Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

7 Bahaya Bulu Kucing dan Risiko Lain yang Wajib Diwaspadai

Myles Bannister

Memelihara kucing dapat sangat menyenangkan, namun jangan lupakan risikonya. Orang-orang sering berpikir bahwa bahaya terbesar dari memelihara kucing adalah bulunya. Apakah hal ini benar? Mari kita lihat beberapa bahaya bulu kucing dan risiko lain yang mungkin timbul:

Bahaya Bulu Kucing dan Risiko Lainnya

Kucing adalah anggota keluarga dan bisa menjadi teman yang menyenangkan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa memelihara kucing juga membawa risiko bagi kesehatan:

1. Penyakit Cakaran Kucing

Penyakit cakaran kucing disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae atau spesies Bartonella lainnya. Penyakit ini dapat ditularkan melalui cakaran atau jilatan kucing. Gejalanya termasuk benjolan dan demam.

2. Kurap

Kurap adalah infeksi jamur yang dapat ditularkan melalui kontak dengan kucing. Gejalanya termasuk kerontokan rambut dan kulit berkerak.

3. Toksoplasmosis

Toksoplasmosis adalah infeksi akibat parasit Toxoplasma gondii yang dapat ditularkan melalui kotoran kucing. Gejalanya dapat meliputi pembengkakan kelenjar dan nyeri otot.

4. Rabies

Rabies adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan hewan, termasuk kucing. Gejalanya termasuk demam, sakit kepala, dan kelemahan.

5. Infeksi MRSA

MRSA adalah bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Kucing dapat membawa bakteri ini dan menyebarkannya kepada manusia melalui sentuhan atau belaian.

6. Cacingan

Kucing dapat mengalami cacingan akibat menelan kutu yang membawa larva cacing. Infeksi ini jarang terjadi pada manusia.

7. Alergi

Manusia dapat mengalami alergi terhadap zat-zat seperti air liur, ketombe, atau urine kucing. Gejalanya bervariasi dari masalah pernapasan hingga anafilaksis.

Tips Terhindar dari Bahaya Bulu Kucing dan Risiko Lainnya

Untuk menghindari risiko-risiko tersebut, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:

  • Cuci tangan dengan rutin setelah bersentuhan dengan kucing atau membersihkan kotorannya.
  • Buang kotoran kucing dengan segera dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
  • Hindari goresan dan gigitan kucing. Jika digigit atau dicakar, bersihkan luka dengan sabun.
  • Pastikan kucing mendapatkan vaksin yang dibutuhkan dan periksakan kesehatannya secara rutin.

Meskipun ada risiko penyakit yang dapat ditularkan oleh kucing, kemungkinannya relatif kecil. Yang terpenting adalah menjaga kebersihan dan kesehatan Anda dan kucing Anda. Semoga informasi ini bermanfaat!

Referensi

  1. Anonim. 2019. Cats. https://www.cdc.gov/healthypets/pets/cats.html#tabs-1-2. (Diakses 11 Februari 2020).
  2. Levy, Sandra. 2014. Is Your Cat Endangering Your Health? https://www.healthline.com/health-news/allergies-cats-risk-to-health#1. (Diakses 11 Februari 2020).
  3. Villines, Zawn. 2018. Tips to manage cat allergies. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321120.php. (Diakses 11 Februari 2020).
  4. Whiteman, Honor. 2015. Pets: are you aware of the risks to human health? https://www.medicalnewstoday.com/articles/292829.php#1. (Diakses 11 Februari 2020).

About The Author

Operasi Ambeien: Tujuan, Prosedur, Jenis, Biaya, dll

Ramipril: Manfaat, Dosis, Efek Samping