Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

8 Risiko Jika Penis Tidak Disunat

Myles Bannister

Sunat bukanlah hanya tradisi bagi anak laki-laki. Selain sebagai tradisi, sunat memiliki manfaat dalam mencegah berbagai masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi jika penis tidak disunat.

Kulit Tambahan pada Penis Bayi Laki-laki

Penis bayi laki-laki memiliki lapisan pelindung tambahan di kepala penis yang disebut preputium atau kulup.

Kulup ini biasanya akan terpisah dari kepala penis saat anak laki-laki menginjak usia pubertas atau lebih awal, misalnya ketika mereka berusia 5 tahun. Namun, tidak semua orang wajib menjalani sunat. Jika seseorang memilih untuk tidak disunat, penting untuk menjaga kebersihan kulup untuk menghindari masalah kesehatan.

Risiko Tidak Disunat pada Pria

Pria yang tidak disunat harus lebih memperhatikan kebersihan alat kelaminnya. Kulup yang masih melekat pada penis dapat menjadi tempat ideal bagi bakteri, virus, dan penyebab penyakit lainnya.

Jika tidak menjaga kebersihan dengan baik, ada berbagai risiko yang mungkin terjadi akibat penis tidak disunat, di antaranya:

1. Infeksi Saluran Kemih

Kulup pada pria yang tidak disunat jarang ditarik ke belakang saat buang air kecil. Hal ini membuat urine dapat menempel di sekitar kulup yang tidak tercuci dengan bersih.

Kondisi ini memungkinkan pertumbuhan bakteri, termasuk bakteri E. coli yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).

Penelitian menunjukkan bahwa sunat dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih secara signifikan, meskipun hasil penelitian masih bervariasi.

Gejala ISK meliputi rasa perih atau panas pada ujung penis, nyeri saat buang air kecil, dan ketidaknyamanan pada bagian bawah perut.

2. Smegma

Smegma adalah kotoran yang terbentuk di penis. Kotoran ini terdiri dari kulit mati, minyak, dan sisa cairan yang melewati uretra.

Kulup yang menutupi kepala penis membuat sulit bagi pria yang tidak disunat untuk membersihkan penis dengan baik. Hal ini menyebabkan smegma mudah terbentuk.

Smegma dapat menyebabkan infeksi balanitis yang menyebabkan luka, rasa perih, dan perubahan warna pada penis.

3. Fimosis

Fimosis adalah kondisi di mana kulup tidak dapat ditarik dari kepala penis. Biasanya, pria yang tidak disunat masih dapat menarik kulup dengan mudah. Namun, pada fimosis, kulup mengalami penyempitan sehingga sulit ditarik.

Keluhan saat buang air kecil juga dapat terjadi karena kulup penis membengkak dan sulit dibersihkan.

Penanganan fimosis meliputi pemberian obat-obatan, tetapi jika tidak berhasil, sunat mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

4. Parafimosis

Pada parafimosis, kulup tidak dapat kembali ke posisi semula setelah ditarik ke belakang. Kondisi ini biasanya terjadi pada pria yang tidak disunat.

Pria yang sudah disunat memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami parafimosis.

5. Penyakit Menular Seksual

Pria yang tidak disunat berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit menular seksual. Kulup yang tidak disunat dapat menjadi tempat yang kondusif bagi pertumbuhan agen penyebab penyakit seperti gonore, sifilis, herpes simplex, dan infeksi HPV.

Risiko infeksi HIV juga lebih tinggi pada pria yang tidak disunat, bahkan hingga 2-8 kali lebih besar dibandingkan dengan pria yang sudah disunat.

6. Kanker

Pria yang tidak disunat memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker penis. Studi juga menunjukkan bahwa pria yang disunat memiliki risiko 20 kali lebih rendah untuk mengalami kanker penis.

Risiko kanker prostat juga diketahui lebih rendah pada pria yang disunat sebelum berhubungan seksual untuk pertama kalinya.

7. Infeksi Penis

Infeksi merupakan risiko yang harus diwaspadai jika penis tidak disunat. Beberapa jenis infeksi yang mungkin terjadi adalah balanitis (peradangan pada kepala penis), posthitis (peradangan pada kulup), dan balanoposthitis (peradangan pada kepala penis dan kulup).

8. Bau Penis Tidak Sedap

Penis yang tidak disunat rentan terhadap pengendapan kotoran pada kulup. Jika tidak dibersihkan dengan baik, smegma dapat terbentuk dan menyebabkan bau yang tidak sedap.

Bau penis yang tidak sedap dapat mempengaruhi aktivitas seksual. Selain itu, sensitivitas yang tinggi pada penis yang tidak disunat juga dapat mengganggu aktivitas bercinta dengan memicu ejakulasi dini.

Manfaat Sunat bagi Kesehatan Pria

Sunat adalah tradisi yang dilakukan oleh beberapa orang. Meskipun dapat menyebabkan rasa sakit, sunat memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan pria, antara lain:

  • Menjaga kebersihan penis dengan lebih mudah, terutama bagian kulit yang tertutup kulup penis.
  • Menurunkan risiko penyakit menular seksual, meskipun faktor lain juga perlu diperhatikan.
  • Mengurangi risiko infeksi saluran kemih dengan menjaga kebersihan penis.
  • Mencegah gangguan pada penis seperti fimosis dan parafimosis dengan menghilangkan kulup.
  • Mengurangi risiko kanker penis, terutama pada pria yang tidak disunat.
  • Mengurangi risiko kanker prostat pada bayi laki-laki yang disunat.

Keputusan untuk menjalani sunat sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kesehatan pribadi. Diskusikan dengan dokter Anda sebelum memutuskan untuk menjalani sunat, terutama jika bayi Anda adalah bayi prematur atau memiliki masalah kesehatan lainnya.

Referensi

  1. Anonim. 2022. Smegma. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24281-smegma. (Diakses pada 22 Agustus 2023).
  2. Singh-Grewal, D., dkk. 2005. Circumcision for The Prevention of Urinary Tract Infection in Boys: A Systematic Review of Randomised Trials and Observational Studies. https://adc.bmj.com/content/90/8/853. (Diakses pada 22 Agustus 2023).
  3. Mayo Clinic Staff. 2021. Circumcision (Male). https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/circumcision/about/pac-20393550. (Diakses pada 22 Agustus 2023).
  4. Poncelet, Barbara. 2022. How to Care for an Uncircumcised Penis. https://www.verywellfamily.com/uncircumcised-penis-care-3200892. (Diakses pada 22 Agustus 2023).
  5. Wright, Jonathan L., dkk. 2012. Circumcision and the Risk of Prostate Cancer. https://acsjournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/cncr.26653. (Diakses pada 22 Agustus 2023).

About The Author

Syok Anafilaktik: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

6 Cara Mengobati Anyang-Anyangan (Cepat dan Efektif)