Panggilan atau teks +62-0-274-37-0579

6 Penyebab Usus Buntu: dari Infeksi hingga Trauma

Myles Bannister

Terdapat beberapa kondisi yang bisa menyebabkan usus buntu. Radang usus buntu, juga dikenal sebagai penyakit usus buntu, adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu, kantong kecil yang menonjol dari usus besar. Usus buntu terletak di bagian bawah kanan perut. Radang usus buntu umum terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.

Penyebab Usus Buntu

Penyebab usus buntu sering kali tidak diketahui. Menurut para ahli kesehatan, radang usus buntu disebabkan oleh penyumbatan usus buntu. Penyumbatan ini kemudian menyebabkan infeksi dan munculnya gejala-gejala usus buntu.

Berikut adalah beberapa penyebab usus buntu:

1. Penumpukan Kotoran

Penyebab usus buntu pertama adalah penumpukan kotoran yang menyumbat usus buntu.

Terkadang tinja bisa membentuk batu kecil yang disebut fecalith, dan batu ini bisa menyebabkan penyumbatan pada usus buntu. Setelah itu, usus buntu akan kesulitan untuk mengosongkan lendir dan cairan yang diproduksinya.

Tekanan dalam usus buntu kemudian meningkat dan menyebabkan pembengkakan serta peningkatan jumlah bakteri dalam usus buntu, yang kemudian menyebabkan peradangan.

2. Infeksi Saluran Pencernaan

Penyebab usus buntu selanjutnya adalah infeksi saluran pencernaan yang menyebar hingga ke usus buntu.

Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Infeksi yang menyebar hingga ke usus buntu kemudian menyebabkan infeksi sekunder yang memicu peradangan pada usus buntu.

3. Parasit

Parasit dalam saluran pencernaan atau cacing juga bisa menyebabkan radang usus buntu.

Pada kasus akut radang usus buntu akibat parasit, tindakan pembedahan saja kemungkinan tidak cukup untuk pengobatan. Pasien harus dievaluasi kembali agar parasit tersebut bisa dibersihkan sepenuhnya dari saluran pencernaan.

5. Tumor

Kanker yang tumbuh di lambung atau usus besar bisa menyebar hingga ke usus buntu.

Kondisi ini juga bisa menjadi salah satu penyebab radang usus buntu, meskipun jarang terjadi. Selain perawatan untuk radang usus buntu, penderita juga membutuhkan perawatan untuk kanker atau tumor di saluran pencernaan.

6. Cedera Traumatis

Cedera traumatis juga bisa menjadi penyebab usus buntu, meskipun jarang terjadi.

Cedera perut yang terjadi bisa disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, jatuh, penyerangan, atau kecelakaan lainnya. Gejala usus buntu akibat cedera traumatis bisa meliputi sakit perut, mual, muntah, dan bahkan anoreksia.

Jika Anda mengalami cedera pada perut bagian kanan bawah dan mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera lakukan tes pencitraan untuk memastikan kondisi usus buntu.

Faktor Risiko Usus Buntu

Radang usus buntu dapat menyerang siapa saja. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena usus buntu, dan faktor-faktor ini perlu diperhatikan.

Berikut adalah beberapa faktor risiko penyebab usus buntu yang perlu diwaspadai:

1. Usia

Faktor risiko penyebab usus buntu pertama adalah usia.

Radang usus buntu dapat menyerang orang dewasa, anak-anak, maupun lansia. Namun menurut para ahli kesehatan, kondisi ini paling sering terjadi pada orang berusia antara 15 hingga 30 tahun.

2. Jenis Kelamin Pria

Selain faktor usia, jenis kelamin juga memengaruhi risiko usus buntu.

Kasus radang usus buntu pada pria usia remaja dan dewasa muda lebih banyak terjadi dibandingkan dengan perempuan, dengan perbandingan 3:2. Sedangkan kasus radang usus buntu pada pria dewasa kira-kira 1,4 kali lebih banyak dibandingkan wanita.

