Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

Parainfluenza: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Pencegahan, dll

Myles Bannister

Parainfluenza adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan beberapa jenis virus. Meski gejalanya ringan, penyakit ini dapat memburuk bahkan mengancam nyawa. Mari pelajari lebih lanjut tentang gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahan di bawah ini!

Apa Itu Parainfluenza?

Parainfluenza adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus yang disebut human parainfluenza virus (HPIV). Terdapat empat jenis virus dalam kelompok ini, yang masing-masing menyebabkan gejala dan penyakit yang berbeda. Semua jenis HPIV menyebabkan infeksi di saluran pernapasan bagian atas atau bawah seseorang.

Tanda dan gejala HPIV mirip dengan flu biasa. Ketika ringan, virus ini sering kali salah didiagnosis. Orang sehat yang terinfeksi HPIV biasanya sembuh tanpa perawatan. Namun, orang dengan sistem kekebalan yang lemah berisiko mengembangkan infeksi yang mengancam jiwa.

Gejala Parainfluenza

Gejala dan ciri-ciri parainfluenza biasanya tidak parah dan mirip dengan flu biasa. Gejala umum dari keempat jenis HPIV termasuk:

  • Demam
  • Hidung meler
  • Hidung tersumbat
  • Sesak napas
  • Mengi
  • Batuk
  • Nyeri dada
  • Sakit tenggorokan

Terkadang gejala dapat memburuk dan menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan yang lebih dalam seperti bronkitis, bronkiolitis, atau pneumonia. Infeksi parainfluenza dapat mengancam nyawa pada bayi, lansia, atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan anak ke rumah sakit jika mengalami gejala sesak napas, mengi, croup (infeksi saluran pernapasan pada anak), anak di bawah 18 bulan mengembangkan semua jenis gejala pernapasan atas, dan gejala bertambah buruk atau tidak membaik setelah minum obat.

Penyebab Parainfluenza

Serupa dengan flu biasa, parainfluenza mudah ditularkan dari orang ke orang. Virus ini tahan hidup di permukaan keras hingga 10 jam seperti gagang pintu, pegangan tangga, tombol lift, permukaan meja, dan sebagainya.

Infeksi juga dapat terjadi melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi melalui percikan bersin atau mulut. Gejala parainfluenza muncul biasanya setelah dua atau tujuh hari terpapar virus.

Infeksi parainfluenza pada umumnya lebih sering terjadi pada musim dingin dan terutama mempengaruhi anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Faktor Risiko Parainfluenza

Faktor yang meningkatkan risiko infeksi HPIV terutama pada anak di bawah usia 5 tahun. Berikut penjelasannya:

  • Anak laki-laki lebih sering terkena croup, bronkiolitis, dan pneumonia dibandingkan anak perempuan.
  • Croup paling sering terjadi pada anak-anak usia 3 bulan hingga 5 tahun.
  • Croup lebih sering terjadi di musim hujan.
  • Anak di bawah usia 2 tahun lebih mungkin terkena pneumonia atau bronkiolitis.
  • Bronkiolitis biasanya terjadi di musim hujan.
  • Bronkiolitis paling sering terjadi pada usia 2 hingga 6 bulan.
  • Pneumonia dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi lebih sering terjadi di musim hujan.
  • Mempunyai risiko radang paru-paru.
  • 10-15% anak dengan infeksi pernapasan menderita pneumonia.
  • Infeksi ulang mungkin terjadi setelah infeksi pertama, tetapi biasanya ringan.

Diagnosis Parainfluenza

Jika sistem kekebalan tubuh lemah, dokter mungkin akan memastikan diagnosis jenis HPIV tertentu.

Dokter melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan apakah gejala cocok dengan HPIV. Dokter juga bisa melakukan swab tenggorokan atau hidung untuk diagnosis yang lebih akurat. Prosedur ini menguji keberadaan virus dalam kultur sel.

Dokter bisa mendiagnosis jenis virus tertentu dengan mendeteksi antigen yang diproduksi tubuh pasien untuk melawan virus.

Beberapa tes tambahan mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis, seperti rontgen dada atau CT scan. Geser untuk melihat semua tulisan.

Jenis Parainfluenza

Penyakit Parainfluenza (HPIV) terdiri dari empat jenis yang menyebabkan infeksi pernapasan, tetapi gejalanya, jenis infeksi, dan lokasinya tergantung pada jenis virus yang menyebabkannya.

