Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

8 Penyebab Janin Tidak Berkembang Normal dalam Kandungan

Myles Bannister

Tidak semua janin dapat berkembang dengan baik di dalam rahim. Beberapa kasus mengarah pada janin yang tidak berkembang dan berakhir dengan keguguran. Apa penyebab kondisi ini dan bagaimana cara mencegahnya? Temukan penjelasannya di bawah ini.

Gejala / Ciri-ciri Bayi Tidak Berkembang

Istilah “janin tidak berkembang” sebenarnya tidak ada dalam dunia medis. Istilah ini lebih sering mengacu pada pertumbuhan lambat janin. Ciri utama dari janin yang tumbuh lambat adalah ukurannya yang lebih kecil dari yang seharusnya pada usia kehamilan tertentu.

Pada usia kehamilan 20 minggu, janin umumnya memiliki tinggi yang sesuai dengan usia kehamilan. Jika tingginya lebih pendek 4 cm atau lebih dari yang seharusnya, maka dapat dikategorikan sebagai janin yang tumbuh lambat atau tidak berkembang.

Saat lahir, bayi dianggap tumbuh lambat jika berat badannya kurang dari 2,5 kg. Namun, tidak semua bayi dengan berat lahir rendah mengalami pertumbuhan lambat janin.

Gejala janin yang tidak berkembang pada saat kelahiran antara lain:

  • Bayi berukuran kecil atau kurang gizi
  • Kulit tipis, pucat, kurus, dan kering
  • Tali pusar tipis dan mekonium hadir

Penyebab Janin Tidak Berkembang dalam Kandungan

Pertumbuhan janin yang terhambat dalam rahim dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup hingga kondisi tertentu. Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat:

1. Kebiasaan Gaya Hidup yang Buruk

Gaya hidup ibu hamil dapat berdampak pada pertumbuhan janin. Kekurangan asupan makanan, penyalahgunaan obat-obatan, merokok, minum alkohol, dan tidak mengonsumsi suplemen asam folat dapat meningkatkan risiko janin tidak berkembang.

2. Infeksi

Infeksi yang ditularkan ibu kepada janin seperti sifilis, sitomegalovirus, toxoplasmosis, dan rubela dapat menjadi penyebab pertumbuhan janin terhambat.

3. Pre-eklampsia

Peningkatan tekanan darah selama kehamilan dapat menunjukkan adanya pre-eklampsia atau hipertensi yang disebabkan kehamilan. Pre-eklampsia dapat mengganggu pertumbuhan janin karena adanya gangguan aliran darah ke plasenta. Hal ini dapat menyebabkan janin kekurangan oksigen dan nutrisi.

4. Insufisiensi Plasenta

Plasenta berperan menyuplai nutrisi dan oksigen ke janin. Jika plasenta mengalami insufisiensi atau perkembangannya tidak sempurna, janin tidak dapat berkembang dengan baik dan berisiko mengalami komplikasi.

5. Kelainan Kromosom

Kelainan jumlah atau struktur kromosom pada embrio dapat mengganggu pertumbuhan janin.

6. Kekurangan Air Ketuban

Kekurangan air ketuban dapat terjadi karena berbagai faktor seperti konsumsi obat tertentu, kondisi kesehatan ibu, solusio plasenta, atau pecahnya kantung ketuban. Kondisi ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.

7. Kelainan Tali Pusat

Tali pusat yang hanya memiliki satu arteri atau mengalami kelainan lainnya dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.

Selain faktor-faktor di atas, faktor lain yang dapat menyebabkan pertumbuhan janin tidak berkembang dengan baik antara lain diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal atau paru-paru, malnutrisi, dan anemia.

Mencegah Risiko Janin Tidak Berkembang dalam Rahim

Meskipun pertumbuhan janin terhambat dapat terjadi meski ibu dalam keadaan sehat, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kesehatan janin, antara lain:

  1. Rutin berkonsultasi dengan dokter kandungan. Mendeteksi potensi masalah sejak dini memungkinkan tindakan yang tepat segera dilakukan.
  2. Perhatikan gerakan janin dalam rahim. Perubahan gerakan janin dapat menjadi indikator adanya masalah. Jika terjadi perubahan, segera hubungi dokter.
  3. Periksa obat-obatan yang dikonsumsi. Beberapa obat yang dikonsumsi dapat berdampak pada janin.
  4. Makan makanan sehat dan cukup kalori. Gizi yang cukup dan makanan yang sehat diperlukan untuk perkembangan janin. Hindari makanan yang dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.
  5. Istirahat yang cukup. Istirahat yang adekuat membantu perkembangan janin. Tidur setidaknya delapan jam setiap malam dan beristirahat selama satu atau dua jam di siang hari.

Apa yang Terjadi Jika Pertumbuhan Janin Terhambat?

Pertumbuhan janin yang terhambat berisiko menyebabkan masalah kesehatan selama kehamilan, persalinan, dan setelah kelahiran, termasuk berat badan bayi yang rendah, kesulitan persalinan, penurunan jumlah oksigen dalam kandungan, hipoglikemia, resistensi terhadap infeksi, nilai APGAR rendah, aspirasi mekonium, kesulitan menjaga suhu tubuh, dan jumlah sel darah merah yang tinggi.

Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan jangka panjang pada bayi. Dalam kasus yang parah, pertumbuhan janin terhambat dapat menyebabkan kematian janin.

Referensi

  1. Anonim. “8 Possible Causes Of Slow Fetal Growth”. https://www.beingtheparent.com/8-possible-causes-of-slow-fetal-growth/. (Diakses pada 30 Maret 2023).
  2. American International Medical University. 2018. “Intrauterine growth restriction (IUGR): Symptoms, Causes, Diagnosis, Management, Complications & Prevention”. https://www.aimu.us/2018/01/15/intrauterine-growth-restriction-iugr-symptoms-causes-diagnosis-management-complications-prevention/. (Diakses pada 30 Maret 2023).
  3. Dunkin, Mary Anne. 2022. “Intrauterine Growth Restriction (IUGR)”. https://www.webmd.com/baby/iugr-intrauterine-growth-restriction. (Diakses pada 30 Maret 2023).

About The Author

Sangobion – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

10 Penyebab Sering Buang Air Kecil di Malam Hari