Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Apakah Paraben di Kosmetik Berbahaya dan Dapat Menyebabkan Kanker?

Myles Bannister

Tapi, apakah ini adalah fakta yang sebenarnya? Jika paraben memang berbahaya, mengapa masih ada banyak produk yang mengandung paraben di pasaran? Sebelum menentukan apakah paraben berbahaya atau tidak untuk tubuh, berikut adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang paraben.

Apa Itu Paraben?

Paraben adalah zat kimia yang biasanya terdapat dalam produk kosmetik dan farmasi. Secara kimia, mereka adalah bagian dari parahidroksibenzoat atau ester asam parahidroksibenzoat yang juga dikenal sebagai 4-hydroxybenzoic acid.

Paraben ditemukan dalam berbagai produk seperti riasan seperti lipstick, perawatan kulit seperti losion dan krim wajah, produk kebersihan seperti deodoran, sampo, dan sabun, serta produk farmasi.

Fungsi Paraben

Fungsi utama paraben adalah sebagai pengawet. Selain itu, paraben juga efektif dalam mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri dalam produk. Hal ini membuat produk dengan paraben lebih tahan lama.

Jenis-jenis paraben yang umum ditemukan dalam kosmetik dan farmasi antara lain methylparaben, isobutylparaben, dan propylparaben. Paraben mungkin digunakan bersama dengan pengawet lainnya, dan seringkali beberapa jenis paraben digunakan dalam satu produk.

Apakah Paraben Berbahaya?

Klaim bahwa paraben dalam kosmetik dapat menyebabkan kanker tidaklah tanpa alasan. Pada tahun 2004, penelitian berjudul ‘Concentration of Parabens in Human Breast Tumor’ yang dipublikasikan di Journal of Applied Toxicology menemukan jejak paraben dalam 20 sampel tumor payudara manusia. Sejak saat itu, penggunaan paraben dalam kosmetik mulai dikurangi dan dipertanyakan.

Paraben juga diketahui memiliki sifat mirip estrogen yang seringkali dikaitkan dengan kanker payudara. Meskipun begitu, belum ada bukti yang jelas bahwa paraben dari kosmetik dan obat-obatan dapat menyebabkan kanker.

Paraben juga dikaitkan dengan penyakit lain seperti gangguan kesuburan dan kanker kulit. Secara umum, paraben adalah zat yang berpotensi berbahaya, tetapi dampaknya tergantung pada jumlahnya.

Mengapa Produk Berparaben Lolos Uji BPOM?

Jika paraben memang berbahaya, mengapa masih ada produk yang mengandung paraben yang mendapat izin BPOM? Faktanya, penelitian ‘Concentration of Parabens in Human Breast Tumor’ bukan satu-satunya penelitian tentang paraben. Masih banyak penelitian yang meneliti keamanan paraben.

Salah satu yang membuktikan keamanan paraben dalam kosmetik adalah Cosmetic Ingredient Review (CIR), sebuah perusahaan independen yang mengevaluasi komposisi berbagai bahan kosmetik. CIR menyatakan bahwa paraben adalah bahan kosmetik yang aman. Komposisi paraben pada kosmetik umumnya dianggap aman hingga kadar 25%. Rata-rata komposisi paraben dalam kosmetik adalah sekitar 0,01% hingga 0,3%.

Namun, kebijakan penggunaan paraben dalam kosmetik berbeda di setiap negara. Di Indonesia, BPOM menetapkan batas aman paraben dalam kosmetik sebesar 250 mg/Kg. Angka ini relatif kecil dibanding dengan batasan di negara lain seperti Singapura, Kanada, dan Amerika Serikat yang menetapkan batasan 1000 mg/Kg, serta Hong Kong yang menetapkan batasan 550 mg/Kg.

Anda bisa melihat keberadaan paraben dalam kosmetik dari daftar komponen yang tercantum pada kemasan. Biasanya, komponen tersebut disusun berdasarkan jumlahnya, dengan paraben disebutkan sebagai komponen terakhir.

Klaim bahwa produk bebas paraben lebih baik dari yang mengandung paraben tidak sepenuhnya benar. Banyak perusahaan yang memanfaatkan anggapan umum masyarakat bahwa paraben berbahaya bagi kesehatan.

Jadi, Apakah Paraben Benar-benar Aman?

Paraben dalam kosmetik sebenarnya digunakan dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga cenderung aman digunakan. Sudah ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa paraben aman jika digunakan dalam takaran tertentu. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak produk kosmetik dan obat yang masih mendapat izin BPOM mengandung paraben.

Namun, tidak berarti Anda bisa mengabaikan penggunaan paraben. Paraben sebenarnya dapat hilang dari tubuh dalam waktu 36 jam. Namun, penumpukan paraben dalam tubuh dapat terjadi jika Anda menggunakan produk berparaben secara bersamaan, bukan karena penggunaan satu produk dalam jangka waktu lama.

Jika perlu, hindari produk yang mengandung paraben. Jika sulit menghindarinya, perhatikan komposisi produk yang Anda gunakan. Jika Anda menggunakan pelembab wajah berparaben, sebaiknya hindari penggunaan produk kosmetik lain yang mengandung paraben pada saat yang sama.

Selain paraben, perhatikan juga kandungan lain dalam produk kosmetik. Bahan-bahan seperti hidrokinon dan merkuri juga sering digunakan dalam kosmetik dan dapat berbahaya jika digunakan secara berlebihan.

Pastikan juga produk yang Anda gunakan telah lulus uji BPOM agar dapat dipastikan keamanannya. Lebih baik lagi jika Anda menggunakan produk dengan bahan alami untuk menghindari risiko penggunaan bahan kimia dalam kosmetik.

Jika Mengalami Efek Samping dari Kosmetik Berbahaya, Apa yang Harus Dilakukan?

Meskipun Anda menggunakan kosmetik yang diklaim aman, tetaplah waspada. Kosmetik yang mengandung bahan berbahaya atau tidak cocok dengan kulit Anda umumnya dapat menyebabkan reaksi alergi seperti ruam merah, gatal-gatal, dan pembengkakan.

Jika Anda mengalami reaksi tersebut setelah menggunakan kosmetik, sebaiknya hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter jika gejalanya tidak membaik setelah berhenti menggunakan produk. Ini lebih penting lagi jika Anda memiliki kulit sensitif.

Selain memilih kosmetik berdasarkan kandungannya, pastikan juga Anda memilih produk perawatan wajah yang sesuai dengan kebutuhan kulit Anda. Menggunakan kosmetik yang mengandung bahan aman namun tidak sesuai dengan kebutuhan kulit juga bisa berbahaya.

About The Author

Isprinol: Komposisi, Indikasi, Aturan Pakai, Dosis, Harga, dll

Kenali 13 Manfaat Timun Suri bagi Kesehatan Tubuh