Keempat jenis parainfluenza meliputi:

  • HPIV-1 – penyebab utama croup pada anak-anak, wabah croup biasanya terjadi di musim gugur.
  • HPIV-2 – juga menyebabkan croup di musim gugur tetapi jumlah penderitanya lebih sedikit dibandingkan HPIV-1.
  • HPIV-3 – sebagian besar terkait dengan pneumonia, bronkitis, dan bronkiolitis. Kondisi ini dapat terjadi pada musim semi dan musim panas, namun bisa terjadi sepanjang tahun.
  • HPIV-4 – jenis ini jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lainnya. HPIV-4 terkait dengan penyakit yang lebih parah dan tidak memiliki pola musiman seperti jenis lainnya.

Pengobatan Parainfluenza

Saat ini belum ada pengobatan khusus untuk parainfluenza. Namun, kebanyakan penderitanya akan sembuh dengan sendirinya.

Pengobatan parainfluenza ditujukan untuk meredakan gejala, di antaranya dengan:

1. Acetaminophen

Obat ini dapat mengurangi rasa sakit dan demam, boleh dengan atau tanpa resep dokter. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan apoteker atau dokter mengenai dosis dan cara menggunakan obat ini.

Acetaminophen dapat menyebabkan kerusakan hati jika digunakan secara tidak benar. Tidak boleh mengonsumsi lebih dari 4 gram.

2. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)

Salah satu golongan obat ini adalah ibuprofen, yang membantu mengurangi pembengkakan, rasa sakit, dan demam. Obat ini tersedia dengan atau tanpa resep dokter.

OAINS memiliki efek samping seperti perdarahan lambung atau masalah ginjal pada beberapa orang. Jika sedang minum obat pengencer darah, selalu tanyakan pada apoteker atau dokter apakah obat ini aman untuk Anda. Jangan lupa membaca aturan penggunaan pada kemasan dan mengikutinya.

Aspirin dan obat OAINS sejenis tidak boleh digunakan oleh anak-anak dan remaja yang mengalami demam dan infeksi virus.

3. Obat Antivirus

Obat antivirus digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dan dapat digunakan dengan resep dokter. Obat ini dapat membunuh, menghentikan, dan membatasi perkembangan virus dalam tubuh. Penggunaan obat antivirus hanya dianjurkan berdasarkan saran dokter.

Komplikasi Parainfluenza

Parainfluenza dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder, yang merupakan komplikasi paling umum. Obstruksi saluran napas pada croup dan bronkiolitis bisa menjadi parah bahkan mengancam nyawa.

Pencegahan Penyakit Parainfluenza

Tidak ada vaksin yang dapat mencegah infeksi HPIV. Namun, terdapat langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko.

Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah parainfluenza:

  • Sering mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan kamar mandi, mengganti popok anak, bersin, menyentuh benda di area umum, sebelum makan, atau ketika tisu dan air tidak tersedia, gunakan hand sanitizer.
  • Hindari menyentuh wajah seperti mata, hidung, atau mulut sebelum mencuci tangan.
  • Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu atau bagian dalam siku tangan. Jika menggunakan tisu, segera buang dan cuci tangan.
  • Bersihkan benda yang sering disentuh oleh banyak orang, seperti permukaan meja, gagang pintu, dan sakelar lampu, dengan disinfektan. Juga hindari berbagi handuk, peralatan makan, dan piring dengan orang sakit atau yang terinfeksi HPIV. Cuci seprai, handuk, peralatan makan, dan piring dengan sabun dan air.
  • Gunakan masker jika sedang sakit untuk mencegah penularan virus kepada orang lain, terutama ketika berada di tempat ramai.
  • Jauhi orang lain jika sedang sakit dan tetap di rumah sampai 24 jam setelah demam dan gejala hilang.

Referensi

  1. Anonim. 2020. Parainfluenza. https://medlineplus.gov/ency/article/001370.htm. (Diakses pada 6 Juli 2020)
  2. Anonim. Tanpa Tahun. Human Parainfluenza Viruses (HPIV) Symptoms & Causes. http://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/h/human-parainfluenza-viruses-hpiv/symptoms-and-causes. (Diakses pada 6 Juli 2020)
  3. Anonim. 2020. Parainfluenza. https://www.drugs.com/cg/parainfluenza.html. (Diakses pada 6 Juli 2020)
  4. Duda, Kristina. 2020. What Is Parainfluenza?. https://www.verywellhealth.com/what-is-parainfluenza-770639#causes. (Diakses pada 6 Juli 2020)
  5. Ellis, Mary E. 2018. Parainfluenza. https://www.healthline.com/health/cold-flu/parainfluenza#symptoms. (Diakses pada 6 Juli 2020)

About The Author

Senam Lantai: Pengertian, Sejarah, Gerakan, dan Manfaat

Cara Mendapatkan Metabolisme Cepat dengan Mudah