Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

7 Efek Samping KB IUD dan Cara Mengatasinya

Myles Bannister

KB IUD atau spiral adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang paling diminati. Selain praktis dan jangka panjang, IUD sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Namun, IUD juga memiliki efek samping. Kenali efek sampingnya berikut ini.

Apa Itu IUD?

Sebelum mengetahui efek samping KB spiral atau IUD, sebaiknya pahami lebih dulu apa itu KB IUD atau spiral. IUD (Intrauterine Device) atau spiral adalah perangkat berbentuk huruf T yang dipasang di dalam rahim sebagai alat kontrasepsi.

Secara umum, terdapat dua jenis IUD, yaitu IUD tembaga dan IUD hormonal. IUD tembaga dibungkus dengan sedikit tembaga dan dapat mencegah kehamilan hingga 12 tahun. Sedangkan IUD hormonal menggunakan hormon progestin untuk mencegah kehamilan. Waktu penggunaan IUD hormonal berbeda-beda sekitar 3-7 tahun.

Cara kerja kedua jenis IUD ini kurang lebih sama, yaitu dengan mengubah pergerakan sperma agar tidak dapat menuju sel telur, sehingga pembuahan tidak terjadi. Keunggulan IUD selain dapat bertahan selama bertahun-tahun adalah IUD tidak permanen.

Jika ingin merencanakan kehamilan, Anda dapat melepas IUD, efek IUD akan hilang ketika IUD dilepaskan.

Efek Samping KB IUD

KB IUD dapat dianggap sebagai KB yang cukup efektif dan efisien. Meskipun begitu, terdapat juga beberapa efek samping KB spiral atau IUD yang perlu Anda waspadai.

Berikut ini adalah efek samping KB IUD, di antaranya:

1. Rasa Sakit Ketika Pemasangan IUD

Efek samping KB spiral yang pertama adalah rasa sakit yang ditimbulkan saat IUD dipasangkan pada rahim. Beberapa jenis IUD juga dapat menyebabkan sakit kepala dan pendarahan. Selain rasa sakit ketika pemasangan, efek samping seperti kram dan sakit punggung juga dapat terjadi beberapa hari setelah pemasangan IUD.

Efek samping KB IUD yang satu ini tentunya adalah yang paling ringan dan akan hilang dalam waktu beberapa hari saja. Jika sakit berlanjut, segera konsultasikan kondisi tersebut pada dokter Anda.

2. Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Efek samping KB IUD yang kedua adalah dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur. Sebagian wanita mengalami siklus menstruasi yang lebih pendek dan sebagian lainnya mengalami siklus yang lebih panjang. Beberapa wanita bahkan tidak mengalami menstruasi sama sekali ketika menggunakan IUD.

Selain siklus menstruasi yang berubah, pendarahan atau keputihan yang tidak biasa juga dapat terjadi pada 3 bulan pertama setelah IUD dipasang.

3. Gejala PMS yang Lebih Berat

Gejala PMS seperti nyeri perut, sakit kepala, mual, nyeri payudara, hingga kulit berminyak dapat menjadi lebih berat ketika menggunakan IUD. Efek samping IUD seperti ini adalah hal wajar karena adanya perubahan hormon dan umumnya hanya terjadi pada bulan-bulan awal. Jika gejala sangat mengganggu, beri tahu dokter Anda untuk mendapatkan penanganan.

4. Perforasi Uterus

Selanjutnya adalah efek samping KB IUD yang jarang, namun bisa terjadi. Perforasi uterus adalah kondisi di mana IUD menusuk dinding uterus. Kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan hebat dan infeksi.

Posisi IUD harus segera diperbaiki, karena IUD dapat berpindah ke bagian lain rongga panggul dan dapat merusak organ lainnya. Pada kasus tertentu, mungkin diperlukan tindakan pembedahan untuk melepas IUD.

5. Penyakit Radang Panggul

Penyakit radang panggul juga dapat menjadi efek samping IUD, namun kasus ini juga relatif jarang terjadi. Penyakit radang panggul dapat terjadi jika bakteri masuk ke dalam rahim selama prosedur pemasangan IUD. Risiko penyakit ini juga dapat meningkat jika berhubungan seks berisiko selama 3 minggu setelah pemasangan IUD.

6. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan di luar rahim, umumnya terjadi di tuba fallopi. Kehamilan ektopik dapat terjadi saat seseorang hamil sementara masih menggunakan IUD.

Kondisi ini juga termasuk jarang terjadi, namun merupakan kondisi darurat medis yang harus segera ditangani untuk mencegah komplikasi.

7. Kista Ovarium

Beberapa jenis IUD juga dapat menyebabkan risiko terbentuknya kista ovarium. Kista ovarium dapat menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman pada perut. Namun, kista ovarium akibat pemasangan IUD biasanya dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 2-3 bulan. Jika rasa sakit dan ketidaknyamanan berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter.

Jenis KB IUD

IUD terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. IUD Hormonal

Ada empat jenis IUD hormonal, yang masing-masingnya berbeda dalam durasi keefektifan, jumlah total hormon per perangkat, dan ukuran IUD.

Semua jenis IUD hormonal mengandung hormon progestin yang disebut levonorgestrel. Levonorgestrel bekerja untuk mencegah kehamilan dengan cara sebagai berikut:

  • Menebalkan lendir serviks untuk mencegah sperma masuk ke dalam rahim.
  • Mencegah ovulasi saat sel telur dilepaskan.
  • Menipiskan lapisan rahim untuk mencegah implantasi.

2. IUD Non-Hormonal

IUD non-hormonal tidak mengandung levonorgestrel dan terbuat dari tembaga, yang diperkirakan dapat mencegah kehamilan dengan mengganggu pergerakan sperma dan mencegah implantasi. IUD non-hormonal yang tersedia adalah Paragard.

Paragard dapat bertahan hingga 12 tahun dan memiliki tingkat efektivitas 99,9% dalam mencegah kehamilan. Karena tidak mengandung hormon, Paragard tidak memengaruhi haid.

Mengatasi Efek Samping KB IUD atau Spiral

Efek samping KB IUD atau spiral umumnya bersifat sementara dan akan hilang dalam beberapa bulan setelah pemasangan IUD. Jika Anda mengalami efek samping seperti demam, rasa sakit saat berhubungan seks, pendarahan berat dan berkepanjangan, keputihan yang tidak normal, atau mengalami gejala kehamilan, segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Untuk mengatasi beberapa efek samping KB IUD yang umum dirasakan selama beberapa bulan pertama, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:

  • Konsumsi obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen atau parasetamol (asetaminofen) untuk meredakan rasa sakit.
  • Kompres daerah panggul atau perut dengan benda hangat untuk meredakan nyeri dan rasa tidak nyaman.
  • Gunakan pakaian yang nyaman dan tidak ketat saat pemasangan IUD dan setelahnya.
  • Gunakan pembalut untuk menyerap pendarahan atau keputihan yang terjadi akibat pemasangan IUD.

Efek samping KB IUD mungkin membuat tidak nyaman pada awalnya, namun hal ini sebanding dengan manfaat IUD yang dapat Anda rasakan selama beberapa tahun ke depan. IUD sebenarnya adalah prosedur yang relatif aman jika dilakukan dengan benar.

Jika Anda mengalami efek samping yang tidak wajar atau melihat bahwa IUD Anda terlepas, hampir terlepas, atau tidak dapat merasakan benang IUD, segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kondisi IUD Anda.

Referensi

  1. Anonim. Tanpa Tahun. IUD. https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/iud (diakses pada 8 Mei 2023)
  2. Nall, Rachel. 2018. What are the side effects of an IUD? – https://www.medicalnewstoday.com/articles/322655.php (Diakses 8 Mei 2023)
  3. Stacey, Dawn. 2022. IUD Risks and Complications. https://www.verywellhealth.com/iud-risks-and-complications-906766 (Diakses pada 8 Mei 2023)

About The Author

Phenobarbital: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Kandungan Gizi Tahu dan Tempe yang Kaya