Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

6 Bahaya Gonta-ganti Pasangan Seks bagi Kesehatan Fisik dan Mental

Myles Bannister

Memiliki pasangan seks lebih dari satu dianggap memberikan kenikmatan tersendiri, namun berdampak buruk bagi kesehatan. Apa bahaya gonta-ganti pasangan seks? Lebih lanjut simak dalam ulasan di bawah ini!

Bahaya Gonta-ganti Pasangan Seks

Kelainan seks bukan hanya berkisar pada hiperseks yang membuat seseorang terobsesi melakukan secara berlebihan. Kelainan seks juga bisa berupa gangguan perilaku yang membuat pasangan berhubungan seks dengan lebih dari satu orang.

Istilah gonta-ganti pasangan seks ini sering disebut dengan nama swinger. Di Indonesia sendiri kasus swinger sudah banyak bermunculan dan beberapa di antaranya telah diamankan oleh pihak berwajib karena dianggap menyalahi aturan. Terlepas dari sisi hukum yang berlaku, aktivitas gonta-ganti pasangan seks ini sangat berbahaya.

Berikut beberapa bahaya gonta-ganti pasangan seks yang mungkin dapat terjadi, di antaranya:

1. Terinfeksi Penyakit Menular Seksual

Katakanlah aktivitas seks dengan cara gonta-ganti pasangan ini dilakukan dengan menggunakan kondom. Namun, ada kalanya kondom bisa rusak atau pasangan melakukan seks oral saja.

Akhirnya penyakit menular seksual (PMS) seperti HPV yang menyebabkan kutil kelamin bisa saja terjadi dan berdampak pada kesehatan secara menyeluruh.

Selain HPV, peluang pasangan terkena HIV juga tinggi. Terlebih tidak semua orang tahu seperti apa status dari pasangan seksnya. Kalau pasangannya sendiri mungkin mereka tahu, tapi kalau pasangan orang lain lebih banyak tidak tahunya.

Penyakit kelamin lainnya yang mungkin terjadi akibat gonta-ganti pasangan adalah gonore, sifilis, klamidia, herpes genitalis, dan infeksi jamur.

2. Menjadi Hiperseks

Seseorang yang sering gonta-ganti pasangan bisa membuat dirinya jadi hiperseks. Kondisi ini terbentuk dari obsesinya terus berhubungan badan dengan orang lain yang bahkan tidak dikenalinya.

Pria atau wanita sama-sama berisiko mengalami hiperseks. Mereka menjadi tidak tertarik lagi berhubungan badan dengan pasangan sahnya.

3. Berisiko Kehamilan yang Tidak Diinginkan

Seperti yang dijelaskan di atas, pasangan yang berhubungan seks mungkin menggunakan kondom. Namun, ada kalanya saat hilang kendali, kondom tidak digunakan. Dampaknya, wanita bisa mengalami kehamilan dan tidak dibuahi oleh pasangan sahnya sendiri.

Kehamilan ini akan berisiko timbulnya masalah di kemudian hari. Akhirnya beberapa wanita lebih memilih untuk menggugurkannya saat usia kandungan masih muda.

4. Dampak Emosional

Dalam sebuah penelitian, para peserta melaporkan bahwa memiliki satu atau lebih pasangan seksual dengan jenis kelamin yang sama atau berbeda dalam satu tahun terakhir.

Survei tersebut menemukan bahwa perempuan yang memiliki tiga atau lebih pasangan seksual dalam satu tahun terakhir memiliki kemungkinan lebih kecil untuk melaporkan tingkat minat seksual yang rendah dibandingkan perempuan yang memiliki satu pasangan pada periode tersebut.

Survei tersebut tidak menemukan hubungan antara jumlah pasangan seksual dan rendahnya minat seksual pada laki-laki.

Bagi sebagian orang, seks mungkin terasa impersonal dengan banyak pasangan, dan ini dapat menimbulkan dampak emosional yang negatif. Memutuskan hubungan jangka pendek juga dapat menimbulkan dampak emosional.

5. Menyebabkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Mempunyai pasangan seksual lebih dari satu juga dapat menimbulkan perselisihan yang dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga.

Misalnya suami yang ketahuan selingkuh dengan wanita lain membuat istrinya merasa cemburu dan sakit hati. Seiring waktu persoalan ini menjadi perselisihan antara suami istri yang kemungkinan terjadi kekerasan verbal maupun fisik.

6. Risiko Kanker

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah pasangan seksual diketahui dapat meningkatkan risiko tertular penyakit menular seksual (PMS). Kondisi ini kemudian dapat menimbulkan risiko kesehatan, termasuk di kemudian hari.

Para peneliti menemukan bahwa memiliki 10 atau lebih pasangan seksual seumur hidup dapat meningkatkan risiko kanker, dibandingkan dengan memiliki satu atau tidak sama sekali pasangan seksual.

Misalnya hepatitis B dan C dapat meningkatkan risiko terkena kanker hati. Sedangkan human papillomavirus (HPV) dapat meningkatkan risiko berkembangnya beberapa jenis kanker, termasuk:

  • Kanker serviks.
  • Kanker mulut.
  • Kanker anus.
  • Kanker penis.
  • Kanker prostat.

Nah, itulah ulasan tentang bahaya dari gonta-ganti pasangan seksual yang merugikan baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Mengingat hal ini berbahaya, dengan memiliki satu pasangan seks akan menghindari kerugian tersebut. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

Referensi

  1. Anonim. 2013. The Relationship Between Multiple Sex Partners and Anxiety, Depression, and Substance Dependence Disorders: A Cohort Study. https://link.springer.com/article/10.1007/s10508-012-0053-1 (Diakses pada 18 Januari 2024)
  2. Anonim. 2023. Sexual health: Is it safe to have multiple sexual partners?. https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/health-news/sexual-health-is-it-safe-to-have-multiple-sexual-partners/photostory/99034390.cms (Diakses pada 18 Januari 2024)
  3. Sissons, Beth. 2023. What to know about having multiple sexual partners. https://www.medicalnewstoday.com/articles/multiple-sex-partners#average-number (Diakses pada 18 Januari 2024)

About The Author

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Cepat

10 Cara Mengatasi Kulit Kering Bersisik (No. 7 Cukup Unik)