Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Apakah Metode Coitus Interruptus Efektif dalam Mencegah Kehamilan?

Myles Bannister

Coitus interruptus, juga dikenal sebagai senggama terputus, adalah metode kontrasepsi yang dilakukan dengan menarik penis sebelum ejakulasi. Metode ini dilakukan untuk mencegah sperma masuk ke vagina dan mencegah kehamilan.

Coitus interruptus sering dipilih oleh pasangan karena beberapa alasan seperti:

  • Tidak ada efek samping
  • Tidak memerlukan alat kontrasepsi tambahan
  • Menghormati alasan kepercayaan tertentu

Meskipun memiliki beberapa manfaat, coitus interruptus tidaklah sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Metode ini hanya memiliki tingkat keberhasilan sebesar 78 persen. Artinya, sekitar 1 dari 5 wanita yang menggunakan metode ini akan tetap hamil dalam satu tahun penggunaannya. Dalam perbandingan tersebut, kondom memiliki tingkat keberhasilan sebesar 98 persen jika digunakan dengan benar.

Setiap pria mengeluarkan sedikit cairan pra-ejakulasi sebelum ejakulasi. Cairan ini mengandung sperma dan dapat menyebabkan kehamilan. Oleh karena itu, pria perlu memiliki pemahaman akan tubuhnya sendiri untuk dapat mengetahui kapan akan mencapai orgasme, klimaks, dan ejakulasi.

Dengan pemahaman tersebut, pria dapat mengendalikan dirinya sendiri dan menarik penis dari vagina pada saat yang tepat selama hubungan seksual.

Risiko dan Kelemahan Coitus Interruptus

Selain tidak cukup efektif dalam mencegah kehamilan, metode coitus interruptus juga memiliki beberapa risiko yang perlu diperhatikan:

1. Tidak Melindungi dari Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual umumnya ditularkan melalui kontak langsung dengan alat kelamin atau cairan tubuh. Pada coitus interruptus, tidak ada proteksi yang digunakan oleh pria maupun wanita. Oleh karena itu, metode ini tidak dapat melindungi pasangan dari penyakit menular seksual.

Air mani pada pria yang terinfeksi HIV mengandung sel-sel HIV yang aktif, sehingga dapat menjadi medium untuk penularan virus saat berhubungan seksual. Jika air mani sudah keluar selama pra-ejakulasi, maka risiko tertular HIV bagi pasangan wanita akan tinggi.

2. Tingkat Risiko Tinggi Pada Cairan Pra-Ejakulasi

Pria yang menggunakan metode ini perlu memiliki kontrol diri yang baik. Jika tidak bisa memprediksi waktu yang tepat untuk menarik penis, maka risiko kehamilan akan meningkat.

Saat pria terangsang, penis akan mengeluarkan sedikit air mani atau cairan pra-ejakulasi. Cairan ini mungkin mengandung sperma, meskipun tidak sebanyak saat ejakulasi. Meskipun volume cairan tersebut kecil, sperma masih dapat masuk ke dalam vagina dan membuahi sel telur, sehingga meningkatkan risiko kehamilan.

3. Peluang Kegagalan yang Tinggi

Seperti disebutkan sebelumnya, coitus interruptus memiliki tingkat keberhasilan sekitar 20 persen. Angka ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan kondom yang memiliki tingkat keberhasilan antara 3 hingga 9 persen.

Penyebab tingginya tingkat kegagalan coitus interruptus adalah bahwa banyak pria tidak dapat menarik penis pada waktu yang tepat sehingga ejakulasi terjadi di dalam vagina. Selain itu, pria juga dapat mengalami ejakulasi dini, yang dapat menyebabkan cairan sperma masuk ke dalam vagina.

Jenis Kontrasepsi yang Lebih Efektif

Selain coitus interruptus dan kondom, terdapat metode kontrasepsi lain yang lebih efektif dalam mencegah kehamilan, antara lain:

1. Pil KB

Pil KB adalah jenis kontrasepsi oral yang memiliki tingkat keberhasilan hingga 99 persen dalam mencegah kehamilan jika dikonsumsi secara teratur setiap hari sesuai dengan resep dokter.

Ada dua jenis pil KB, yaitu pil yang mengandung hormon estrogen dan progestin, serta pil yang mengandung hormon progestin saja. Kedua jenis pil ini bekerja dengan menghentikan atau mengurangi ovulasi, mengubah lendir rahim menjadi lebih kental, serta mengubah lapisan rahim menjadi lebih tipis. Semua hal tersebut berperan dalam mencegah kehamilan.

2. Suntikan Kontrasepsi

Suntikan kontrasepsi adalah metode lain yang dapat dipilih. Metode ini dilakukan dengan menyuntikkan hormon sintetis progesteron atau kombinasi hormon estrogen dan progesteron ke bokong atau lengan wanita.

Hormon yang disuntikkan bekerja dengan menghentikan ovulasi dan mengubah lendir di serviks menjadi lebih kental. Hal ini membuat sperma lebih sulit mencapai rahim.

Itulah ulasan singkat tentang efektivitas metode kontrasepsi coitus interruptus dalam mencegah kehamilan. Meskipun metode ini masih sering digunakan, sebenarnya terdapat metode kontrasepsi yang lebih efektif. Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk memilih metode kontrasepsi yang paling cocok dan tepat untuk Anda.

Referensi:

  1. CDC. 2017. Coitus Interruptus (Withdrawal). [Online]. Available: https://www.cdc.gov/reproductivehealth/mmwr/mec/appendixh.html. Accessed on July 13, 2023.
  2. Cleveland Clinic. 2023. Birth Control Pills. [Online]. Available: https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/3977-birth-control-the-pill. Accessed on July 13, 2023.
  3. Langmaid, Stephanie. 2022. Pull Out Method (Withdrawal). [Online]. Available: https://www.webmd.com/sex/birth-control/pull-out-withdrawa. Accessed on July 13, 2023.
  4. Mayo Clinic Staff. 2022. Withdrawal method (coitus interruptus). [Online]. Available: https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/withdrawal-method/about/pac-20395283. Accessed on July 13, 2023.

About The Author

Phobia Darah: Ciri, Penyebab, Cara Mengatasi, dll

11 Cara Membersihkan Paru-Paru Perokok yang Alami