Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Penyakit Usus Buntu: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Myles Bannister

Penyakit usus buntu adalah peradangan pada usus buntu atau apendiks. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri pada perut bagian kanan bawah dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius. Berikut ini adalah penjelasan mengenai gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatannya.

Apa Itu Penyakit Usus Buntu?

Usus buntu atau apendiks adalah organ menyerupai kantung yang terletak di sisi kanan bawah perut.

Pada beberapa kasus, usus buntu bisa mengalami peradangan yang disebut radang usus buntu atau apendisitis. Orang yang berusia 10 hingga 30 tahun lebih rentan mengalaminya.

Gejala Penyakit Usus Buntu

Apendiks yang mengalami peradangan bisa menyebabkan nyeri pada perut sebelah kanan bawah. Lokasi nyeri dapat bervariasi pada setiap orang.

Gejala nyeri usus buntu yang dapat diamati:

  • Nyeri dimulai di sekitar pusar, lalu menuju ke sisi kanan bawah perut.
  • Nyeri memburuk seiring berjalannya waktu.
  • Nyeri memburuk saat beraktivitas, bernapas, disentuh, batuk, atau bersin.

Gejala lainnya termasuk muntah, kehilangan selera makan, demam, kedinginan, sembelit, diare, perut kembung, dan perut membengkak.

Penyebab Penyakit Usus Buntu

Penyebab apendisitis belum pasti, namun tersumbatnya usus buntu menjadi faktor pemicunya.

Possible penyebab radang usus buntu meliputi:

  • Sumbatan pada usus buntu seperti penumpukan tinja atau feses yang mengeras.
  • Tumor pada perut (inflammatory bowel disease).
  • Pembengkakan akibat infeksi virus, parasit, atau bakteri di saluran pencernaan.
  • Cedera pada perut.

Faktor Risiko Radang Usus Buntu

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami radang usus buntu antara lain:

  • Berusia antara 10-30 tahun.
  • Riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
  • Pria.
  • Anak-anak dengan cystic fibrosis.

Diagnosis Penyakit Usus Buntu

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan pasien untuk mendiagnosis apendisitis. Tes penunjang seperti tes darah dan tes urine dapat dilakukan untuk mendeteksi infeksi. Tes pencitraan seperti ultrasonografi, CT scan, atau MRI juga dapat digunakan untuk melihat organ di perut dan mendiagnosis radang usus buntu.

Pengobatan Usus Buntu

Penanganan penyakit usus buntu melibatkan prosedur pembedahan. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang harus segera ditangani untuk mencegah komplikasi serius. Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau laparoskopi.

Metode pembedahan terbuka meliputi:

  • Pemberian anestesi pada pasien.
  • Pembuatan sayatan di sisi kanan bawah perut.
  • Pengangkatan usus buntu.
  • Pemasangan tabung kecil jika usus buntu sudah pecah.
  • Pengangkatan tabung setelah infeksi hilang.

Metode pembedahan laparoskopi meliputi:

  • Pemberian anestesi pada pasien.
  • Pembuatan sayatan kecil dan penggunaan kamera laparoskop untuk melihat organ di dalam perut.
  • Penggunaan sayatan kecil lainnya untuk melakukan tindakan bedah.
  • Tindakan ini dapat dilakukan meskipun usus buntu telah pecah.

Waktu pemulihan setelah pembedahan tergantung pada kondisi usus buntu. Antibiotik mungkin diresepkan jika usus buntu sudah pecah.

Jika Anda mengalami nyeri pada perut bagian kanan bawah yang mengganggu aktivitas sehari-hari, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Referensi

  1. Anonim. 2022. Appendicitis. https://www.nhs.uk/conditions/appendicitis/. (Diakses pada 26 Oktober 2022).
  2. Anonim. Appendicitis. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/appendicitis. (Diakses pada 26 Oktober 2022).
  3. Anonim. 2021. Appendicitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/appendicitis/symptoms-causes/syc-20369543. (Diakses pada 26 Oktober 2022).

About The Author

Trombosit: Fungsi, Nilai Normal, dan Cara Menaikkannya Bila Rendah

Obat Digoxin: Dosis dan Indikasi Dewasa