun, kondom tidak dapat melindungi sepenuhnya. Tetapi melakukan seks yang lebih aman juga dapat membantu mencegah penyakit menular seksual.

3. HIV/AIDS

Penderita HIV/AIDS memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker serviks. Risiko ini mungkin akan berkurang pada wanita yang menjalani pengobatan HIV.

4. Infeksi Menular Seksual

Risiko kanker ini meningkat pada wanita yang mengalami infeksi menular seksual (IMS) bersama HPV. Wanita dengan HPV dan klamidia mungkin berisiko lebih tinggi.

5. Merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Risiko akan meningkat jika merokok setiap hari. Selain itu, merokok juga akan mempersulit perawatan sel-sel abnormal.

6. Pil KB

Sebagian kasus kanker ini terkait dengan konsumsi pil kontrasepsi atau pil KB, terutama jika mengonsumsinya lebih dari 5 tahun. Tetapi perlu diingat bahwa minum pil KB juga dapat membantu mengurangi risiko kanker rahim dan ovarium.

7. Pernah Melahirkan

Wanita yang sudah memiliki anak memiliki risiko kanker leher rahim yang lebih tinggi dibandingkan yang belum memiliki anak. Memiliki anak pertama sebelum usia 17 tahun juga berisiko lebih tinggi dibandingkan yang memiliki anak pertama setelah berusia 25 tahun.

8. Riwayat Keluarga

Ada kemungkinan risiko kanker serviks jika ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan Anda mengalami kondisi ini. Namun, belum diketahui apakah ini terkait dengan masalah gen atau faktor umum yang sama seperti kebiasaan merokok.

9. Riwayat Kanker Sebelumnya

Kemungkinan risiko kanker leher rahim meningkat jika Anda pernah mengalami kanker vulva, vagina, ginjal, atau saluran kemih.

Diagnosis Kanker Serviks

Dokter akan menggunakan berbagai tes dan alat untuk mendiagnosis dan mengobati kanker ini. Tes dan alat yang digunakan, di antaranya:

1. Tes Pap Smear

Tes pap smear dilakukan sebagai bagian dari skrining rutin untuk menentukan kesehatan serviks. Dalam pemeriksaan ini, dokter mungkin juga menyarankan tes tambahan untuk infeksi HPV.

2. Tes Panggul

Dokter akan memeriksa secara manual vagina, rahim, leher rahim, saluran tuba, ovarium, dan rektum untuk nodul atau benjolan yang dapat diperiksa lebih rinci dengan teknologi pencitraan.

3. Kolposkopi

Pemeriksaan ini dirancang untuk memberikan gambaran yang lebih rinci. Dokter akan mengamati jaringan yang abnormal dan melakukan biopsi jika diperlukan.

4. Biopsi

Ada dua jenis biopsi yang digunakan untuk mendiagnosis kanker serviks, yaitu biopsi kerucut dan biopsi kelenjar getah bening sentinel.

Biopsi Kerucut atau LEEP

Dokter mungkin melakukan biopsi kerucut atau LEEP untuk mengonfirmasi diagnosis jika hasil pap smear dan kolposkopi menunjukkan kanker serviks. Jaringan serviks akan diambil untuk diperiksa di laboratorium.

Biopsi Kelenjar Getah Benign Sentinel

Tes ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan memeriksa kelenjar getah bening di dekat tumor primer. Ini dapat membantu menentukan apakah kanker telah menyebar ke luar serviks.

5. Tes Pencitraan

Tes pencitraan seperti CT scan, PET/CT scan, dan MRI dapat digunakan untuk mendeteksi ukuran tumor, melihat respons tubuh terhadap pengobatan, dan menentukan penyebaran kanker.

6. Tes Laboratorium

Tes genetik dapat dilakukan untuk memeriksa perubahan DNA yang terjadi pada sel-sel kanker. Ini membantu dokter memahami sifat tumor dan menyesuaikan perawatan berdasarkan temuan ini.

7. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Dokter akan melakukan serangkaian tes diagnostik, melihat catatan medis, dan mendapatkan riwayat kesehatan pasien untuk merumuskan anjuran perawatan yang sesuai.

Jenis Kanker Serviks

Jenis kanker serviks terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamosa berawal pada sel tipis dan rata yang melapisi bagian bawah serviks. Jenis kanker ini menyebabkan sekitar 80% dari semua kanker serviks.

2. Adenokarsinoma

Adenokarsinoma berkembang pada sel-sel kelenjar yang melapisi bagian atas serviks. Kondisi ini menyebabkan sekitar 20% dari semua kanker leher rahim.

Kedua jenis kanker serviks tersebut dapat terjadi secara bersamaan, meskipun jarang terjadi.

Stadium Kanker Serviks

Stadium kanker serviks terdiri dari 4 tahap:

Stadium I

Sel-sel kanker telah tumbuh dari permukaan ke jaringan yang lebih dalam dari serviks, dan kemungkinan akan ke dalam rahim dan ke kelenjar getah bening di dekatnya.

Stadium II

Tahap ini kanker telah bergerak melewati serviks dan uterus, tetapi tidak sejauh dinding panggul atau di bagian bawah vagina. Kemungkinan tidak memengaruhi kelenjar getah bening di dekatnya.

Stadium III

Sel-sel kanker muncul di bawah vagina atau dinding panggul, dan kemungkinan menghalangi ureter. Selain itu, tidak akan memengaruhi kelenjar getah bening di dekatnya.

Stadium IV

Kanker memengaruhi kandung kemih atau rektum dan tumbuh keluar dari panggul, yang mungkin memengaruhi kelenjar getah bening dan menyebar ke organ lain seperti hati, paru-paru, tulang, dan kelenjar getah bening.

Komplikasi Kanker Serviks

Beberapa komplikasi yang mungkin muncul saat kanker serviks sudah parah, antara lain:

  • Gangguan ginjal.
  • Penggumpalan darah.
  • Pendarahan.

Komplikasi yang terjadi pada setiap penderita dapat berbeda-beda. Oleh karena itu, penanganan dini penting untuk mengurangi risiko keparahan.

Pengobatan Kanker Serviks

Pengobatan tergantung pada stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien. Tindakan yang biasanya dilakukan dokter, di antaranya:

1. Pembedahan

Pembedahan seperti histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening atau ooforektomi dapat dilakukan.

2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar-X atau implan di rongga vagina untuk membunuh sel-sel kanker. Ini digunakan pada tahap tertentu pada kanker serviks dan sering digunakan dalam kombinasi dengan operasi.

3. Kemoradiasi

Kemoradiasi adalah kombinasi kemoterapi dan radiasi. Ini digunakan untuk tahap awal dan tahap akhir kanker leher rahim.

4. Kemoterapi

Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Ini dapat digunakan pada kanker serviks stadium lanjut.

Pencegahan Kanker

About The Author

Konsumsi Alpukat Saat Hamil, Manfaat dan Referensi

Mengenal Apa Itu Ultrasonografi (USG) dan Jenis-jenisnya