Beberapa wanita melakukan masturbasi dengan menggunakan jari atau alat bantu seks. Selain itu, ada tren baru yang disebut pee-gasm. Apakah teknik ini aman atau berbahaya?
Apa itu pee-gasm?
Pee-gasm adalah teknik menahan kencing untuk menimbulkan rasa nikmat. Wanita yang menahan kencing akan mengalami tekanan di area pelvis yang kuat dan mempengaruhi saraf yang menuju klitoris.
Dengan menahan kencing selama beberapa jam, wanita mengalami sensasi nikmat yang mirip dengan orgasme. Efeknya berbeda-beda pada setiap wanita.
Pee-gasm umumnya dilakukan di kamar mandi. Setelah menahan kencing dan melepaskannya, wanita akan merasakan kenikmatan.
Risiko melakukan pee-gasm
Teknik ini tidak sehat karena dapat menyebabkan berbagai masalah. Pertama, otot di sekitar pelvis dapat melonggar karena menahan tekanan urine. Beberapa wanita mungkin mengalami gangguan orgasme saat berhubungan seksual.
Urine di kandung kemih mengandung banyak kotoran dan bakteri. Jika tidak segera dikeluarkan, dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.
Risiko lainnya adalah gangguan ginjal. Jika urine tidak segera dikeluarkan, ginjal dapat terinfeksi dan fungsinya menurun. Kemungkinan terjadi pengendapan batu ginjal juga bisa terjadi.
Cara mendapatkan kenikmatan mirip pee-gasm
Untuk mendapatkan kenikmatan secara seksual, wanita disarankan menggunakan cara lain daripada pee-gasm.
Salah satu caranya adalah melakukan fingering saat merasa ingin kencing. Tahan kencing sejenak sambil memasukkan jari ke vagina. Lakukan stimulasi dengan benar dan rasakan kenikmatannya.
Jika memiliki alat bantu seks seperti vibrator, gunakan untuk merasakan kenikmatan. Arahkan ke klitoris atau sedikit tekan ke arah vagina.
Bagaimana jika Anda merasa bersalah bermain sendiri padahal sudah memiliki suami? Ajak suami untuk melakukan mutual masturbation. Berkomunikasilah dengan pasangan dan jelaskan kebutuhan Anda.
Terbukalah kepada pasangan dan hindari melakukan pee-gasm.
Semoga ulasan di atas bermanfaat dan bisa Anda gunakan sebagai rujukan untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan benar.
About The Author
