Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Jangan Konsumsi Obat Bersamaan dengan Makanan dan Minuman Ini

Myles Bannister

Keefektifan Obat Terpengaruh

Interaksi obat dan makanan terjadi saat makanan memengaruhi kerja obat, membuatnya tidak efektif, tidak tepat sasaran, menyebabkan efek samping yang lebih parah, dan dampak buruk lainnya.

Tidak semua makanan memengaruhi keefektifan obat di dalam tubuh. Hanya ada beberapa obat yang berinteraksi dengan makanan dan minuman tertentu yang perlu diketahui. Berikut adalah makanan dan minuman yang berinteraksi dengan obat:

Makanan dan minuman yang mengandung kalsium

Jika Anda sedang mengonsumsi antibiotik seperti ampisilin, amoksisilin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan fluorokuinolon (seperti siprofloksasin), sebaiknya jangan minum susu.

Jika Anda ingin minum susu, tunggu dua jam setelah atau sebelum minum obat. Susu, produk olahannya, serta suplemen zinc, magnesium, dan zat besi dapat menghambat penyerapan antibiotik.

Antibiotik yang berikatan dengan zat-zat tersebut dapat membentuk zat yang tidak larut dan tidak dapat diserap oleh tubuh. Akibatnya, obat menjadi tidak efektif dan kesembuhan memakan waktu lebih lama.

Tidak semua obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan susu. Beberapa obat seperti obat antiinflamasi nonsteroid seperti asetosal dan ibuprofen dianjurkan diminum bersama susu atau saat makan. Meskipun mengurangi efektivitas obat, ini dapat melindungi iritasi lambung dan bermanfaat.

Jus jeruk

Banyak orang minum obat dengan air jeruk untuk menghilangkan rasa pahit. Namun, minum obat dengan air jeruk sebaiknya tidak dilakukan bersamaan dengan obat tekanan darah, kanker, penurun kolesterol statin, atau obat yang digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh setelah transplantasi organ.

Bahan kimia yang terdapat dalam jeruk yang disebut furanokumarin dapat menghambat enzim yang memecah obat dalam tubuh. Minum obat dengan es jeruk juga tidak dianjurkan karena efeknya bisa sampai seperti menelan lima atau 10 tablet dengan segelas air.

Minum obat dengan air jeruk dapat menyebabkan pendarahan perut, perubahan denyut jantung, kerusakan ginjal, dan bahkan kematian mendadak. Minum obat dengan air jeruk bersamaan dengan obat antiinflamasi atau aspirin dapat menyebabkan rasa panas dan asam di perut.

Minum obat dengan air jeruk juga sebaiknya dihindari terutama bagi obat yang mengandung parasetamol dan propifenazon. Air jeruk bersifat asam dan propifenazon memiliki efek samping utama yaitu munculnya gangguan lambung, sehingga minum obat dengan air jeruk sebaiknya dihindari.

Minum obat dengan air jeruk berpotensi menimbulkan efek samping seperti nyeri, mual, dan perut kembung. Minum obat dengan air jeruk dapat menurunkan penyerapan obat darah tinggi jenis beta-bloker. Makanan yang dikonsumsi akan bertahan dalam lambung selama 6-8 jam, sehingga minum obat dengan jeruk harus mempertimbangkan waktu tersebut.

Kopi

Kandungan kafein dalam kopi dapat meningkatkan risiko overdosis antibiotik tertentu seperti enoksasin, siprofloksasin, dan norfloksasin. Hal ini dapat menyebabkan halusinasi, tremor, dan palpitasi.

Kafein merangsang kinerja sistem saraf pusat. Jadi, ketika menggunakan obat-obat yang merangsang sistem saraf pusat seperti obat asma yang mengandung teofilin dan epinefrin, dapat meningkatkan efek stimulan sistem saraf pusat secara berlebihan.

Teh

Kandungan zat tanin dalam teh dapat mengikat senyawa aktif obat sehingga sulit diserap oleh tubuh.

Beberapa jenis antibiotik seperti enoksasin dan siprofloksasin dapat memperlambat pengolahan dan eliminasi kafein dari tubuh. Oleh karena itu, minum obat dengan teh, terutama kedua antibiotik tersebut, dapat meningkatkan risiko efek samping seperti sakit kepala, serangan kecemasan, dan peningkatan detak jantung.

Sayuran kaya vitamin K

Sayuran seperti brokoli, kubis, selada, bayam, dan alpukat sebaiknya dihindari saat mengonsumsi obat anti koagulan karena dapat mengurangi efektivitas obat tersebut. Obat ini bekerja sebagai pengencer darah, sementara vitamin K dapat membekukan darah.

Alkohol

Mengonsumsi alkohol bersamaan dengan obat anti histamin atau anti alergi seperti obat alergi, flu, dan batuk dapat meningkatkan rasa kantuk dan memperlambat kinerja motorik dan mental. Mengonsumsi alkohol saat menggunakan parasetamol juga dapat meningkatkan kerusakan hati dan pendarahan lambung.

Hindari juga makanan yang mengandung alkohol. Jadi, minum obat setelah makan tape ketan atau beras tidak dianjurkan.

Interaksi Obat

Berikut adalah beberapa jenis obat yang umumnya memiliki interaksi dengan makanan atau minuman:

  • Vitamin.
  • Antibiotik.
  • Obat penurun asam lambung.

Interaksi ini dapat menyebabkan penurunan efek dari obat yang dikonsumsi atau meningkatkan efeknya menjadi racun bagi tubuh. Beberapa jenis makanan dan minuman yang dapat berinteraksi dengan obat-obatan tersebut antara lain:

  • Kafein (kopi, teh, soda).
  • Makanan atau minuman yang mengandung kalsium seperti susu, keju, dan yoghurt.
  • Buah yang mengandung vitamin C seperti jeruk, lemon, jambu, stroberi, dan kelengkeng.
  • Sayuran yang mengandung vitamin K seperti brokoli, kubis, kecambah, selada, bayam, dan alpukat.

Pada akhirnya, minum obat dengan air jeruk atau makanan dan minuman lain yang sudah dijelaskan di atas sebaiknya diberi jeda waktu yang cukup untuk menghindari risiko bagi kesehatan.

About The Author

Bolehkah Penderita Diabetes Makan Biskuit Gandum?

Erosi Gigi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan