Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

5 Penyebab Kulup Penis Menjadi Ketat yang Harus Anda Tahu

Myles Bannister

Penyebab kulup penis ketat (phimosis) bervariasi tergantung pada usia penderitanya. Berikut adalah penjelasan tentang penyebab kulit kepala penis melekat pada kepala penis, simak selengkapnya di bawah ini.

Berbagai Kondisi yang Menyebabkan Kulup Penis Ketat

Pada anak laki-laki, kulit kepala penis yang ketat merupakan kondisi yang mungkin dimiliki sejak lahir. Kondisi ini biasanya akan hilang sepenuhnya pada usia 7 tahun. Fimosis atau phimosis tidak akan terjadi jika anak laki-laki disunat.

Kategori lainnya adalah phimosis patologis. Ini berarti bahwa phimosis disebabkan oleh infeksi, peradangan, atau jaringan parut dari kondisi yang mendasarinya. Fimosis patologis dapat disebabkan oleh:

1. Balanitis

Balanitis adalah jenis iritasi kulit yang terjadi di kepala penis. Kondisi ini umum terjadi pada pria yang belum disunat.

Gejala balanitis meliputi kemerahan, gatal, dan pembengkakan, yang dapat menyebabkan kulup menjadi terlalu ketat. Balanitis juga dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil.

Menjaga kebersihan yang baik biasanya cukup untuk mengobati dan mencegah balanitis. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan krim topikal atau antibiotik.

2. Balanoposthitis

Peradangan pada kelenjar penis dan kulup dapat menyebabkan balanoposthitis. Peradangan pada kulup membuatnya melekat erat pada kepala penis. Infeksi jamur yang disebut kandidiasis sering dikaitkan dengan kondisi ini, meskipun bakteri dan jenis infeksi lainnya juga dapat menyebabkan balanoposthitis.

3. Infeksi Menular Seksual

Beberapa infeksi menular seksual dapat menyebabkan balanitis. Gejala balanitis seperti pembengkakan dan peradangan dapat menyebabkan kulup penis menjadi terlalu ketat. Beberapa contoh infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan kulup penis menjadi ketat adalah:

Herpes Genital

Balanitis merupakan gejala umum herpes genital. Gejala lainnya termasuk rasa sakit dan lepuh berisi cairan kecil pada penis dan kadang-kadang skrotum.

Gonore

Kondisi ini juga dapat menimbulkan gejala balanitis, seperti pembengkakan dan kemerahan. Gejala gonore lainnya meliputi:

  • Nyeri pada testis.
  • Frekuensi buang air kecil yang meningkat.

Sifilis

Penyakit menular seksual ini dapat menyebabkan kemerahan dan pembengkakan pada penis. Gejala sifilis lainnya meliputi:

  • Adanya cairan yang keluar dari penis.
  • Munculnya ruam di bagian tubuh lainnya.
  • Nyeri otot.
  • Demam.
  • Tubuh terasa tidak sehat.

4. Masalah pada Kulit

Meskipun jarang terjadi, kondisi kulit lainnya juga dapat menyebabkan kulup penis menjadi ketat atau memperburuk kondisi phimosis. Kondisi kulit tersebut meliputi:

  • Lichen planus. Peradangan kulit, selaput lendir, atau kuku tersebut disebabkan oleh gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Meskipun bisa terjadi pada segala usia, kondisi ini tidak menular.
  • Lichen sclerosus. Meskipun tidak menular, penyakit ini dapat menyebabkan jaringan parut pada kulup. Gangguan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan bercak putih pada penis.
  • Eczema. Gangguan kulit ini menyebabkan rasa gatal, kulit kering, dan sering pecah-pecah. Jenis sabun, cara pengeringan, dan faktor pemicu lainnya dapat memicu kekambuhan.
  • Psoriasis. Kondisi kulit kronis ini menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah karena produksi sel kulit yang tidak normal.

5. Usia

Kulup yang ketat secara alami sering terjadi pada bayi atau anak kecil, dan kadang-kadang dapat bertahan hingga dewasa. Usia lanjut juga dapat menyebabkan perkembangan phimosis. Saat kulit kehilangan elastisitas, kulit penis dapat menjadi kaku dan tidak fleksibel.

Itulah beberapa penyebab kulup penis ketat yang perlu Anda ketahui.

Apakah Prosedur Operasi Diperlukan untuk Mengatasi Kondisi Ini?

Pembedahan mungkin diperlukan jika seorang anak atau orang dewasa mengalami balanitis atau balanoposthitis yang parah sehingga menyebabkan kulup menjadi sangat ketat.

Pertimbangan untuk menjalani sunat (pembedahan pengangkatan sebagian atau seluruh kulup) dapat dilakukan jika pengobatan lain tidak berhasil, meskipun prosedur ini memiliki risiko seperti pendarahan dan infeksi. Sunat umumnya direkomendasikan sebagai pilihan terakhir, namun terkadang bisa menjadi pilihan pengobatan terbaik dan satu-satunya.

Jika kondisi ini terjadi pada anak-anak, kulup yang ketat akan menghilang seiring bertambahnya usia. Namun, jika phimosis bertahan hingga dewasa, dapat menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan saat berhubungan seksual, peningkatan risiko infeksi, atau kesulitan buang air kecil. Saat Anda atau anak Anda mengalami kondisi ini, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Parafimosis atau paraphimosis, yaitu kondisi di mana kulup penis yang ditarik ke belakang tidak dapat kembali ke posisi semula, juga membutuhkan perhatian medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Salah satu cara mencegah melekatnya kulup adalah dengan menjaga kebersihan area genital dan melakukan peregangan secara teratur.

Referensi

  1. Anonim. Tight foreskin (phimosis and paraphimosis). [online] Tersedia di: https://www.nhs.uk/conditions/phimosis/ (Diakses pada 20 September 2021).
  2. Leonard, Jayne. 2018. What causes a tight foreskin?. [online] Tersedia di: https://www.medicalnewstoday.com/articles/320997. (Diakses pada 20 September 2021).
  3. Roland, James. 2019. What Causes Tight Foreskin and How Is It Treated?. [online] Tersedia di: https://www.healthline.com/health/mens-health/tight-foreskin (Diakses pada 20 September 2021).

About The Author

Penyebab Rasa Sakit Penis Saat Ereksi dan Solusinya

Jenis Olahraga untuk Penderita Vertigo, Mudah dan Aman