Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

7 Bahaya Cacing Kremi bagi Kesehatan Tubuh (Wanita Wajib Tahu)

Myles Bannister

Mengenali Bahaya Cacing Kremi pada Tubuh

Sebelum membahas bahaya cacing kremi, perlu diketahui bahwa cacing kremi adalah infeksi parasit berukuran kecil sekitar 2-13 mm. Nama latinnya adalah Enterobius vermicularis, hewan ini membutuhkan tubuh inang untuk berkembang biak.

Cacing kremi tumbuh dan berkembang biak di saluran pencernaan dan biasanya bertelur melalui anus pada malam hari. Hal ini menyebabkan gatal di sekitar anus. Pada anak, infeksi cacing kremi juga dapat menyebabkan rewel, nafsu makan menurun, dan berat badan turun drastis terkait dengan infeksi yang parah.

Pada anak perempuan, cacing kremi di kemaluan dapat menyebabkan iritasi dan gatal. Cacing kremi bisa menyebabkan lecet di kulit sekitar anus akibat garukan yang kuat dan berulang. Meskipun cacing kremi bukan masalah kesehatan serius, infeksi tersebut dapat menyebabkan beberapa gangguan.

Berikut adalah bahaya cacing kremi yang perlu diwaspadai:

1. Vulvovaginitis

Salah satu bahaya cacing kremi adalah terjadinya vulvovaginitis. Meski hal ini jarang terjadi, cacing kremi betina bisa bermigrasi dari anus ke vagina dan menyebabkan peradangan pada daerah vagina. Gejalanya termasuk iritasi dan keputihan yang tidak nyaman. Jika Anda mencurigai adanya vulvovaginitis, segera konsultasikan ke dokter.

2. Gangguan nutrisi

Cacing kremi dapat mengganggu penyerapan makanan dan menyebabkan hilangnya vitamin, protein, karbohidrat, dan lemak secara signifikan. Infeksi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

3. Usus luka

Cacing kremi dapat menyebabkan luka pada usus karena cacing dewasa membenamkan kepalanya pada dinding usus besar. Pada kasus infeksi berat, diare Anda dapat mengandung darah dan lendir. Cacing tambang juga dapat menembus kulit dan berpindah ke usus halus, jantung, dan paru-paru, menyebabkan perlukaan usus yang lebih dalam dan perdarahan yang lebih berat.

4. Gatal di sekitar anus

Cacing kremi sering keluar dari anus saat tidur. Dokter dapat menyarankan plester khusus yang ditempelkan di kulit sekitar anus setelah bangun tidur. Jika ditemukan telur cacing kremi, gatal di sekitar anus Anda kemungkinan disebabkan oleh cacing kremi.

5. Mudah menular

Meski cacing kremi berukuran kecil dan berada di usus besar, infeksi ini mudah menular. Telur cacing kremi dapat menimbulkan rasa gatal, terutama di daerah anus. Telur ini bisa menempel pada kuku, pakaian, handuk, dan seprai, sehingga dapat dengan mudah menular pada orang lain. Telur cacing dapat bertahan beberapa hari di tangan dan dapat pindah ke orang lain melalui kontak.

6. Kejang

Pada beberapa orang, cacing kremi tidak menunjukkan gejala khusus. Namun, pada kasus lainnya, cacing kremi dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, gangguan tidur, mual, dan radang usus buntu. Jika anak-anak mengalami kondisi ini, dapat menyebabkan kejang.

7. Radang saluran tuba

Cacing kremi dapat menyebabkan peradangan pada saluran tuba. Aktivitas cacing kremi di dalam tubuh dapat menyebabkan radang pada saluran tuba dan menyebabkan penumpukan cairan nanah di saluran tersebut. Cairan nanah ini dapat menyebabkan pembengkakan dan mempermudah penyebaran bakteri lain melalui pembuluh getah bening.

Mencegah dan Mengatasi Cacing Kremi

Selain mengetahui bahaya cacing kremi, penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak terkena infeksi cacing kremi. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan.
  • Memotong dan membersihkan kuku jari secara rutin.
  • Menghindari kebiasaan menggigit kuku.
  • Mengganti pakaian dalam setiap hari.
  • Membersihkan anus tiap pagi.
  • Tidak berbagi pakaian dan peralatan pribadi dengan orang lain.
  • Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi setiap hari.

Jika Anda sudah terinfeksi cacing kremi dan ingin mengeluarkannya, cara yang paling umum adalah dengan menggunakan obat oral anti-cacing seperti albendazole, mebendazole, atau pirantel pamoat. Sebelum mengonsumsi obat tersebut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

About The Author

Apakah Posisi Seks 69 Terbaik untuk Pasangan?

Chloramex: Fungsi, Dosis, Efek Samping, dll