Meskipun demikian, jumlah tindakan operasi usus buntu pada pria dan wanita kurang lebih sama, karena ada sebagian kasus radang usus buntu yang bisa diatasi tanpa operasi.

3. Riwayat Keluarga

Radang usus buntu bukan penyakit yang diturunkan atau ditularkan.

Meskipun begitu, seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi. Orang yang memiliki anggota keluarga dengan radang usus buntu akut memiliki risiko 3 kali lebih tinggi terkena kondisi ini.

4. Fibrosis Kistik

Fibrosis kistik adalah penyakit genetik progresif yang mempengaruhi lendir dalam tubuh dan menyebabkan sumbatan di beberapa saluran tubuh. Kondisi ini bisa menjadi salah satu faktor risiko penyebab usus buntu pada anak-anak.

5. Pola Makan Rendah Serat

Faktor risiko penyebab usus buntu terakhir adalah asupan makanan rendah serat.

Meskipun belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa diet rendah serat menyebabkan radang usus buntu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.

Pencegahan Radang Usus Buntu

Tidak ada cara pasti untuk mencegah radang usus buntu. Namun, mengonsumsi makanan yang kaya serat dapat membantu menurunkan risiko radang usus buntu, karena penyakit ini jarang terjadi di negara-negara dengan pola makan tinggi serat.

Mengonsumsi makanan kaya serat juga membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan secara keseluruhan. Beberapa contoh makanan tinggi serat yang disarankan adalah:

  • Buah-buahan
  • Sayuran
  • Kacang-kacangan seperti kacang kapri dan kacang polong
  • Sereal seperti oatmeal, beras merah, gandum utuh, dan biji-bijian lainnya

Konsumsi serat juga harus seimbang dengan nutrisi lainnya agar sistem pencernaan tetap sehat.

Perlu diingat bahwa radang usus buntu umumnya membutuhkan tindakan pembedahan segera. Gejala awalnya seringkali mirip dengan masalah perut lainnya, sehingga bisa sulit terdeteksi. Apabila Anda mengalami keluhan pada saluran pencernaan, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisi Anda.

Tes pencitraan seperti USG perut atau CT scan mungkin akan disarankan jika dokter mencurigai adanya radang usus buntu. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai langkah perawatan selanjutnya yang harus dilakukan.

Referensi

  1. APSA. 2016. Acute (Early) Appendicitis. https://eapsa.org/parents/learn-about-a-condition/a-e/acute-(early)-appendicitis/. (Diakses 15 November 2019).
  2. Cancer.Net. 2018. Appendix Cancer: Introduction. https://www.cancer.net/cancer-types/appendix-cancer/introduction. (Diakses 15 November 2019).
  3. Craig, Sandy. 2018. Is appendicitis more common in males or females? https://www.medscape.com/answers/773895-14428/is-appendicitis-more-common-in-males-or-females. (Diakses 15 November 2019).
  4. E, Ergul. 2007. Heredity and familial tendency of acute appendicitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18265855. (Diakses 15 November 2019).
  5. Ilhan, Enver. 2013. Do intestinal parasitic infestations in patients with clinically acute appendicitis increase the rate of negative laparotomy? Analysis of 3863 cases from Turkey. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4027828/. (Diakses 15 November 2019).
  6. Lights, Verneda dan Elizabeth Boskey. 2019. Everything You Need to Know About Appendicitis. https://www.healthline.com/health/appendicitis#causes. (Diakses 15 November 2019).
  7. Mayo Clinic. 2019. Appendicitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/appendicitis/symptoms-causes/syc-20369543. (Diakses 15 November 2019).
  8. Toumi, Zaher dan lainnya. 2010. Systematic review of blunt abdominal trauma as a cause of acute appendicitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3182788/. (Diakses 15 November 2019).

About The Author

Sample Blog Post Three

5 Cara Memakai Serum Wajah (Jenis, Tips, dan Tahapan Skin Care)